tag:blogger.com,1999:blog-7216202562258205322024-02-19T14:09:47.638-08:00SYIAH DAJJALInsya Alloh Kita akan bongkar kebohongan2 syiah di sini.Qosim Ibn 'Alyhttp://www.blogger.com/profile/12676595207151791229noreply@blogger.comBlogger27125tag:blogger.com,1999:blog-721620256225820532.post-29441281392083549062012-09-15T08:24:00.001-07:002012-09-15T08:25:58.080-07:00KENISCAYAAN RUNTUHNYA KONSEP IMAMIYAH SYIAH 12<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span aria-live="polite" class="fbPhotosPhotoCaption" id="fbPhotoSnowliftCaption" style="background-color: white; color: #333333; display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; outline: none; width: auto;" tabindex="0"><span class="hasCaption"></span></span><br />
<div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_50549b13d343c9019690565" style="display: inline;">
Dalam sebuah kesempatan saya bertanya mengenai cara istinbat sehingga surat Al-Baqoroh 124 dijadikan sebagai dalil konsep Imamiyah. Seorang syiah bernama Ali Ridho Bin Yahya (Lihat Wallnya ke <a href="https://www.facebook.com/ali.ridhobinyahya?ref=ts" target="_blank">https://www.facebook.com/ali.ridhobinyahya?ref=ts</a> )menjawab bahwa alsan mengapa ayat itu dijadikan dalil sebab didalamnya terdapat kata Imam. Katanya:“Dinamakan dalil konsep imamah karena disana terdapat kata imam”.<br />
Jika demikian<br />
<div class="text_exposed_show" style="display: inline;">
maka kita harus mengetahui apa yang dikehendaki dengan kata Imam dalam ayat tersebut dengan melihat arti kata Imam. Dalam kamus munawir hlm 40 di sebukan beberapa arti imam. Al imam dengan sigot jama' aimah artinya adalah pemimpin, orang yang diikuti, komandan perang, petunjuk jalan, kholifah, Al-Quran, jalan yang jelas Semua makna2 di atas terkumpul dalam tugas seorang nabi. Nabi adalah pemimpin yang di ikuti; komandan pasukan; penunjuk jalan; kholifah; pembawa kitab; dan manhaj( jalan ) yang jelas.<br />
Jika kata Imam dalam Al-baqoroh 124 dimaknai nubuwah maka doa nabi Ibrohim terkabulkan. Banyak keturunan beliau yang menjadi Nabi. Dua anak beliau Ismail as dan Ishaq as adalah nabi. Ishaq memiliki anak bernama Ya'qub juga seorang nabi. Ya'qub memiliki gelar isroil kemudian keturunannya di sebut bani isroel. Alloh telah mengangkat ribuan nabi dari golonga mereka. Jadi Alloh telah menepati janji Nya. Akan tetapi pada gilirannya mereka melakukan banyak sekali kezoliman. Sebagai contoh, dijaman nabi musa mereka menyembah anak sapi. Di jaman nabi Isa as mereka mengingkari nubuwah nabi isa As.<br />
Ketika baginda nabi di utus mereka telah merubah ajaran tauhid menjadi trinitas. Mereka juga mentembunyikan taurot dan injil tentang sifat2 baginda nabi SAW. Ini semua adalah bentuk kezoliman bani isroel. Karena itu Alloh memberikan janji Nya kepada keturunan nabi ibrohim dari garis ismail. Pepindahan nubuwah ini menjadikan bani isroel hasud kepada baginda nabi SAW dan semua keturunan ismail.<br />
Oleh karena itu saya katakana bahwa yang dikehendaki dengan kata Imam dalam ayat tersebut adalah Nubuwah. Namun Ali Ridho bin Yahya menyebutnya sebagai imajinasi yang salah. Katanya: Silahkan berimajenasi sendiri ya akhi Qosim Ibn 'Aly dengan mengatakan nabi adalah pemimpin, ana hargai imajinasi ente walau salah.<br />
Pada kesempatan yang lain saya bertanya apakah nabi bukan Imam (pemimpin)?. Seorang syiah bernama Tiara Satrie (Lihat Wallnya ke <a href="https://www.facebook.com/tiara.satrie" target="_blank">https://www.facebook.com/tiara.satrie</a> ) menjawab bahwa nabi adalah Imam. Katanya: Tentu dong Nabi adalah Imam.<br />
Jawaban dari Tiara Satrie ini sebenarnya sudah cukup bagi orang syiah untuk mengetahui apa yang dikehendaki kata Imam dalam Al-baqoroh 124. Akan tetapi entah karena kebodohannya atau kesombongannya mereka tetap tidak mau menerimanya. Seorang syiah bernama Muhsin (Lihat Wallnya ke <a href="https://www.facebook.com/mohsen.mousavi.543" target="_blank">https://www.facebook.com/mohsen.mousavi.543</a>) berkilah dengan mengatakan kandungan yang terkandung dalam Quran itu sangat luas. Maka untuk memahami Quran kita harus melihat ayat-ayat secara keseluruhan. Katanya: Cakupan yang tercakup dalam Al-quran sangat luas. Penting mengamatinya secara utuh/ holistik..<br />
Jika demikian seharusnya kita melihat ayat-ayat lain yang menjelaskan ayat tersebut. Mana kala kita melihat surat Al-ankabut 27 maka jelas ayat ini menjelaskan apa yang dikehendaki dengan kata Imam dalam Al-Baqoroh 124. Al Ankabut 27, artinya: “Dan Kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishak, dan Ya’qub, dan Kami jadikan kenabian dan Al Kitab pada keturunannya (Ibrohim)...”<br />
Dalam ayat lain Alloh menyebut mereka sebagai Aimah (para Imam). Assajdah 24 artinya: “Dan dari mereka kami jadikan imam-imam yang meberi petunjuk…”<br />
Juga Al-Anbiya: 73 artinya: “ Dan mereka kami jadikan sebagai imam imam yang member petunjuk…”<br />
Jika Al-Baqoroh 124 dijadikan dalil konsep imamiyah yang mana para imam dalam konsep tersebut memiliki tugas yang berbeda dengan nabi maka konsekuwensi logisnya adalah setelah Nabi Ibrohim meninggal ada keturunan beliau yang menjadi Imam seperti imam dalam konsep imamiyah untuk meneruskan misi beliau. Maka lahirlah pertanyaan siapakah nama Imam yang meneruskan misi nabi Ibrohim?<br />
Setelah sekian lama orang syiah tidak mampu menjawab pertanyaan tersebut ahirnya seorang syiah bernama Ali van Aba (Lihat Wallnya ke <a href="https://www.facebook.com/ali.vanaba" target="_blank">https://www.facebook.com/ali.vanaba</a>) mengatakan bahwa imam setelah Nabi Ibrohim adalah Ismail. Katanya: “Saya menjawab Ba'da nabi ibrahim adalah ismail”.<br />
Jawaban ini membuktikan bahwa yang dikehendaki dengan Imam dalam Al-Baqoroh 124 adalah Nubuwah. Bukan Imam sebagaimana yang ada dalam konsep Imamiyah. Dengan demikian jelaslah bahwa Al-Baqoroh 124 bukanlah dalil konsep Imamiyah melainkan dalil bahwa derajat Nubuwah akan disandangkan pada keturunan Nabi Ibrohim. Maka tidak heran jika beliau disebut sebagai ayahnya para Nabi.</div>
</div>
<br />
NB; Lihat Screen Shot berikut dengan mengikuti tanda panah perwarna ungu.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTPryR3gp8mwvh_adasETwZ9jcPEjDHkl2scCKtGy1bsTWj9iXamJlPXZAnsNodGLQ88IjjoO-uB3DEmwVmrZz8oUX9zxiOkr_uTdNYM_lB2hVDFCo4wbA_C4OGhKqGM0OnSv9-2f8jCc/s1600/2012-09-15_1638.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTPryR3gp8mwvh_adasETwZ9jcPEjDHkl2scCKtGy1bsTWj9iXamJlPXZAnsNodGLQ88IjjoO-uB3DEmwVmrZz8oUX9zxiOkr_uTdNYM_lB2hVDFCo4wbA_C4OGhKqGM0OnSv9-2f8jCc/s320/2012-09-15_1638.png" width="281" /></a></div>
<br /></div>
Qosim Ibn 'Alyhttp://www.blogger.com/profile/12676595207151791229noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-721620256225820532.post-49349195335333071852012-02-04T20:07:00.001-08:002012-02-04T20:07:34.144-08:00Ketololan Syiah.Kata seorang ayatulloh syiah oon 12,Yswadie Scholnix SAHABAT YG DIIKUTI OLEH SUNNI MURTAD! ____________________________________ Rasulullah.saw bersabda “........ Dan sesungguhnya orang2 diantara SAHABATKU dikelompokkan ke dalam golongan kiri, lalu aku katakan “MEREKA SAHABATKU.....MEREKA SAHABATKU.....!” Kemudian dikatakan kepadaku “Sepeninggalanmu MEREKA MURTAD dari aqidah mereka” ......... [HR.Bukhari, Kitab Ahaaditsu al-Anbiyaa, No.3349]20 jam yang lalu · Suka
=========================================
=========================================
Qosim Ibn 'Aly menjawab:
Saudara2 kaum Muslimin Rahimakumulloh!
Apa yg di katakan oleh spesies syiah di atas adalah wujud kebencian mereka kepada Islam. Padahal islam sudah sangat baik kepada mereka. Salah satu ulama' Islam mengajak ulama2 dunia untuk bersatu. Ahirnya terbentuklah risalah oman yg isinya agar islam dan syiah saling menghormati. Namun syiah melanggar kesepakatan itu. Syiah tetap saja menghina tokoh2 islam. Apapun akan mereka lakukan termasuk memelintir makna Hadits.
Tema kita kali ini adalah Siapakah sahabat Nabi yg murtad?
Sebelumnya mari kita cari tahu arti sahabat. Sahabat secara Istilah adalah orang2 beriman yg bertemu Nabi dan mati dalam keadaan Iman. Istilah ini baru muncul setelah Nabi meninggal. Dengan kata lain di jaman Nabi istilah belum ada. Maka kata sahabat yg di kehendaki oleh hadits adalah sahabat secara bahasa.Sahabat secara bahasa berarti Al mulazim. Kalo kita terjemahkan maka al mulazim berarti pengikut.( Mu'jam mufrodati alfazil quran hlm 308. Adabul katib hlm 180. Ishlahil Mantiq hlm 400. Khozanatul adab Juz 8 hlm 210. Lisanul Arob volun shod. al mu'jam alwasit volum shod. Kamus munawir hlm 1266).
Rosululloh Saw bersabda:MEREKA SAHABATKU....yg di maksud adalah sahabat atau pengikut Nabi ketika Nabi Masih Hidup. Setelah Nabi meninggal sebagian mereka ada yg Murtad; ada yg kembali menjadi musyrik, ada yg mengikuti musailamah al kadzab dan ada yg menolak membayar zakat. Mereka kemudian di perangi oleh sahabat Nabi yg tidak murtad, seperti, Abu bakar, Umar, Ustman, Aly dan kaum Muhajir serta Ansor.(Kanzul Umal juz 3 hlm 142. Al bidayah juz 6 hlm 310).
Dari realitas sejarah di atas dapat di ketahui bahwa sahabat/ pengikut nabi ada yg murtad sepeninggalan Nabi.Oleh karena itu Rasulullah.saw bersabda “........ Dan sesungguhnya orang2 diantara SAHABATKU dikelompokkan ke dalam golongan kiri, lalu aku katakan “MEREKA SAHABATKU.....MEREKA SAHABATKU.....!” Kemudian dikatakan kepadaku “Sepeninggalanmu MEREKA MURTAD dari aqidah mereka” ......... [HR.Bukhari, Kitab Ahaaditsu al-Anbiyaa, No.3349]. Hadis ini benar, sebab setelah Nabi meninggal ada pengikutnya yang murtad.
