Dalam sebuah kesempatan saya bertanya mengenai cara istinbat sehingga surat Al-Baqoroh 124 dijadikan sebagai dalil konsep Imamiyah. Seorang syiah bernama Ali Ridho Bin Yahya (Lihat Wallnya ke https://www.facebook.com/ali.ridhobinyahya?ref=ts )menjawab bahwa alsan mengapa ayat itu dijadikan dalil sebab didalamnya terdapat kata Imam. Katanya:“Dinamakan dalil konsep imamah karena disana terdapat kata imam”.
Jika demikian
Jika demikian
maka kita harus mengetahui apa yang dikehendaki dengan kata Imam dalam ayat tersebut dengan melihat arti kata Imam. Dalam kamus munawir hlm 40 di sebukan beberapa arti imam. Al imam dengan sigot jama' aimah artinya adalah pemimpin, orang yang diikuti, komandan perang, petunjuk jalan, kholifah, Al-Quran, jalan yang jelas Semua makna2 di atas terkumpul dalam tugas seorang nabi. Nabi adalah pemimpin yang di ikuti; komandan pasukan; penunjuk jalan; kholifah; pembawa kitab; dan manhaj( jalan ) yang jelas.
Jika kata Imam dalam Al-baqoroh 124 dimaknai nubuwah maka doa nabi Ibrohim terkabulkan. Banyak keturunan beliau yang menjadi Nabi. Dua anak beliau Ismail as dan Ishaq as adalah nabi. Ishaq memiliki anak bernama Ya'qub juga seorang nabi. Ya'qub memiliki gelar isroil kemudian keturunannya di sebut bani isroel. Alloh telah mengangkat ribuan nabi dari golonga mereka. Jadi Alloh telah menepati janji Nya. Akan tetapi pada gilirannya mereka melakukan banyak sekali kezoliman. Sebagai contoh, dijaman nabi musa mereka menyembah anak sapi. Di jaman nabi Isa as mereka mengingkari nubuwah nabi isa As.
Ketika baginda nabi di utus mereka telah merubah ajaran tauhid menjadi trinitas. Mereka juga mentembunyikan taurot dan injil tentang sifat2 baginda nabi SAW. Ini semua adalah bentuk kezoliman bani isroel. Karena itu Alloh memberikan janji Nya kepada keturunan nabi ibrohim dari garis ismail. Pepindahan nubuwah ini menjadikan bani isroel hasud kepada baginda nabi SAW dan semua keturunan ismail.
Oleh karena itu saya katakana bahwa yang dikehendaki dengan kata Imam dalam ayat tersebut adalah Nubuwah. Namun Ali Ridho bin Yahya menyebutnya sebagai imajinasi yang salah. Katanya: Silahkan berimajenasi sendiri ya akhi Qosim Ibn 'Aly dengan mengatakan nabi adalah pemimpin, ana hargai imajinasi ente walau salah.
Pada kesempatan yang lain saya bertanya apakah nabi bukan Imam (pemimpin)?. Seorang syiah bernama Tiara Satrie (Lihat Wallnya ke https://www.facebook.com/tiara.satrie ) menjawab bahwa nabi adalah Imam. Katanya: Tentu dong Nabi adalah Imam.
Jawaban dari Tiara Satrie ini sebenarnya sudah cukup bagi orang syiah untuk mengetahui apa yang dikehendaki kata Imam dalam Al-baqoroh 124. Akan tetapi entah karena kebodohannya atau kesombongannya mereka tetap tidak mau menerimanya. Seorang syiah bernama Muhsin (Lihat Wallnya ke https://www.facebook.com/mohsen.mousavi.543) berkilah dengan mengatakan kandungan yang terkandung dalam Quran itu sangat luas. Maka untuk memahami Quran kita harus melihat ayat-ayat secara keseluruhan. Katanya: Cakupan yang tercakup dalam Al-quran sangat luas. Penting mengamatinya secara utuh/ holistik..
Jika demikian seharusnya kita melihat ayat-ayat lain yang menjelaskan ayat tersebut. Mana kala kita melihat surat Al-ankabut 27 maka jelas ayat ini menjelaskan apa yang dikehendaki dengan kata Imam dalam Al-Baqoroh 124. Al Ankabut 27, artinya: “Dan Kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishak, dan Ya’qub, dan Kami jadikan kenabian dan Al Kitab pada keturunannya (Ibrohim)...”
Dalam ayat lain Alloh menyebut mereka sebagai Aimah (para Imam). Assajdah 24 artinya: “Dan dari mereka kami jadikan imam-imam yang meberi petunjuk…”
Juga Al-Anbiya: 73 artinya: “ Dan mereka kami jadikan sebagai imam imam yang member petunjuk…”
Jika Al-Baqoroh 124 dijadikan dalil konsep imamiyah yang mana para imam dalam konsep tersebut memiliki tugas yang berbeda dengan nabi maka konsekuwensi logisnya adalah setelah Nabi Ibrohim meninggal ada keturunan beliau yang menjadi Imam seperti imam dalam konsep imamiyah untuk meneruskan misi beliau. Maka lahirlah pertanyaan siapakah nama Imam yang meneruskan misi nabi Ibrohim?
Setelah sekian lama orang syiah tidak mampu menjawab pertanyaan tersebut ahirnya seorang syiah bernama Ali van Aba (Lihat Wallnya ke https://www.facebook.com/ali.vanaba) mengatakan bahwa imam setelah Nabi Ibrohim adalah Ismail. Katanya: “Saya menjawab Ba'da nabi ibrahim adalah ismail”.