Namun Ada sahabat nabi yg memerangi mereka. Oleh karena itu Rosululloh Saw bersabda:
Sesungguhnya Allah telah memilih sahabat-sahabat untuk ku, Dia menjadikan mereka sebagai sahabat-sahabatku, mertua-mertuaku dan menantu-menantuku. Nanti akan muncul satu golongan selepas aku akan memburuk-buruk dan memaki hamun mereka.Sekiranya kamu menemui mereka, janganlah kamu mengawini mereka, janganlah kamu makan dan minum bersama mereka, janganlah kamu berjemaah bersama mereka dan jangan kamu menyembahyangkan jenazah mereka. [Ali al-Muttaqi, Kanz al-‘Ummal, jil 11, m.s : 540 ].
Dalam hadits ini yg di maksud dg sahabat2 ku adalah kaum Muhajir dan Ansor. Yang di maksud Mertuaku adalah Abu Bakar dan Umar. Dan Yang di maksud menantuku Adalah Usman Dan Aly Rodiyalloh 'anhum.
Melihat realitas ini, Ulama ahlu sunah membuat takrif tentang sahabat Nabi, yaitu oang2 yg beriman yg bertemu Nabi dan mati dalam keadaan Iman.Kaum Muhajir dan Ansor di bawah kepemimpinan Abu bakar memerangi mereka yg Murtad. Itulah sahabat2 nabi yg di ikuti oleh orang islam.
Pertanyaannya:dari dua macam sahabat nabi di atas, Siapakah yang di ikuti oleh syiah oon 12?.Qosim Ibn 'Alyhttp://www.blogger.com/profile/12676595207151791229noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-721620256225820532.post-38211988896653534102012-02-04T20:04:00.001-08:002012-02-04T20:04:38.936-08:00SYIAH PERCAYA AL-QUR'AN? (Tanggapan untuk Kebohongan Haidar Bagir dalam Harian Republika 27 Januari 2012)SYIAH PERCAYA AL-QUR'AN?
(Tanggapan untuk Kebohongan Haidar Bagir dalam Harian Republika 27 Januari 2012)
Ir Haidar Bagir adalah Presiden Direktur Penerbit MIZAN, sebuah penerbit yang bergerak dalam menerbitkan buku-buku Syiah dan orang-orang yang dekat dengan Syiah. Haidar Bagir, meskipun menjadi pengikut Syiah sejak lama, tepatnya sejak Syiah baru masuk ke Indonesia, dan penerbitnya banyak menerbitkan buku-buku Syiah, ia tetap saja menjadi orang Syiah yang tidak mengerti Syiah. Bagaikan ayam mati kelaparan di dalam lumbung padi. Tetapi meskipun ia tidak mengerti Syiah, ia selalu ingin tampil seolah-olah faham betul semua ajaran Syiah, dan bahkan ajaran Sunni yang tidak banyak dipelajarinya.
Dalam catatan opini di harian Republika 27 Januari 2012 dan beberapa hari sebelumnya, Haidar Bagir menulis sebuah opini yang tidak ilmiah dan menjadi bahan tertawaan para pakar keislaman di tanah air. Pasalnya, dalam catatan tersebut, Haidar Bagir berupaya melabelkan ideologi terjadinya tahrif al-Qur’an terhadap kaum Sunni, dengan sengaja atau tidak sengaja, berangkat dari pemahaman atau karena tidak paham, mengutip riwayat-riwayat yang terdapat dalam bab nasikh mansukh dalam kitab-kitab ilmu Tafsir dan Tafsir kaum Sunni seperti al-Itqan karya as-Suyuthi, Tafsir Ibnu Katsir, al-Qurthubi dan lain-lain.
Sebagaimana telah dimaklumi oleh para siswa pada tingkat tsanawiyah di kalangan kaum Sunni, bahwa teori nasikh mansukh itu adalah terjadinya penghapusan terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang dilakukan oleh Tuhan sendiri terhadap ayat-ayat yang telah selesai masa berlakunya. Dalam hal ini, ayat-ayat yang dimansukh, baik dari segi hukum maupun bacaannya, dihapus dalam mushhaf al-Qur’an, bukan atas inisiatif manusia, akan tetapi semata-mata kehendak Allah yang menurunkan al-Qur’an. Tentu saja hal ini berbeda dengan prinsip dan keyakinan terjadinya tahrif al-Qur’an di kalangan Syiah Imamiyah, yang secara terus terang Syiah meyakini bahwa al-Qur’an yang ada sekarang tidak lengkap, dan telah dipalsu oleh manusia.
Akan tetapi, karena keyakinan tahrif al-Qur’an ini menjadi bumerang bagi penganut Syiah sendiri, dan menurunkan rasa percaya diri mereka secara drastis untuk mengaku sebagai seorang Muslim, tidak terkecuali Haidar Bagir, Syiah berupaya menepis ideologi tahrif al-Qur’an tersebut dengan dua cara.
Pertama, dengan menyatakan bahwa tahrif al-Qur’an di kalangan Syiah hanya terdapat dalam riwayat-riwayat lemah yang tidak menjadi keyakinan Syiah secara resmi. Tentu saja, dalam hal ini Syiah sulit sekali menyikapinya ketika dihadapkan dengan kenyataan bahwa para ulama Syiah sejak masa mutaqaddimin, seperti al-Kulaini, al-Thusi, Ibnu Babawaih, al-Jazairi, al-Majlisi, sampai yang muta’akhkhirin seperti seperti al-Khau’i dan Khumaini, secara terus terang mengakui kepalsuan al-Qur’an yang ada sekarang.
Kedua, Syiah berupaya melabelkan fitnah ideologi tahrif al-Qur’an terhadap kaum Sunni, dengan mengutip ayat-ayat yang telah dimansukh oleh Allah sendiri, ke dalam wilayah tahrif versi Syiah. Tentu saja dalam hal ini, Syiah hanya menjadi bahan tertawaan kaum pelajar dari kalangan Sunni, karena tidak bisa membedakan antara makna tahrif dan mansukh. Hal ini seperti yang dilakukan oleh Haidar Bagir, tokoh Syiah terkemuka dari Bandung. Berikut tanggapan kami terhadap tulisan Haidar Bagir, yang membuat pembaca tertawa karena lucu.
HAIDAR BAQIR BERKATA:
“Pertama, mengenai adanya pendapat di kalangan Ahlusu nah yang menyata kan bahwa Alquran yang kita miliki sekarang tidak lengkap. Pandangan ini--sekali lagi saya tegaskan, sudah tentu tak mewakili sikap Ahlusunah--, juga terdapat pada kitab-kitab hadis sahih maupun kitab-kitab standar Sunni yang posisinya sama kuat dibanding kitab hadis Syiah yang menukil pandangan sejenis.”
TANGGAPAN:
Ada perbedaan antara kutipan kaum Sunni dari kitab-kitab Syiah yang memang secara tegas dan tanpa tedeng aling-aling menyatakan terjadinya tahrif (distorsi) dalam al-Qur’an yang ada sekarang, dan kutipan orang-orang Syiah seperti Haidar Bagir dari kitab-kitab Sunni, yang sama sekali tidak berkaitan dengan tahrif. Perlu diketahui, bahwa tahrif itu artinya suatu perubahan terhadap teks al-Qur’an yang dilakukan oleh manusia. Sementara bukti-butki yang dikutip dari kitab-kitab Sunni oleh Haidar Bagir, justru terkait dengan ayat-ayat nasikh dan mansukh. Dalam hal nasikh mansukh, yang melakukan penghapusan itu justru Tuhan sendiri, sebagaimana ditegaskan dalam ayat al-Qur’an, “ma nansakh min ayatin aw nunsiha na’ti bikhorin minha au mitsliha”.
HAIDAR BAGIR MENULIS:
Berikut ini sebagian di antaranya yang belum disebut Saudara Fahmi Salim.
Diriwayatkan dalam, antara lain, Shahih Bukhari, bab “Syahadah“ berbunyi, “ind al-hakim fi wilayah al-Qadha“, dan dinukil dalam Al-Itqan karya Imam Suyuthi dan Tafsir Ibnu Katsir, bahwa Sayidina Umar bin Khattab mengatakan, “Apabila bukan karena orang-orang akan mengatakan bahwa Umar menambah nambah ayat ke dalam Kitabullah, akan aku tulis ayat rajam dengan tanganku sendiri.“ Bahkan, dalam Al-Itqan dan beberapa kitab lain disebutkan bahwa ayat rajam yang hilang itu berbunyi, “Idza zana syaikhu wa syaikhatu farjumuhuma al-battatan nakalan minallah, wallahu `azizun hakim.“
TANGGAPAN:
Di sini jelas sekali adanya intervensi dari saudara Haidar Bagir terhadap pernyataan Khalifah Umar terkaita ayat rajam. Para ulama seperti al-Imam as-Suyuthi mengutip pernyataan Umar tersebut dalam konteks penjelasan ayat yang dimansukh secara tilawah (bacaan), tetapi tetap berlaku secara hukum.
Ayat rajam yang dikutip oleh Haidar Bagir tersebut termasuk ayat yang telah dimansukh secara tilawah tetapi hukumnya tetap berlaku. Hal ini telah dijelaskan oleh para ulama dalam kitab-kitab Tafsir, termasuk Tafsir Ibnu Katsir dan al-Itqan, yang menjadi rujukan Haidar Bagir. Atau Haidar Bagir tidak merujuk secara langsung. Ia hanya merujuk dari kitab-kitab Syiah yang banyak berbohong dalam mengutip dari kitab-kitab Sunni. Realita bahwa ayat rajam telah di-mansukh secara tilawah juga telah diperkuat dengan riwayat Abu Ya’la yang dikutip dalam Tafsir Ibnu Katsir bahwa ketika ada seorang sahabat meminta kepada Nabi SAW untuk menuliskan ayat rajam, beliau tidak berkenan. Tentu karena ayat tersebut telah dimansukh.
hAIDAR BAGIR BERKATA:
Selain hadis tentang ayat Alquran dalam simpanan Siti Aisyah yang hilang itu, terdapat pula riwayat dalam Musnad Ahmad dan dinukil dalam Al-Itqan karya Imam Suyuthi bahwa Siti Aisyah mengatakan, “Pada masa Nabi, surah al-Ahzab dibaca sebanyak 200 ayat, tetapi ketika Usman menulis mushaf, ia tidak bisa mendapatkannya kecuali yang ada sekarang.“ Seperti kita ketahui bahwa surah al-Ahzab yang ada di mushaf sekarang ini adalah 73 ayat. Berarti menurut riwayat itu ada 127 ayat yang hilang dari surah ini.
TANGGAPAN:
Riwayat di atas tidak ada dalam Musnad Ahmad, sebagaimana yang diklaim oleh Haidar Bagir. As-Suyuthi menukilnya dari Fadha’il al-Qur’an karya Abu ‘Ubaid, dalam bab ayat-ayat yang telah dimansukh. Di sisi lain, dalam sanad hadits di atas terdapat perawi yang bernama Ibnu Lahi’ah, yang haditsnya didha’ifkan oleh para ulama. Dan seandainya hadits tersebut shahih, maka maknanya tidak berkaitan dengan tahrif al-Qur’an seperti yang dipahami oleh Haidar Bagir, dimana tahrif itu terjadi melalui intervensi tangan manusia. Dalam redaksi hadits tersebut tertulis, “falamma kataba ‘Utsman al-Mashahif, lam yaqdir minha illa ma huwa ‘alaihi al-an (ketika Utsman menulis banyak mushhaf, beliau tidak mampu menulis kecuali yang ada sekarang).” Kata tidak mampu, atau lam yaqdir dalam redaksi hadits di atas, oleh Haidar Bagir diartikan pada ketidakmampuan secara hissi (fisik) dengan artian bahw ayat-ayat tersebut telah hilang. Tentu saja ini pengertian yang keliru. Karena yang dimaksud lam yaqdir atau tidak mampu dalam hadits tersebut, adalah tidak mampu secara syar’i dalam artian ayat-ayat tersebut telah dimansukh oleh syara’ sendiri.
HAIDAR BAGIR BERKATA:
Sejalan dengan itu, Tafsir alQurthubi menukilkan hadis dari Ubay bin Ka'b yang menyebut jumlah ayat dalam surah yang sama adalah 286.
TANGGAPAN:
Terjemahan di atas tidak sesuai dengan redaksi yang asli dalam al-Itqan maupun Tafsir al-Qurthubi. Aslinya, Ubay bin Ka’ab bertanya kepada Zirr, “Berapa ayat jumlah surat al-Ahzab?” Zir menjawab: “73 ayat”. Ubay berkata: “Sebenarnya jumlah ayat al-Ahzab sama dengan surat al-Baqarah atau lebih panjang.” Hanya saja, karena surat al-Baqarah jumlah ayatnya 286, oleh Haidar Bagir, disimpulkan bahwa surat al-Ahzab juga 286. Para ulama, seperti al-Qurthubi dalam Tafsirnya dan al-Suyuthi dalam al-Itqan memahami ayat-ayat yang hilang tersebut bukan sebagai ayat-ayat yang disembunyikan oleh para sahabat, tetapi ayat-ayat yang telah dihapus atau dimansukh oleh Allah sendiri.
HAIDAR BAGIR BERKATA:
Rawi yang sama sebagaimana dinukil Al-Itqan menyebut bahwa jumlah surah Alquran adalah 116, bukan 114 yang kita miliki sekarang karena adanya dua surah yang hilang dan disebut-sebut bernama AlHafd dan al-Khal'.
TANGGAPAN:
Dalam kitab al-Itqan, riwayat tersebut sudah dijelaskan secara gamblang berdasarkan riwayat dari para sahabat, bahwa kedua surat tersebut termasuk surat yang dimansukh. Akan tetapi Haidar Bagir, seperti telah menjadi kebiasaan buruknya, tidak menjelaskan hal tersebut secara proporsional.
HAIDAR BAGIR BERKATA:
Di sisi lain, bantahan para ulama Syiah dari kalangan mutaqaddimin dan muta'akh-khirin terhadap isu adanya perubahan/ketidaklengkapan Alquran ini dapat dibaca di banyak tulisan dan pandangan para ulama Syiah sendiri.
TANGGAPAN:
Dalam literatur Syiah sendiri, dari sekian banyak ulama mutaqaddimin yang berpendapat tidak adanya tahrif dalam al-Qur’an hanya tiga orang, yaitu al-Shaduq, al-Murtadha dan al-Thabarsi sebagaimana dikemukakan oleh Ni’matullah al-Jazairi dalam al-Anwar al-Nu’maniyyah juz 2 hal. 246. Hanya saja, menurut al-Jazairi sendiri, ketiga ulama Syiah yang mengatakan tidak adanya tahrif dalam al-Qur’an tersebut sedang bertaqiyyah. Artinya, menurut al-Jazairi, sebenarnya ketiga orang ulama tersebut juga meyakini adanya tahrif dalam al-Qur’an.
HAIDAR BAGIR BERKATA:
Terbatasnya tempat hanya memungkinkan penulis mengungkapkan pandangan, Ayatullah Khomeini--antara lain dalam Tahdzib al-Ushul--yang mengatakan, “Semua pernyataan tentang tahrif ini dapat segera ditunjukkan sebagai (berdasar hadis-hadis) lemah (daif) ayau majhul (rawinya tak dikenal.“
TANGGAPAN:
Imam Khumaini sendiri mengakui terjadinya tahrif dalam al-Qur’an dalam kitabnya al-Qur’an Bab Ma’rifat Allah, hal 50. Mungkin pernyataan Khumaini yang dikutip oleh Haidar Bagir itu, ketika Khumaini sedang bertaqiyyah.
HAIDAR BAGIR BERKATA DALAM BEBERAPA HARI SEBELUMNYA:
Ambil saja beberapa hadis dalam beberapa kitab shahih yang menyatakan hilangnya satu ayat yang hanya ada di simpanan Siti A’isyah karena di makan kambing.
TANGGAPAN:
Riwayat di atas tidak ada dalam kitab-kitab shahih. riwayat di atas dikutip oleh al-Qurthubi dalam Tafsir-nya sebagai berikut: “adapun adanya tambahan riwayat bahwa ayat tersebut terdapat dalam lembaran yang tersImpan di dalam rumah ‘Aisyah, lalu dimakan kambing, maka riwayat ini termasuk buatan kaum malahidah (kaum kafir) dan rawafidh (kaum Syiah).” Hanya saja pernyataan di atas didistorsi oleh saudara Haidar Bagir. Jadi, al-Qurthubi mengutip riwayat tersebut sebenarnya bermaksud menjelaskan bahwa riwayat tersebut bikinan orang kafir dan orang Syiah, tapi Haidar Bagir melakukan tahrif, seperti telah menjadi kebiasaan buruk kaum Syiah, bahwa riwayat tersebut terdapat dalam kitab-kitab shahih. Allah akan melaknat para pembohong dalam urusan agama. Semoga Haidar Bagir segera mendapat hidayah dari Allah dan meninggalkan agama Syiah Imamiyah.
Sumber Catatan Bindhere Saot El-MaduryQosim Ibn 'Alyhttp://www.blogger.com/profile/12676595207151791229noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-721620256225820532.post-75451206099345920022012-02-03T20:42:00.000-08:002012-02-03T20:42:53.691-08:00Perbedaan Imam Mahdi Versi Ahlu Sunah dan syiahPerbedaan Antara Mahdi Ahli Sunnah dan Mahdi Syi’ah
i.
Mahdi Ahlus Sunnah bernama Muhammad bin Abdillah sesuai dengan namaNabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan nasabnya. Sedangkan Mahdi Syi’ahnamanya Muhammad bin Hasan Al-‘Askari.ii.
Mahdi Ahlus Sunnah dari keturunan Al-Hasan bin ‘Ali. Sedangkan Mahdi Syi’ahdari keturunan Al-Husain bin ‘Ali.iii.
Mahdi Ahlus Sunnah kelahiran dan kehidupannya seperti layaknya manusiayang lain. Sedangkan Mahdi Syi’ah dikandung dan dilahirkan dalam waktusemalam, lalu masuk sirdab pada umur 9 tahun, sementara telah berlalu didalamnya waktu sepanjang 1,150 Hijrah tahun lebih.iv.
Mahdi Ahlus Sunnah muncul untuk menolong muslimin secara umum, tanpamembedakan jenis mereka. Sedangkan Mahdi Syi’ah hanya untuk Syi’ahRafidhah, bahkan sangat benci kepada bangsa Arab, terlebih Quraisy.v.
Mahdi Ahlus Sunnah mencintai para shahabat dan ibu-ibu kaum mukminin(istri-istri Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam). Sementara Mahdi Syi’ah sangat
4 |Page
membenci mereka, bahkan menyiksa mereka setelah mengeluarkan merekadari kubur mereka.vi.
Mahdi Ahlus Sunnah mengamalkan Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallamdan memberantas bid’ah. Sementara Mahdi Syi’ah mengajak kepada agamabaru dan kitab yang baru.vii.
Mahdi Ahlus Sunnah memakmurkan masjid. Sementara Mahdi Syi’ahmenghancurkan masjid. Ia menghancurkan Masjidil Haram Ka’bah, masjidNabawi, dan seluruh masjid.viii.
Mahdi Ahlus Sunnah berhukum dengan Kitabullah dan Sunnah RasulullahShallallahu 'alaihi wa sallam. Sedangkan Mahdi Syi’ah berhukum denganhukum keluarga Dawud.ix.
Mahdi Ahlus Sunnah muncul dari negeri timur. Sementara Mahdi Syi’ahmuncul dari sirdab Samarra. Syiah di Iran juga meyakini Imam Mahdi merekaakan lahir di Jamkaran.x.
Mahdi Ahlus Sunnah benar-benar ada, seperti terdapat dalam hadits danpenjelasan ulama. Sementara Mahdi Syi’ah adalah khayalan dan tidak akanmuncul sampai bila pun. (diringkas dari kitab Badzlul Majhud karya Asy-Syaikh Abdullah Al-Jumaili, 1/255-257)xi.
Mahdi Ahlus Sunnah datang membawa keadilan. Sementara Mahdi Syi’ahdatang membawa malapetaka dan kehancuran.
1
Siapa pun dari kalangan pembaca yang meneliti fakta-fakta yang telah dibentangkandiatas akan menyedari betapa berbezanya aqidah Syiah dalam permasalahan ImamMahdi berbanding dengan apa yang diyakini oleh Ahli Sunnah berdasarkan nas-nasyang diriwayatkan oleh Imam Mahdi. Perbezaan ini bukanlah suatu perkara yang pelik bagi mereka yang mengkaji tentang Syiah samada tentang aqidah, amalan dantindakan-tindakan mereka yang ternyata amat berbeza dengan Sunnah dan Syiah amatdekatnya dengan ajaran yahudi. Selanjutnya penulis bentangkan ciri-ciri Dajjal dankaitan dengan Mahdi yang diyakini oleh SyiahQosim Ibn 'Alyhttp://www.blogger.com/profile/12676595207151791229noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-721620256225820532.post-54068422579903449742012-02-03T17:58:00.000-08:002012-02-03T17:58:00.842-08:00Aku berlindung kepada Alloh Dari Fitnah Syiah Dajjal Yang TerkutukSesungguhnya Dajjal itu memang susah untuk dikenali. Manusia hanya boleh mengenali Dajjal apabila seseorang itu meneliti dan mengkaji secara menyeluruh fakta-fakta dalam al-Quran, hadith, sirah dan lain-lain.Kami memperoleh penegasan tentang penyataan bahawa Dajjal itu sukar dikenali adalah berdasarkan kajian dalam hadith di bawah.
“Barangsiapa yang mendengar nama Dajjal hendaklah ia berpaling darinya kerana demi Allah, sesungguhnya apabila ia menemuinya dan dia menganggap bahawa dirinya adalah seorang mukmin maka ia akan mengikutinya (Dajjal tersebut) dengan segala syubhat (kebatilan) yang dia bawa.”
Hadis di atas sahih riwayat Imam Ahmad, Abu Daud dan Hakim dari Imran bin Hussain dan disahihkan oleh Syeikh Al-Albani dalam kitabnya Al-Misykat, hadith no:5488.
Hadis lain mengatakan:
“Dajjal akan diikuti oleh 70,000 Yahudi dari Isfahan, mereka memakai (jubah) al-Tayalisah (Persian shawls – jubah orang-orang Parsi (Syiah hari ini) yang tidak berjahit), .” [ rujuk Sahih Muslim].Tanpa kita sedari bandar Isfahan yang merupakan bandar Yahudi di Iran ini merupakan pusat kepada aktiviti nuclear bagi negara Iran hari ini dan juga merupakan pusat penyelidikan senjata berbahaya Iran itu yang menurut keyakinan Israel sendiri, Iran bakal berjaya menyiapkannya aktiviti nuklearnya tanpa masalah yang besar. Ini membuktikan tentera Dajjal sedang dipersiapkan oleh orang-orang Parsi yang merupakan bakal pengikut Dajjal bagi menyambut kemunculan Dajjal nanti.
Pada tahun 1977 setelah sekian lama berada di bawah sistem pemerintahan beraja, Iran mula memasuki era baru di dalam pemerintahannya apabila revolusi yang dicetuskan oleh Khomeini (seorang tokoh ulung Syiah di abad ini) dengan teori “walayatul faqihnya” berjaya menumbangkan kerajaan Shah Reza Pahlavi. Umat Islam di mana-mana mengalami satu kejutan dalam dunia politiknya apabila negara yang ditegakkan itu berasaskan agama Islam dengan slogan-slogannya yang kelihatan Islamik dan proganda-proganda demi kesatuan umat Islam dan masa depan mereka yang cemerlang.