Jawaban ini membuktikan bahwa yang dikehendaki dengan Imam dalam Al-Baqoroh 124 adalah Nubuwah. Bukan Imam sebagaimana yang ada dalam konsep Imamiyah. Dengan demikian jelaslah bahwa Al-Baqoroh 124 bukanlah dalil konsep Imamiyah melainkan dalil bahwa derajat Nubuwah akan disandangkan pada keturunan Nabi Ibrohim. Maka tidak heran jika beliau disebut sebagai ayahnya para Nabi.
Jika kata Imam dalam Al-baqoroh 124 dimaknai nubuwah maka doa nabi Ibrohim terkabulkan. Banyak keturunan beliau yang menjadi Nabi. Dua anak beliau Ismail as dan Ishaq as adalah nabi. Ishaq memiliki anak bernama Ya'qub juga seorang nabi. Ya'qub memiliki gelar isroil kemudian keturunannya di sebut bani isroel. Alloh telah mengangkat ribuan nabi dari golonga mereka. Jadi Alloh telah menepati janji Nya. Akan tetapi pada gilirannya mereka melakukan banyak sekali kezoliman. Sebagai contoh, dijaman nabi musa mereka menyembah anak sapi. Di jaman nabi Isa as mereka mengingkari nubuwah nabi isa As.
Ketika baginda nabi di utus mereka telah merubah ajaran tauhid menjadi trinitas. Mereka juga mentembunyikan taurot dan injil tentang sifat2 baginda nabi SAW. Ini semua adalah bentuk kezoliman bani isroel. Karena itu Alloh memberikan janji Nya kepada keturunan nabi ibrohim dari garis ismail. Pepindahan nubuwah ini menjadikan bani isroel hasud kepada baginda nabi SAW dan semua keturunan ismail.
Oleh karena itu saya katakana bahwa yang dikehendaki dengan kata Imam dalam ayat tersebut adalah Nubuwah. Namun Ali Ridho bin Yahya menyebutnya sebagai imajinasi yang salah. Katanya: Silahkan berimajenasi sendiri ya akhi Qosim Ibn 'Aly dengan mengatakan nabi adalah pemimpin, ana hargai imajinasi ente walau salah.
Pada kesempatan yang lain saya bertanya apakah nabi bukan Imam (pemimpin)?. Seorang syiah bernama Tiara Satrie (Lihat Wallnya ke https://www.facebook.com/tiara.satrie ) menjawab bahwa nabi adalah Imam. Katanya: Tentu dong Nabi adalah Imam.
Jawaban dari Tiara Satrie ini sebenarnya sudah cukup bagi orang syiah untuk mengetahui apa yang dikehendaki kata Imam dalam Al-baqoroh 124. Akan tetapi entah karena kebodohannya atau kesombongannya mereka tetap tidak mau menerimanya. Seorang syiah bernama Muhsin (Lihat Wallnya ke https://www.facebook.com/mohsen.mousavi.543) berkilah dengan mengatakan kandungan yang terkandung dalam Quran itu sangat luas. Maka untuk memahami Quran kita harus melihat ayat-ayat secara keseluruhan. Katanya: Cakupan yang tercakup dalam Al-quran sangat luas. Penting mengamatinya secara utuh/ holistik..
Jika demikian seharusnya kita melihat ayat-ayat lain yang menjelaskan ayat tersebut. Mana kala kita melihat surat Al-ankabut 27 maka jelas ayat ini menjelaskan apa yang dikehendaki dengan kata Imam dalam Al-Baqoroh 124. Al Ankabut 27, artinya: “Dan Kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishak, dan Ya’qub, dan Kami jadikan kenabian dan Al Kitab pada keturunannya (Ibrohim)...”
Dalam ayat lain Alloh menyebut mereka sebagai Aimah (para Imam). Assajdah 24 artinya: “Dan dari mereka kami jadikan imam-imam yang meberi petunjuk…”
Juga Al-Anbiya: 73 artinya: “ Dan mereka kami jadikan sebagai imam imam yang member petunjuk…”
Jika Al-Baqoroh 124 dijadikan dalil konsep imamiyah yang mana para imam dalam konsep tersebut memiliki tugas yang berbeda dengan nabi maka konsekuwensi logisnya adalah setelah Nabi Ibrohim meninggal ada keturunan beliau yang menjadi Imam seperti imam dalam konsep imamiyah untuk meneruskan misi beliau. Maka lahirlah pertanyaan siapakah nama Imam yang meneruskan misi nabi Ibrohim?
Setelah sekian lama orang syiah tidak mampu menjawab pertanyaan tersebut ahirnya seorang syiah bernama Ali van Aba (Lihat Wallnya ke https://www.facebook.com/ali.vanaba) mengatakan bahwa imam setelah Nabi Ibrohim adalah Ismail. Katanya: “Saya menjawab Ba'da nabi ibrahim adalah ismail”.
Jawaban ini membuktikan bahwa yang dikehendaki dengan Imam dalam Al-Baqoroh 124 adalah Nubuwah. Bukan Imam sebagaimana yang ada dalam konsep Imamiyah. Dengan demikian jelaslah bahwa Al-Baqoroh 124 bukanlah dalil konsep Imamiyah melainkan dalil bahwa derajat Nubuwah akan disandangkan pada keturunan Nabi Ibrohim. Maka tidak heran jika beliau disebut sebagai ayahnya para Nabi.
NB; Lihat Screen Shot berikut dengan mengikuti tanda panah perwarna ungu.