Sebelum pergi lebih jauh, terlebih dahulu semestinya kita mempastikan sama ada teori “walayatul faqih” itu bersesuaian dengan agama Islam sehingga boleh dikatakan negara yang tegak di atas teori itu adalah tertegak di atas asas –asas Islam atau ianya bersesuaian dan bertepatan dengan aqidah dan ajaran Syiah Imamiyyah Itsana Asyariyyah yang dianuti oleh Khomeini sendiri dan majoriti rakyat Iran hari ini.
Untuk mengetahui teori “walayatul faqih” itu bersesuaian dengan ajaran Syiah Imamiyyah perlulah kita merujuk kepada para ulamak Syiah sendiri kerana merekalah yang berhak menentukan perkara ini. Antara ulamak Syiah yang boleh dikemukakan sebagai contoh ialah Ayatollah Hasan Thabathabdi Al Qummi. Kerana menentang teori “walayatul faqih” yang dikemukakan oleh Khomeini, beliau terpaksa menderita berbagai-bagai tekanan dan penindasan dari pihak kerajaan Khomeini sehingga dilarang bercakap menerusi telefon , menemui sahabat handai dan kaum kerabat, begitu juga dihadkan kepadanya menggunakan air dan eletrik , juga telah dihalang dari mendapat rawatan di hospital.
Beliau berpendapat tidak ada orang yang layak memegang wilayah `aammah (kekuasaan umum merangkumi sudut pemerintahan, perekonomian, ketenteraan dan sebagainya) selain daripada orang-orang yang maksum seperti para Nabi dan para Imam, kerana selain mereka biar bagaimanapun alimnya, wara’nya, bertakwanya dan adilnya namun ia tetap tidak terlepas daripada kelalaian dan kekeliruan, lupa atau mungkin dipengaruhi oleh sentimen. Adalah mustahil bagi Allah swt menentukan ketaatan kepada mana-mana kerajaan atau pemerintah yang tidak terpelihara daripada dosa dan kelalaian itu.
Menurut pendapat beliau lagi, jika keputusan faqih mesti ditaati maka akan timbul kekacauan dan haru biru dalam masyarakat yang tidak mungkin terkawal kerana tidak mungkin kesemua faqih itu bersepakat dalam sesuatu perkara. Jadi pendapat fakih yang manakah di antara sekian ramai faqih itu mesti dipegang dan ditaati? Tentu sekali ketaatan seperti ini tidak diharuskan.
Selain daripada itu tabiat semulajadi manusia, menurut beliau, adalah (manusia itu) benar-benar derhaka. Seandainya seorang faqih itu betul-betul seorang yang adil, beragama dan jujur sehingga dapat kita katakan sifat–sifat yang ada padanya itu akan menegahnya daripada melakukan khilaf dengan kehendak Allah dengan sengaja, tetapi mungkin ia melakukanya dengan kelalaian, bahkan mungkin ia melakukan banyak sekali percanggahan kerana kelekaan dan terlupa. Ini bererti tindak tanduknya itu menyalahi kehendak Allah dan kemaslahatan umum negara Islam.
Kata beliau lagi, “Sesungguhnya saya tidak dapat menerima dengan apa cara sekalipun pencabulan dan penghinaan terhadap aliran Syiah dan saya tidak membenarkan mana-mana kediktatoran berlaku di dalam dunia ini”.
Akhir sekali di dalam kenyataan akhbar “Kayhan” yang diterbitkan di London beliau menyatakan secara terbuka, katanya “Saya mengisytiharkan kepada sekelian ahli-ahli fikir dan cerdik pandai di dunia ini dan kepada sekelian umat Islam bahawa banyak tindak tanduk yang berlaku selepas terbentuknya Republik (Iran) yang “bukan Islam” atas nama Islam ini langsung tidak mempunyai hubungan dengan Islam yang sebenar dan ugama yang dibawa oleh Nabi Muhammad s.a.w. dan bertentangan dengan sekelian nas-nas daripada Tuhan yang telah sampai kepada kita. Saya mengisytiharkan kepada sekelian makhluk Allah bahawa tidak ada sesiapapun yang berhak untuk mengkritik Islam dengan sebab tindak-tanduk tindak-tanduk yang tidak berperikemanusiaan dan tidak berakhlak yang telah mereka (penguasa Iran) lakukan kerana tindakan–tindakan itu langsung tidak ada kena mengenanya dengan Islam, (lihat Naqdu Walayatil Faqih-Muhammad Maalullah, m.s. 27 & 28, 30 & 31)
Dr. Musa Al Musavi seorang cendiakiawan Syiah berpendapat “walayatul faqih” adalah satu bidaah yang dihubungkan dengan penguasa–penguasa yang mendakwa mereka sebagai wakil-wakil Imam Mahdi di zaman Ghaibah Kubra (Keghaiban Besar). Fikrah ini sebetulnya berpunca daripada fikrah huluhiyyah (incarnation) yang telah meresapi pemikiran Islam daripada pemikiran orang-orang Kristian yang berpendapat bahawa Allah telah menjelma di dalam Al Masih dan Al Masih pula telah menjelma di dalam Pope Agung.
Di zaman terdapatnya mahkamah-mahkamah ‘Inquisition’ di Sepanyol, Itali dan sebahagian wilayah Peranchis, Pope-Pope menghukum orang-orang Kristian dan lain-lain atas nama kekuasaan ketuhanan yang mutlak, di mana ia memerintahkan supaya seseorang dihukum gantung, dibakar atau dipenjarakan.
Bid’ah ini telah meresap ke dalam pemikiran Syiah selepas Ghaibah Kubra dan telah bertukar menjadi aqidah bilamana para ulamak Syiah sibuk membuat perincian tentang Imamah dengan mengatakan Imamah ialah suatu jawatan ketuhanan yang diberikan kepada Imam sebagai pengganti kepada Rasulullah s.a.w. dan oleh kerana Imam itu hidup (Imam Ke-12) tetapi ia terlindung daripada penglihatan mata kasar, maka dengan ghaibnya itu, tidaklah ia kehilangan kuasa ketuhanannya tetapi kuasanya itu berpindah kepada wakil-wakilnya kerana wakil itu menepati orang yang diwakili di dalam semua perkara (As Syiah Wa At Tashih, m.s. 70)
Pada muka surat yang lain di dalam buku yang sama, Dr.Musa Al Musavi berkata, “Konsep walayatul faqih” bertentangan dengan nas Al Quran dan sesiapa yang menentang nas Tuhan , ia akan dikira terkeluar dari Islam.” (m.s. 73)
Sementara Ayatollah Syariat Madari, guru kepada Khomeini sendiri yang telah mengurniakan gelaran “Ayatollah” kepada Khomeini, dan merupakan seorang tokoh ulamak atau faqih yang sangat besar dalam istilah mereka. Beliau telah memberi sumbangan yang besar dan memainkan peranan yang penting dalam mencetuskan revolusi Iran itu. Dalam umurnya yang telah menjangkau 80 tahun, telah diserbu oleh algojo-algojo Khomeini kerana menentang pendapatnya berhubung dengan” walayatul faqih”. Ayatollah Syariat Madari juga seperti tokoh-tokoh Syiah yang lain membataskan kekuasaan faqih dalam bidang-bidang tertentu sahaja. Khomeini telah menghantarkan 10,000 orang algojo-algojonya supaya menyerbu rumah Ayatollah Syariat Madari untuk membunuh beliau dan pengikut-pengikutnya-(Dr.Musa Al Musavi-At Tsauratuu Al Baaisah hal.51),
Demikianlah kita lihat teori “walayatul faqih” itu adalah satu teori yang dikemukakan dan dipraktikkan oleh Khomeini tetapi ditentang dengan hebat oleh tokoh-tokoh ulamak Syiah dan mereka tidak mahu menerima teori itu sebagai sebahagian dari ajaran Syiah.
Untuk mengetahui sama ada teori “walayatul faqih” itu bersesuaian dengan agama Islam yang sebenar yang dianuti oleh majoriti penganut agama Islam di dunia ini, perlulah kita membandingkan di antara aqidah Syiah anutan Khomeini dengan akidah Islam yang dianuti oleh majoriti umat Islam itu atau dengan kata lain, akidah Ahli Sunnah Wal Jamaah.
Walayatul faqih adalah satu teori penubuhan negara yang dikemukakan oleh Khomeini dan dikuliahkan oleh beliau sekian lama kepada penganut-penganut Syiah dengan alasan Naib Imam boleh menggantikan Imam dalam menubuhkan sesebuah negara dan penubuhan itu dianggap sah setelah mereka putus asa pada hakikatnya dengan “kemunculan Mahdi”yang tak kunjung datang (Khomeini–Al Hukumah Al Islamiyyah, m.s. 74) . Sedangkan mengikut akidah Syiah, tidak ada sebuah kerajaan Syiah pun yang boleh ditubuhkan atau ditegakkan sebelum kemunculan Imam Mahdi.
Mengikut Syiah, setiap negara yang ditegakkan sebelum kemunculan Imam Mahdi adalah tidak sah walaupun pembawanya berada di atas jalan yang benar. Al Kulaini meriwayatkan dari Abi Bashir dari Abi Abdillah (Jaafar Shadiq) bahawa beliau berkata, “Setiap orang yang menjulang bendera sebelum Qaaim (Al Mahdi) adalah taghut yang disembah selain dari Allah SWT.” (Ar Raudhah Min Al Kafi, m.s.295)
Pensyarah kitab Al Kafi, Maula Muhammad Soleh Al Maazan Daraani (wafat 1080 H) di dalam syarahnya terhadap kitab Al Kafi yang dianggap sebagai syarah Al Kafi yang muktamad menyebutkan bahawa, “walaupun orang yang menjulangnya itu menyeru kepada kebenaran” (Syarah Al Kafi ,jilid 2 m.s. 371)
Muhammad Husain Al Kasyifin Ghitha’ juga menyatakan kepercayaan Syiah tentang terbatasnya wilayah `aammah kepada para imam sahaja. Kata beliau, “Syiah Itsna Asyariyyah mempercayai wilayah umum (kekuasaan umum) terhadap Islam tergantung pada beberapa orang yang termaklum nama- nama dan bilangan mereka.Mereka telah di pilih oleh Allah sebagaimana Ia memilih para Nabinya.”(Ashlu As Syiah Wa Ushuluha, m.s. 58)
Sementara Ayatollah Al Uzma Muhammad Al Husaini Al Baghdadi An Najafi pula mengatakan, “Sesungguhnya terlalu banyak riwayat daripada para imam yang mengharamkan pemberontakkan terhadap musuh-musuh dan sultan-sultan yang sezaman dengan mereka” (Wujubu An Nahdhah li Hifdzi Al Baidhah, m.s. 93)
Khomeini & Aqidah Syiah
Di dalam beberapa perkara , Khomeini memang telah menyalahi ajaran Syiah dipegang oleh majoriti Syiah Imamiyyah Itsna Asyariyyah. Antaranya ialah teori walayatul faqih seperti yang telah dikemukakan sebelum ini. Kerana itu adalah benar jika dikatakan ajaran dan`trend’ yang dibawa oleh Khomeini ini merupakan satu pecahan baru kepada aliran Syiah Imamiyyah Itsna Asyariyyah dan boleh kita namakan dengan “Khomeinism”. Tetapi pada keseluruhannya Khomeini tetap berpegang teguh dengan aqidah dan ajaran Syiah yang diterima di kalangan Syiah Imamiyyah Itsna Asyariyyah secara turun temurun. Boleh dikatakan tidak ada perbezaan di dalam aqidah dan ajaran Syiah yang diterima oleh generasi Syiah yang dahulu dengan Syiah yang diterima oleh Khomeini ini. Kalaupun ada , hanyalah dari segi mempraktikkan konsep taqiyyah dengan seluas-luasnya sampai ke peringkat negara dan antarabangsa. Antara yang dapat kita lihat dengan ketara sekali ialah aqidah Khomeini tentang Imamah, ismah, takrif Al Quran, takfir sahabat , taqiyyah, mut`ah dan lain –lain lagi.
Syiah dahulu mempercayai Imamah, iaitu kepercayaan bahawa Imam-imam dilantik dan ditentukan oleh Allah s.w.t. Imamah merupakan salah satu rukun iman. Sesiapa yang tidak percaya kepada rukun ini, tidaklah ia termasuk golongan orang-orang mukmin. Khomeini juga mempercayai demikian.
Di dalam kitabnya Al Hukumah Al Islamiyyah di bawah tajuk “Wilayah Takwiniyyah” Khomeini berkata, “Sesungguhnya di antara aqidah aliran kita yang asasi dan terpenting ialah para Imam (Dua Belas) kita mempunyai darjat dan kedudukan yang tidak sampai kepadanya Malaikat Muqarrab dan Nabi lagi Rasul (Al Hukumah Al Islamiyyah, m.s. 52 ). Di tempat yang lain Khomeini menulis, “Pengajaran –pengajaran para Imam sama seperti pengajaran Al Quran, tidak khusus untuk generasi tertentu malah ia adalah pengajaran untuk semua di setiap masa dan negeri dan wajib diikuti sampai hari qiamat.” (Al Hukumah Al Islamiyyah, m.s. 113)
Jika Syiah dahulu mempercayai para Imam Dua Belas itu adalah maksum (terpelihara dari dosa-dosa sama ada besar atau kecil) mereka juga tidak tersalah dan tersilap di dalam tindak tanduknya; Syeikh Muhammad Ridha Al Muzaffar di dalam kitabnya ‘Aqaaid Al Imamiyyah’ menegaskan bahawa di antara aqidah golongan Imamiyyah ialah Imam itu mestilah terpelihara (maksum) daripada kelalaian , tersalah dan terlupa (`Aqaaid Al Imamiyyah, m.s.72) maka Khomeini juga demikian . Kata Khomeini,” Kita tidak dapat menggambarkan para Imam itu lupa dan lalai.” (Al hukumah Al islamiyyah, m.s. 91)
Syiah mempercayai Al Quran telah ditakrifkan (diselewengkan). Ni`matullah Al Jazaairi di dalam kitabnya Al Anwar An Nu`maniyyah mengatakan “Sesungguhnya Al Quran sebagaimana telah diturunkan tidaklah ditulis kecuali oleh Amirul Mukminin (Alia.a.s.) dengan wasiat daripada Nabi s.a.w. Maka selepas kewafatan Rasulullah s.a.w. Sayyidina Ali sibuk mengumpulkannya selama enam bulan. Setelah dia mengumpulkannya sepertimana ia diturunkan (kepada Rasulullah s.a.w.) diapun membawa Al Quran itu kepada orang-orang yang telah berlaku curang setelah kewafatan Rasulullah s.a.w. (maksudnya Sayyidina Abu Bakr, Sayyidina Umar dan Sayyidina Uthman)……..dan di dalam Al Quran itu terdapat banyak tambahan (daripada Al Quran yang ada pada masyarakat umum umat Islam di setiap zaman). Ia kosong daripada sebarang tahrif (penyelewengan) (Al Anwar An Nu’maniyyah jilid 2 m.s. 360).
Khomeini juga di dalam bukunya “Kasyful Asrar” walaupun tidak dengan secara terbuka dan terus terang mengatakan Al Quran ini telah ditahrifkan tetapi daripada kata-katanya secara logik dapat disimpulkan bahawa dia juga tidak berbeza dengan Syiah-syiah lain dalam soal ini. Umpamanya , di satu tempat Khomeini menulis sebagai menjawab kepada kemungkinan soalan ditimbulkan tentang kenapakah Imam itu tidak disebutkan di dalam Al Quran?
Sebagai menjawabnya, Khomeini mengemukakan beberapa andaian antaranya ialah andaian keempat yang bermaksud, “Kalaupun Allah telah menyebutkan nama Imam secara terang-terangan di dalam Al Quran, namun orang-orang yang hanya memeluk agama Islam dan menerima Al Quran semata-mata kerana kepentingan dunia dan untuk mendapat kuasa. Mereka telah menjadikan Al Quran itu sebagai alat dan sarana untuk sampai kepada matlamat –matlamat mereka yang rosak itu Kerana itu mungkin sekali mereka ini akan mengeluarkan daripada Al Quran ayat-ayat yang menyebutkan nama Imam-imam itu dan melakukan tahrif terhadap kitab suci dari langit itu dengan melenyapkannya dari pandangan manusia selama-lamanya. Maka sampai qiamat kenyataan ini akan memalukan umat Islam dan mengaibkan Al Quran dan dengan itu kritikan yang mereka hadapkan kepada orang-orang Yahudi dan Kristian berhubung dengan kitab-kitab mereka yang sudah ditahrifkan (diselewengkan) akan mengenai diri mereka dan Al Quran, kitab mereka sendiri. (Kasful Asrar, m.s. 114)
Sekiranya Syiah dahulu begitu benci dan dendam terhadap para sahabat sehingga luahan dendam mereka itu dapat dilihat dengan jelas sekali di dalam tulisan ulamak-ulamak mereka dan hampir tidak dapat ditemui sebuah kitab Syiah yang tidak memuatkan caci maki sumpah seranah terhadap sahabat. Maka Khomeini juga tidak terbelakang dalam akidah dan tabiat ini
Kenyataan dapat dilihat umpamanya di celah-celah tulisannya antaranya, “Abu Bakr dan Umar telah banyak menyalahi hukum-hukum Allah yang terang. Mereka berdua telah banyak mempermain-mainkan hukum-hukum Tuhan. Mereka telah menghalalkan dan mengharamkan dari pihak diri-sendiri. Mereka berdua telah melakukan kezaliman terhadap Fatimah dan anak cucunya” (Kasyful Asrar, m.s. 110). Khomeini juga di antara 6 orang yang telah mengesahkan dan merestui kitab “Tuhfatul Awam” yang mengandungi doa supaya Allah melaknat Sayyidina Abu Bakr, Sayyidina Umar dan pengikut-pengikutnya. Antara lain doa itu bermaksud, “Ya Allah!Laknatlah dua berhala quraisy, dua jiblnya, dua taghutnya, dua orang yang malang dari kalangan mereka dan dua orang anak perempuan mereka. Mereka berdua telah melanggar perintahMu, mengingkari wahyuMu, menolak kurniaanMu dan derhaka kepada RasulMu. Mereka berdua telah mengubah agamaMU dan menyelewengkan KitabMu, mereka berdua telah menyintai musuh-musuhMu, menolak nikmat-nikmatMu dan telah menghentikan hukum-hukumMu …….”dan seterusnya . Dua orang tersebut yang diminta supaya dilaknat oleh Allah itu ialah Abu Bakr dan Umar.
Betapa dalamnya rasa dendam dan benci di dalam hati Khomeini terhadap para sahabat Rasulullah s.a.w, dapat dilihat pada tulisan-tulisannya di dalam kitabnya Kasyful Asrar. Dia menulis, “Kita hanya menyembah Tuhan yang segala perbuatanNya tegak di atas asas kebijaksanaan dan tidak bercanggah dengan akal. Kita tidak menyembah Tuhan yang mendirikan sebuah bangunan yang megah untuk ibadat, keadilan dan ugama, kemudian merobohkan sendiri bangunan itu dengan melantik orang-orang yang jahat seperti Yazid, Muawiyyah, Utsman dan lain-lain sebagai khalifah serta tidak menentukan nasib umat sesudah wafat NabiNya.” (Kasyful Asrar, m.s. 107)
Kalau Tuhan yang telah melantik mereka itu menjadi khalifah, tidak disembah oleh Khomeini, maka Tuhan manakah yang disembahnya? Adakah Tuhan lain selain Allah telah melantik mereka itu sebagai khalifah?!
Syiah dahulu telah mengemukakan kata-kata dan anjuran para Imam tentang mut’ah; fadhilatnya, keistimewaannya dan bagaimana orang yang tidak melakukan mut’ah itu tidak terbilang sebagai Syiah. Khomeini pergi lebih jauh dan ke halaman yang lebih terang apabila ia menulis di dalam kitabnya “Tahrirul Wasilah” bahawa mut’ah boleh dilakukan dengan perempuan Yahudi, Nasrani, dan Majusi juga dengan pelacur-(Tahrirul Wasilah, jilid 2 hal.292)
Seandainya Syiah dahulu mengamalkan konsep taqiyyah dan mempercayai taqiyyah sebagai salah satu ciri keimanan yang terpenting, maka Khomeini juga menganjurkan orang-orang Syiah supaya bertaqiyyah dengan orang-orang Ahli Sunnah Wal Jamaah. Umpamanya beliau berkata, “Perkara kedua (yang membatalkan sembahyang) ialah takfir iaitu meletakkan satu tangan di atas tangan yang lain (dakap qiam) seperti yang dilakukan oleh orang-orang bukan dari kalangan kita. Tetapi tidak mengapa melakukannya dalam taqiyyah” (Tahrirul Wasilah jilid m.s. 186). Dia berkata lagi, “Dan sengaja mengucapkan ‘Amin’ selepas selesai membaca fatihah (juga membatalkan sembahyang) kecuali kerana taqiyyah, tidak mengapa mengucapkan.”(Tahrirul Al Wasilah ,jilid 1 m.s. 190)
Sesetengah kalangan terpedaya apabila Khomeini menganjurkan penganut-penganut Syiah bersembahyang berimamkan Imam masjidil Haram ketika mereka berada di Mekah. Mereka berhujjah dengan mengatakan bahawa Khomeini tidak seperti Syiah pelampau yang menganggap tidak sah bersembahyang di belakang Ahli Sunnah kerana beliau sendiri menganjurkan supaya diikut Imam Masjidil Haram yang beraqidah Ahli Sunnah Wal Jamaah, padahal kalaulah mereka sedar betapa besarnya senjata taqiyyah ini di sisi Syiah sehingga dikatakan 9/10 ugama terletak dalam taqiyyah tentulah mereka tidak terpedaya dengan anjuran Khomeini itu.
ni kerana mengikut aqidah Syiah bersembahyang di belakang Ahli Sunnah secara taqiyyah sama seperti berimamkan Rasulullah s.a.w. di dalam saf pertama. Mereka meriwayatkan daripada Jaafar As Shadiq bahawa beliau berkata, “Sesiapa bersembahyang di belakang Imam Ahli Sunnah Wal Jamaah secara taqiyyah seolah-olah ia bersembahyang dalam saf pertama dengan berimamkan Rasulullah s.a.w.” (Man La Yahhurihul Faqih , j.hal.250)
Sementara itu di dalam kitab Jaamul Akhbar m.s. 108, Jaafar As Shadiq berkata, “Sesiapa bersembahyang di belakang munafiqin secara taqiyyah ia seperti bersembahyang di belakang para Imam (Ibn Babwaih Al Qummi-Jaamiul Akhbar, hal.108)
Dari kenyataan-kenyataan Syiah ini dapat kita mengetahui betapa Khomeini telah mempraktikkan apa yang tersebut di dalam kitab-kitab Syiah itu. Sebabnya menurut ajaran Syiah yang sebenar, tidak ada perbezaan sembahyang Ahli Sunnah dengan perzinaan yang dilakukannya (Al Kufi, jilid 8 m.s. 162, tafsir Al Burhan, jilid 4 hal 453) dan tidak sah bersembahyang di belakang mereka (Ahli Sunnah)-(At Thusi- An Nihayah , hal.112)
Amalan taqiyyah ini begitu penting dan istimewa sekali di sisi Syiah sehingga Jaafar As Shadiq diriwayatkan ada berkata, “Mengamalkan taqiyyah itu lebih afdal dari sedekah, haji dan berjihad.”(Ibn Babwaih Al Qummi –Jaamiul Akhbar, hal.108)
Ini hanya sebahagian kecil daripada aqidah dan amalan orang-orang Syiah, yang juga merupakan aqidah dan amalan Khomeini, sedangkan jika ditinjau dari pandangan Islam dan jika ditimbang dengan neraca keislaman dan keimanan yang sedia ada pada kita Ahli Sunnah Wal Jamaah yang merupakan majoriti umat Islam di setiap zaman, orang-orang yang menganut aqidah dan kefahaman seperti yang tersebut itu adalah sesat dan kafir.
Aqidah Imamah yang merupakan Rukun Iman disisi Syiah tidak menjadi akidah kepada Ahli Sunnah Wal Jamaah kerana itu secara tidak langsung golongan Ahli Sunnah Wal Jamaah mengikut akidah Syiah adalah bukan mukmin dan bukan Islam dan serentak dengan itu membuktikan bahawa perbezaan di antara Ahli Sunnah Wal Jamaah dan Syiah bukanlah di sudut cabangan tetapi dari sudut aqidah dan pegangan hidup.
Bagi kita umat Islam, sesuatu itu hanya menjadi aqidah apabila terbukti dalam Al Quran dan As Sunnah yang mutawatir dengan jelas dan ertinya tidak menerima takwilan (qat’iyu as –subut wa ad dalalah) sedangkan tidak ada satupun ayat dalam Al Quran yang jelas yang tidak menerima takwilan berhubung dengan Imamah ini atau keadaan Imam Dua Belas itu sebagai imam yang wajib ditaati, dilantik oleh Allah, terpelihara dari dosa dan sebagainya
Konsep Ismah dalam aqidah Syiah juga meletakkan para Imam melebihi para Nabi seperti yang dapat kita lihat dengan jelas dalam tulisan Khomeini sedangkan mengikut ulamak Ahli Sunnah Wal Jamaah seperti yang digambarkan oleh Qadhi Iyadh Al Maliki bahawa, “Kita menghukum putus tentang kufurnya orang-orang yang mempercayai para Imam lebih utama dari para Nabi.” (As Syifa’, jilid 2 m.s. .290)
ika Syiah sudah sampai mempercayai keterpeliharaan para Imam bukan sahaja daripada dosa tetapi juga daripada tersalah dan terlupa, tidakkah aqidah ini bererti mempercayai para Imam itu melebihi para Nabi? Kerana para Nabi itu hanya terpelihara daripada dosa tetapi tidak terpelihara daripada tersilap dan terlupa seperti yang jelas tersebut di dalam Al Quran dan As Sunnah.
Konsep Imamah dan Ismah yang dikemukakan oleh Syiah ini pada hakikatnya menyerang konsep ‘Khatmu An Nubuwwah’ yang merupakan salah satu aqidah Ahli Sunnah Wal Jamaah. Mempercayai konsep ini mengikut Ahli Sunnah Wal Jamaah akan menjunamkan seseorang ke jurang kezindiqan dan riddah.
Syah Waliyyullah menyatakan perkara ini di dalam kitabnya “Al Musawwa”, katanya, “Demikian juga umpamanya orang yang mengatakan Sayyidina Abu Bakr dan Sayyidina Umar bukan ahli syurga , sedangkan hadith yang menceritakan mereka berdua ahli syurga adalah mutawatir atau ia berkata memang Nabi Muhammad adalah penyudah sekelian Nabi tetapi maksud penyudah sekelian Nabi itu ialah tidak harus seseorang yang datang selepasnya dinamakan dengan Nabi. Adapun intisari dan hakikat kenabian iaitu keadaan seseorang itu diutuskan daripada pihak Allah kepada makhlukNya, wajib ditaati, terpelihara daripada dosa dosa dan terpelihara daripada berterusan di atas kesalahan dan kesilapan pada pendapatnya; intisari-intisari dan hakikat-hakikat itu ada pada Imam-imam selepasnya. Maka orang yang berfahaman seperti itu adalah zindiq. Jumhur ulamak mutaakhirin dari kalangan Hanafiyyah dan Syafi’iyyah sepakat menghukumkan supaya orang yang seperti itu dibunuh.” (Musawwa Syarah Muwattha Imam Malik , jilid 2 , m.s.110)
Syiah mempercayai Al Quran yang ada ini telah ditahrifkan tetapi mengikut Ahli Sunnah Wal Jamaah, orang yang mempercayai Al Quran ini telah diselewengkan atau ditahrifkan isinya walaupun satu ayat adalah terkeluar dari Islam. Maka kerana umat Islam tidak dapat menerima Syiah yang mempunyai kepercayaan yang seperti itu terhadap Al Quran, mereka (Syiah) mula memilih strategi baru di dalam pegembangannya iaitu mengisytiharkan kepada seluruh umat Islam bahawa mereka juga mempercayai Al Quran yang dipercayai oleh Ahli Sunnah Wal Jamaah.
Tetapi Al Quran yang ada ini telah diterima oleh kedua-dua pihak Ahli Sunnah dan juga Syiah sebagai Al Quran yang dikumpulkan oleh para sahabat dan merekalah yang menulisnya sedangkan mereka (sahabat) jika kita nilaikan dengan penilaian yang dapat kita ambil dari tulisan Khomeini. Adalah orang-orang yang jahat, yang berpura-pura memeluk agama Islam.
Tidakkah timbul tandatanya di dalam kepala kita yang telahpun Islam ini atau orang-orang yang bukan Islam bahawa, “Tidakkah mungkin Al Quran ini telah ditokok tambah oleh para sahabat yang begitu jahat peribadinya dan mempunyai kepentingan politiknya di dalam menganut agama Islam ?”
Bagaimanakah dari segi logiknya golongan Syiah dapat menerima Al Quran ini sebagai benar , tidak diselewengkan atau ditukargantikan isinya oleh para sahabat yang mereka anggap sebagai seburuk-buruk manusia bahkan telah murtad setelah kewafatan Rasulullah s.a.w , hanya tinggal segelintir sahaja yang masih tetap dengan Islam , itupun secara sembunyi-sembunyi atau taqiyyah??
Berkenaan dengan sahabat pula, bagi kita umat Islam , mereka adalah sebaik-baik generasi dari umat Muhammad s.a.w. kerana mereka adalah generasi yang telah menerima pengajaran dan pendidikan Rasulullah s.a.w. secara langsung Allah s.w.t. berfirman yang maksudnya:
Sesungguhnya Allah telah mengurniakan nikmat yang besar kepada orang-orang mukmin kerana ia telah mengutuskan seorang Rasul dari kalangan mereka ,yang membacakan ayat-ayatNya kepada mereka, membersihkan jiwa mereka serta mengajarkan Al Kitab (Al Quran) dan hikmat kebijaksanaan walaupun sebelum itu mereka berada di dalam kesesatan yang nyata.” (Ali Imran:164)
Jika kita menerima aqidah Syiah tentang sahabat, bermakna kita telah mengingkari nikmat besar yang telah dikurniakan oleh Allah kepada para sahabat itu iaitu satu nikmat yang sungguh besar sehingga disebut sendiri oleh Allah. Di samping kita menganggap Rasulullah s.a.w. telah gagal di dalam pengajaran dan usaha–usaha membersihkan peribadi mukmin , apakah sahabat-sahabat yang begitu jahat, berperibadi hina, berpaling tadah dan mengkhianati Rasulullah s.a.w. sepeninggalan Baginda s.a.w. seperti yang dipercayai oleh Syiah itu layak disebutkan oleh Allah sebagai suatu keistimewaan dan nikmat dari pihaknya, sedangkan setelah sekian lama mereka mendapat pengajaran dan pendidikan Rasulullah s.a.w. mereka tetap sesat bahkan menyesatkan pula umat Rasulullah s.a.w??Bagi Ahli Sunnah Wal Jamaah keimanan para sahabat dan peribadi mereka merupakan pengukur dan penilai kepada keimanan dan peribadi orang-orang selain mereka. Ini adalah berdasarkan firman Allah yang bermaksud;
“Maka kalau mereka beriman sebagaimana kamu (sahabat) beriman (dengan Kitab-kitab Allah dan RasulNya ), maka sesungguhnya mereka telah beroleh petunjuk (terpimpin)” (Al Baqarah : 137)
Sebenarnya golongan Syiah yang pada hakikatnya adalah musuh Islam telahpun merancang untuk merobohkan Islam secara total di sebalik mereka menghentam dan memukul para sahabat itu. Betapa tidaknya , jika sahabat itu diragui dan dipertikaikan bukan sahaja hadith-hadith akan dipertikaikan atau ditolak bahkan Al Quran sendiri akan tertolak dan dipertikaikan kerana kedua-dua asas Islam ini disampaikan kepada generasi kemudian oleh para sahabat Rasulullah s.aw. Hakikat ini telahpun disedari oleh ulamak Islam sejak zaman berzaman lagi.
Sebagai contohnya dapat kita kemukakan pendapat seorang tokoh ulamak hadith yang terkenal dari kalangan salaf iaitu Imam Abu Zur’ah Ar Razi (w.264h). Kata beliau ,”Bila engkau lihat seseorang mencari-cari kesalahan mana-mana sahabat Rasulullah s.a.w, maka ketahuilah bahawa sesungguhnya orang itu adalah zindiq kerana Rasulullah s.a.w. di sisi kita adalah benar dan Al Quran (juga)benar. Al Quran dan As Sunnah disampaikan kepada kita oleh sahabat–sahabat Rasulullah s.a.w. itu. Mereka sebenarnya mahu mencederakan saksi-saksi kita untuk membatalkan Al Quran dan As Sunnah. Mereka itulah yang patut dicederakan Itulah dia orang-orang zindiq.” (Khathib Baghdadi-Al Kifayah Fi Ilmi Ar Riwayah , hal.49)
Kesimpulan
(1) Daripada perbincangan yang lalu nyatalah kepada kita bahawa kebangkitan “Republik Islam Iran” yang berteraskan walayatul faqih itu adalah satu kebangkitan yang palsu ditinjau dari sudut ajaran Syiah dan juga dari sudut ajaran Ahli Sunnah Wal Jamaah. Ianya lebih tepat dengan nama “Kebangkitan Khomeinism “yang langsung tidak ada kaitannya dengan agama Islam yang suci.
(2) Penamaan sesebuah negara sebagai sebuah negara Islam tidaklah menjadikan sesebuah negara itu Islam pada hakikatnya kerana negara Islam dalam istilahnya ialah negara yang polisi pemerintahannya terletak di tangan orang-orang Islam yang benar dalam aqidahnya sesuai dengan Al Quran dan As Sunnah yang sahih serta mendaulatkan segala hukum hakam Islam yang berpunca daripada kedua-duanya. Sesebuah negara itu tidaklah menjadi negara Islam semata- mata dengan menamakannya sebagai “Negara Islam” tetapi ianya mestilah memenuhi tuntutan –tuntutannya dalam istilah yang diterima oleh ulamak Islam
Imam Jalaluddin As Suyuthi tidak menyenaraikan kerajaan Ubaidiyyin atau lebih dikenali dengan kerajaan Fathimiyyin atau Fathimiyyah sebagai kerajaan Islam . Ini disebabkan kekhalifan mereka tidak sah kerana beberapa sebab. Antara yang disebutkan oleh beliau ialah kebanyakan mereka itu adalah golongan zindiq yang telah terkeluar dari agama Islam. Ada diantara mereka yang memaki para Nabi secara terang-terangan ada yang memerintah supaya dimaki para sahabat r.a.. Dan lain-lain kekarutan yang tidak ada kena mengenanya dengan Islam. (Lihat Tarikhu Al Khulafa, m.s.6 dan 7)
(3) Teori “walayatul faqih” pada hakikatnya adalah suatu usaha pemindahan kuasa Imam Mahdi (Syiah) oleh segelintir ulamak Syiah dan telah dibuktikan secara praktikal oleh Khomeini kepada orang-orang yang dianggap sebagai wakil-wakilnya , setelah pada hakikatnya mereka berputus asa dan yakin bahawa Imam Mahdi itu tidak akan muncul.
Dengan adanya pemindahan kuasa ini , dapatlah wakil-wakil Imam Mahdi itu melaksanakan apa yang dipercayai akan dilakukan oleh Imam Mahdi selepas kemunculannya dan selepas apa yang dinamakan di dalam istilah Syiah sebagai “raj’ah”.Antara yang akan berlaku menurut kepercayaan mereka ialah : Imam Mahdi membongkar kubur Sayyidina Abu Bakr, Sayyidina Umar dan lain-lain yang kononnya memusuhi Ahlul Bait, melaksanakan hukum hudud terhadap Aishah yang dituduh oleh mereka telah berzina dengan Safuan sahabat Rasulullah s.a.w , merobohkan Ka’bah dan melakukan banyak pembunuhan atau penghapusan etnik Arab juga melayani orang-orang Ahli Sunnah dengan seburuk-buruk layanan.
(4) Musuh-musuh Islam di zaman moden ini dengan bersenjatakan ajaran Syiah atau Khomeinism sebenarnya mahu melihat kembali kejayaan yang pernah dicapai oleh nenek moyang mereka di permulaan sejarah Islam melalui slogan-slogan cintakan Ahlul Bait. Sememangnya cukup lunak slogan itu sehingga begitu ramai yang terpengaruh dengannya. Kalau di zaman permulaan Islam ketika mana masih ramai lagi para sahabat Rasulullah s.a.w yang mendapat pendidikan secara langsung dari Baginda s.a.w daayah ini telah mencetuskan satu fitnah yang telah memporak–porandakan umat sampai terbunuh syahid Sayyidina Uthman bin Affan. Maka tentu sekali mengikut perkiraan mereka dalam keadaan umat Islam lupa akan sejarah silam dan sebahagian besar daripada sejarah Islam itu telah diselewengkan , umat ini boleh diporak-porandakan dengan senjata yang sama.
(5) Penonjolan Syiah sebagai alternatif bertujuan memurtadkan umat Islam secara besar-besaran ataupun menjadikan mereka zindiq iaitu golongan yang merasakan mereka benar-benar beragama padahal sebenarnya mereka menyimpang jauh dari landasan agama.
(6) Kebangkitan Syiah dalam bentuk sebuah negara adalah suatu yang direncanakan oleh musuh-musuh Islam apabila mereka menyedari telah lahir sebilangan besar umat Islam yang tidak dapat disisihkan daripada landasan menuju ke arah Islam yang menyeluruh dengan menyebarluaskan di antara mereka bahan- bahan hiburan dan gaya hidup berpoya-poya. Hanya tinggal satu sahaja cara yang dapat memusnahkan golongan ini iaitulah dengan bertopengkan nifaq. Kejayaan mereka kerana menggunakan cara ini sungguh memuaskan hati mereka justeru bukan orang-orang jahil dan fasiq telah dapat dipesongkan tetapi orang-orang yang benar-benar telah bersemangat agama atau orang-orang yang telah sekian lama patuh beragama.
(7) Kebangkitan sebuah negara atas nama Islam yang berteraskan “walayatul faqih” dan ajaran Syiah secara keseluruhannya adalah suatu yang dirancangkan oleh musuh-musuh Islam untuk mengalihkan pandangan umat Islam daripada metode dan matlamat perjuangan mereka yang sebenar dengan menjadikan negara “Walayatul Faqih” sebagai contoh sebuah negara Islam yang kononnya berpandukan Al Quran dan As Sunnah .
Matlamat mereka ialah apabila umat Islam menjadikan negara Syiah sebagai contoh tentulah mereka (umat Islam) akan bertanya dan seterusnya mengamalkan segala apa yang telah menjadi unsur-unsur kepada kejayaan negara yang menjadi contoh itu terutama sudut aqidah dan kepercayaannya. Apabila ini berlaku bererti umat Islam telah gagal juga di dalam usaha mereka menegakkan sebuah negara Islam tulin, kerana negara yang telah dijadikan contoh itu sebenarnya adalah negara Islam yang palsu.
Penutup
Kerana aqidah-aqidah dan kepercayaan–kepercayaan yang tersebut sebelum inilah, ulamak-ulamak Islam yang lampau menganggap golongan Syiah ini melampau, tidak boleh dijadikan hujjah dan dihormati terutamanya kerana adanya aqidah taqiyyah pada mereka itu yang pada hakikatnya adalah nifaq. Justeru itu Imam Az Zahabi umpamanya mengatakan , “Golongan Syiah yang melampau seperti ini tidak boleh dijadikan hujjah dan dihormati apalagi hari ini saya tidak menemui seorangpun dari golongan ini yang benar dan boleh dipercayai kerana bohong telah menjadi syiar mereka, taqiyyah dan nifaq telah menjadi selimut mereka.”(Az Zahabi-Mizan Al- I’tidal, j.1hal.6)
Imam Jaafar As Shadiq sendiri yang dianggap oleh golongan Syiah sebagai Imam Maksum mereka yang keenam ada berkata, dan dinukilkan kata-katanya itu oleh tokoh ulamak Syiah, Syeikh At Thusi di dalam kitabnya “Ikhtiar Ma’rifati Ar Rijal” (sebuah kitab Syiah) bahawa,”Tidak ada satupun ayat yang diturunkan oleh Allah tentang golongan munafiqin melainkan kandungan ayat itu pasti ada pada orang yang menganut fahaman Syiah.” (Ikhtiar Ma’rifati Ar Rijal, hal. 1)
Al Quran dan As Sunnah mengajarkan kepada kita bahawa selain daripada Muslim dan kafir di sana terdapat juga satu golongan lagi yang dinamakan munafiq.
Sebagaimana Al Quran mengajar kepada kita bagaimana cara menghadapi orang-orang kafir, ia juga menceritakan kepada kita tentang sifat -sifat orang munafiq dan mengajar bagaimana cara-cara kita berhadapan dengan mereka. Umat Islam yang meletakkan di hadapannya ayat-ayat Al Quran dan As Sunnah yang menyebutkan sifat-sifat munafiq itu tentu tidak akan terpedaya dengan tipu helah golongan ini dan tidak akan terpukau dengan kepalsuan ajaran mereka. Antara ayat terpenting yang dapat membimbing kita di dalam hal ini ialah firman Allah s.w.t. yang bermaksud:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (kerana) mereka tidak henti-hentinya menimbulkan kemudharatan bagimu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah kami terangkan kepadamu ayat-ayat (kami), jika kamu memahaminya. Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu , mereka berkata,”Kami beriman”; dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit hujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): “Matilah kamu kerana kemarahanmu itu “Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati” (Ali ‘Imran: 118-119)Qosim Ibn 'Alyhttp://www.blogger.com/profile/12676595207151791229noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-721620256225820532.post-27629607150540397902012-01-08T19:48:00.000-08:002012-01-08T19:48:03.572-08:00GHOZWATULFIKROH .....AHLU SUNNAH VS syiah rofidoh.....Menurut Ulama' ahlu sunnah waljamaah:" kebaikan dan keburukan berasal dari Alloh. Alloh memberikan kebaikan kepada manusia sebagai anugrah atas kebajikan yg mereka usahakan. Alloh memberi keburukan kepada manusia sebagai keadilan atas kejelekan yg mereka usahakan. Akan tetapi para spesies syiah oon 12 menyalahkan pendapat tersebut. Menurut mereka kebaikan itu datang dari Alloh sedangkan keburukan datangnya dari manusia. Dalil yg mereka gunakan adalah an nisa: 79, artinya:<br />
<br />
" Apa saja kebaikan yang kamu peroleh adalah dari Alloh dan apa saja keburukan yg kamu peroleh adalah dari dirimu sendiri".<br />
<br />
Dg bermodalkan dalil di atas para spesies syiah oon 12 bilang kalo Ulama' ahlu sunnah waljamaah telah mengkufuri ayat di atas. Menurut mereka, mengatakan keburukan datang dari Alloh sama saja tidak mengakui an nisa;79. Begitu kata para spesies syiah oon 12.<br />
<br />
<br />
<br />
Qosim Ibn 'Aly menjawab:<br />
<br />
<br />
<br />
Permasalahan disini sebenarnya tidak terletak pada apakah ulama' ahlu sunah mengingkari an nisa:79 ataukah tidak?. Tidak di situ permasalahannya.<br />
<br />
Permasalahan yg sebenarnya sangatlah simpel, sebab terlahir dari sedikit perbedaan. Akan tetapi karena para spesies syiah oon 12 itu sangat sangat cupet akalnya, sangat-sangat kerdil pemikirannya, sangat-sangat cetek ilmunya, sehingga permasalahan yg sebenarnya sangat simpel itu menjadi rumit.<br />
<br />
<br />
<br />
An nisa:79, artinya:<br />
<br />
" Apa saja kebaikan yang kamu peroleh adalah dari Alloh ....." Di sini tak ada perbedaan pendapat antara ahlu sunnah dan syiah 12. Keduanya sepakat kalo kebaikan datangnya dari Alloh.<br />
<br />
<br />
<br />
Perbedaan pendapat terjadi pada kalimat selanjutnya yaitu:<br />
<br />
"....dan apa saja keburukan yg kamu peroleh adalah dari dirimu sendiri....".<br />
<br />
Menurut ulama ahlu sunah:"KEBURUKAN YG MENIMPA MANUISA ADALAH DARI OLEH SEBAB APA YG MEREKA USAHAKAN. Dg kata lain kejelekan yg di usahakan oleh manusia itu menjadi penyebab datangnya keburukan dari Alloh. Ini sesuai dg Al-a'rof: 96, artinya:"....Tetapi mereka mendustakan (ayat2 kami) itu, MAKA KAMI SIKSA MEREKA OLEH SEBAB USAHA MEREKA..." . Hal senada juga di jelaskan dalm ayat-ayat berikut:Fhushshilat:17, Yunus:27 dan 52, Al a'rof: 39, Asy-syu'aro': 30, Al-an'am:70.<br />
<br />
Sebagai contoh adalah keburukan yg menimpa kaum Nuh. Merka di landa banjir bandang. Siapa yg mendatangkan banjir itu?.... Alloh. Itulah jawabannya. Dg kata lain KEBURUKAN ITU DARI ALLOH. Mengapa Alloh mendatangkan banjir bandang?.... Sebab APA YANG TELAH DI USAHAKAN OLEH KAUM NUH.<br />
<br />
<br />
<br />
Sedangkan menurut para Spesies syiah oon 12 :" KEBURUKAN YG MENIMPA MANUSIA ADALAH DARI DIRI MEREKA SENDIRI".<br />
<br />
Jadi, KEBURUKAN YG MENIMPA KAUM NUH ADALAH DARI DIRI MEREKA SENDIRI". Dg kata lain, kaum Nabi nuh mendatangkan banjir untuk meninggalkan diri mereka sendiri. Ini sangat sangat sangat tidak masuk aka!!!!!!!!!!l. Bagaimana mungkin kaum Nuh itu mendatangkan KEBURUKAN BENCANA BANJIR BANDANG untuk menenggelamkan diri meeka sendiri? <br />
<br />
Di samping tidak masuk akal pendapat spesies syiah oon 12 juga bertentangan dg surat An nisa': 78, yg artinya:" Dan jika mereka (orang 2 munafik) memperoleh kebaikan mereka mengatakan:" Ini dari sisi Alloh". Dan jika mereka di timpa sUatu bencana, mereka mengatakan:ini datangnya dari sisi kamu. Katakanlah:" SEMUANYA DATANG DARI ALLOH". Maka mengapa orang2 itu hampir hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?".<br />
<br />
Jadi menurut orang2 munafik:" kebaikan itu datang dari Alloh. Sedangkan KEBURUKAN ITU DATANG DARI MANUSIA". Sama persis seperti pendapatnya para spesies syiah oon 12.<br />
<br />
Akan tetapi Alloh Swt memerintah orang2 beriman untuk mengatakan:" KEBAIKAn DAN KEBURUKAN DATANGNYA DARI ALLOH.<br />
<br />
Sama persis dengan pendapatnya Ulama ahlu sunnah waljamaah. Dg kata lain mereka NDEREK DAWOHE GUSTI ALLOH.<br />
<br />
Sekarang silahkan anda mau pilih ikut yg mana?... Ikut ulama' ahlu sunah yg nderek dawohe gusti Alloh atau ikut para spesies syiah oon 12 yg sepakat dg pendapatnya orang2 munafik?.....Qosim Ibn 'Alyhttp://www.blogger.com/profile/12676595207151791229noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-721620256225820532.post-29346600615326286212011-12-12T23:03:00.001-08:002011-12-12T23:03:25.430-08:00Sikap Ahlulbait Nabi Terhadap Abubakar As Shiddiq 1Akan kami beberkan sikap ahlulbait terhadap orang yang dalam Al-Qur'an disebut sebagai orang yang menemani Rasulullah dalam Gua saat pengejaran. Dalam hal ini, Ali anak paman Rasulullah dan menantunya, menyatakan tentang pembai'atan Abubakar setelah wafatnya Rasulullah.<br />
<br />
"Saat itu aku datangi Abubakar dan membai'atnya. Akupun bangkit membela Abubakar menghadapi segala kejadian yang mengancam situasi ummat, hingga terkikis tuntas semua penyelewengan. Kalimat Allah tetap terjunjung walaupun dibenci oleh kaum kafir. Abubakar telah berhasil menguasai situasi dengan mudah. Ummat kian bersatu. Kesejahteraan kian membaik. Aku selalu mendampingi dan menasehatinya. Aku pun patuh demi kepatuhanku kepada Allah dan tidak berhenti pula berjuang." [i]<br />
<br />
Surat Ali yang dikirim kepada Gubernur Mesir, Qays bin Saad bin Ubadah al-Anshaar berbunyi :<br />
<br />
"Bismillahirrahmanirrahim, dari hamba Allah Ali Amirulmu'minin kepada yang akan menyampaikan isi suratku kepada kaum muslimin, assalamu'alaikum. Aku bersyukur bahwa tiada Tuhan selain Allah. Ammaa ba'du. Sesungguhnya Allah dengan keindahan ciptaanNya, kodrat dan kecermatanNya telah memilih Islam sebagai agama Allah, para malaikat dan para rasulNya. Allah telah mengutus para Rasul untuk hamba-hambaNya, sebagai pilihan dari semua makhluk-Nya. Allah telah memberi penghargaan kepada ummat manusia dengan mengutus Muhammad SAW guna mengajarkan Al-Qur'an, hikmah, assunnah dan berbagai kewajiban. Mereka telah dididik untuk memperoleh hidayah. Mereka dipersatukan agar tidak terpecah-belah. Mereka dianjurkan untuk senantiasa dalam keadaan suci-bersih. Setelah beliau menyelesaikan tugasnya, Allah telah mengangkat beliau kembali ke haribaanNya. Setelah itu kaum muslimin mengangkat berturut-turut dua orang khalifah yang saleh, mengamalkan ajaran Al-Qur'an, terpuji perilakunya dan tidak pernah menyimpang dari sunnah RasulNya. Kemudian kedua orang ini dipanggil Allah pula kepangkuan rahmat-Nya." [ii]<br />
<br />
Tentang peri hidup Abubakar Ash-Shiddiq ia mengatakan<br />
<br />
"Setelah wafatnya Muhammad, ummat Islam telah memilih seorang pemimpin yang berasal dari mereka sendiri. Ia telah mengerahkan seluruh kemampuannya dengan sungguh-sungguh dan rasa taqwa kepada Allah." [iii]<br />
<br />
Pada saat ummat memilih Abubakar sebagai khalifah dan pemimpin mereka, Al-Murtadho dan Zubeir ibnu Awwam (putera bibi Rasul Saw) menyatakan :<br />
<br />
"Kami berpendapat bahwa Abubakar lah yang paling berhak untuk memangku jabatan ini. Beliau sebagai orang yang bersama-sama Rasulullah dalam Gua. Kami mengenal betul pengabdiannya dan perjuangannya. Ia pun telah diperintah oleh Rasulullah untuk mengimami shalat saat Rasulullah masih hidup." [iv]<br />
<br />
Ini berarti bahwa khilafah Abubakar itu mendapat restu Rasulullah. Ali bin Abi Thalib pun senada dengan itu membantah Abi Sufyan yang berambisi sebagai calon khalifah menyaingi Abubakar, sebagaimana yang dinyatakan oleh Ibnu Abil Hadid :<br />
<br />
"Abu Sufyan mendatangi Ali AS dan mengatakan 'Kalian dukung orang yang berasal dari marga yang terendah dikalangan Quraisy. Sungguh, kalau anda mau dicalonkan, akan kami kumpulkan pendukung sebanyak-banyaknya'. Kemudian Ali menjawab : 'Selama anda masih suka membuat onar dalam tubuh ummat Islam, tak ada gunanya dukungan anda itu. Kami tidak membutuhkan sumbangan ternak serta sekelompok pendukung, Andaikata Abubakar memang tidak pantas menduduki tempat itu, aku pasti tidak akan tinggal diam." [v]<br />
<br />
Telah dikisahkan pula oleh Assayyid Murtadho dalam kitabnya, bahwa telah diriwayatkan dari Ja'far bin Muhammad berdasarkan kisah ayahnya, telah menghadap seorang Quraisy kepada Ali bin Abi Thalib dan mengatakan : "Telah kudengar dari khutbahmu tadi sebuah do'a yang berbunyi 'Ya Allah, berikanlah kepada kami kebaikan sebagaimana yang pernah Kau berikan kepada dua orang khalifah arraasyidiin sebelum aku. Siapakah gerangan dua orang yang kau maksud itu ?" Ali menjawab : "Mereka adalah kesayanganku. Ia adalah pamanmu Abubakar dan Umar. Mereka adalah imam yang bijaksana. Keduanya adalah tokoh utama Islam dan bangsa Quraisy, dan tidak pernah menyimpang dari ajaran Rasulullah. Barangsiapa yang mengikuti jejak mereka, akan selamatlah dalam perjalanan meniti jalan yang lurus.".<br />
<br />
Telah ditegaskan pula pidato Ali dalam kitab tersebut yang menyatakan : "Orang yang paling utama setelah Nabi adalah Abubakar dan Umar."<br />
<br />
Mengapa tidak dikatakan kisah yang juga dirawikan : "Di saat kami bersama-sama Nabi di gua Hiraa, tiba-tiba gunung-gunung itu bergerak, lalu beliau bersabda : Berhentilah, tiada yang lain bagimu kecuali Nabi, Siddiq dan Syahid (Umar)." [vi]<br />
<br />
Kisah-kisah tersebut merupakan pandangan Ali terhadap Abubakar. Pandangan seorang Khalifah keempat bagi kita, dan imam Ma'sum pertama bagi Syi'ah, golongan yang menyatakan barangsiapa yang mengingkari kekuasaan Ali sesudah Rasulullah adalah Kafir. Seperti yang mereka nyatakan:<br />
<br />
"Pendukungnya akan selamat, sedangkan penentangnya adalah kafir dan celaka. Dan yang mendukung selain Ali adalah sesat dan musyrik." [vii]<br />
<br />
Imam-imam Syi'ah telah pula menetapkan :<br />
<br />
"Allah tidak akan menerima suatu kaum yang menyeleweng dari ajaran mereka di hari kiamat nanti, sungguh demi Pemelihara Ka'bah." [viii]<br />
<br />
Seharusnya golongan Syi'ah itu mengikuti jejak Ali dan anak-anaknya. Sikapnya terhadap para sahabat Rasulullah, terutama sahabat Rasul yang bersama-sama dalam Gua (Abubakar) semestinya pun sama pula dengan sikap yang dinyatakan oleh tokoh utama Ahlulbait, Ali bin Abi Thalib, seperti yang tertulis dalam buku-buku golongan Syi'ah itu sendiri.<br />
<br />
Ucapan demikian seringkali diulang Ali dan seringkali pula dikutip oleh kitab-kitab Syi'ah, bahwa Ali menganggap Abubakar layak sebagai khalifah. Dan beliau lebih banyak berhak menduduki jabatan itu karena kebijakan dan peri hidupnya yang luhur. Hingga saat akhir hayat beliau akibat tikaman Ibnu Maljam, beliau sempat ditanya siapakah gerangan khalifah yang akan menggantikannya. Kisah yang diriwayatkan Abi Wa'il dan Al-Hakim, pada saat itu Ali bin Abi Thalib ditanya : Tidak berwasiatkah anda ? Lalu Ali menjawab : "Aku wasiatkan apa yang pernah diwasiatkan Rasulullah. Pesan beliau adalah : Apabila Allah menghendaki kebaikan, maka Allah akan mempercepat mereka untuk memilih orang yang terbaik setelah NabiNya." [ix]<br />
<br />
Telah dikisahkan pula seperti kejadian itu oleh Ilmul Huda pada kitab golongan Syi'ah Asy-Syafi :<br />
<br />
"Dari Amirul Mu'minin AS saat beliau ditanya : Tidak berwasiatkah anda ? Ali menjawab : 'Aku akan berwasiat sebagaimana yang pernah diwasiatkan Rasulullah. Dan beliau mengatakan, apabila Allah menghendaki kebaikan bagi ummatNya, maka mereka akan bersepakat untuk memilih orang yang terbaik dari mereka, sebagaimana yang pernah mereka lakukan setelah wafatnya nabinya." [x]<br />
<br />
Jelas sekali Ali bin Abi Thalib berkeinginan agar para pengikut dan pendukungnya memilih seseorang yang baik dan saleh demi kejayaan ummat Islam. Sebagaimana pula setelah wafatnya nabi, para sahabat telah berhasil memilih salah seorang sahabat yang terbaik.<br />
<br />
yaitu Abubakar As Siddiq sebagai pemimpin Islam. Beliau adalah tokoh Islam dan seorang Quraisy yang senantiasa mencontoh apa yang telah dirintis oleh Rasulullah.<br />
<br />
[i] Al-Ghoroot, juz I, hal, 307.<br />
<br />
[ii] Al-Ghoroot, juz I, hal, 210. Juga dalam Naasikh Attawaarikh, juz Ill, haL 241, cetakan Iran. Dan juga dalam "Majma'ul Bihaar" karya Al-Majlisi<br />
<br />
[iii] Syarh Nahjul Balaghah, karya Al-Bahrani haL 400.<br />
<br />
[iv] Syarah Nahjul Balaghah, karya Ibnu Abil Hadid Asy-Syii'i, Juz I hal. 332.<br />
<br />
[v] Syarah Ibnu Abdil Hadid, juz I hal. 130. Nama lengkapnya Izzuddin Abdulhamid bin Abil Hasan bin Abil Hadid Al-Madaa'ini, penulis kitab syarah Nahjul Balaghah terdiri dari 20 juz. Ia termasuk ulama Syi'ah golongan ghulat yang ekstrim. Data tentang dirinya dapat dibaca dalam Raudhatul Jannaat juz V hal. 20 dan 30.<br />
<br />
[vi] Talkhis Asy-Syaafi, karya Attousi juz II hal. 372 cetakan Negev.<br />
<br />
[vii] Al-Ihtijaaj, karya At-Thobrusi.<br />
<br />
[viii] "Firoqusy Syi'ah", karya Naubakhti, haL 41 cat. Nejev 1951.<br />
Dan dalam Tafsir Al-Qummi, juz I, hal, 156, Nejev.<br />
<br />
[ix] Kitab Arraudhah minal kaafi, karya Kulaini, juz VIII hal, 254.<br />
<br />
[x] Asy-Syaafi, haL 171 cetakan Negev. Nama lengkap pengarangnya adalah Ali bin Al-Husein bin Musa yang dikenal dengan nama Sayyid Al-Murtadho dengan julukan Ilmul Huda (perintis ilmu). Lahir tahun 436 H. Ia termasuk salah satu tonggak pendiri aliran Syi'ah. Golongan Syi'ah berkelebihan menyanjungnya dan menyanjung adiknya Syarif Ridha pengarang Nahjul Balaghah. Al-Khawansari berkata : Satu-satunya ulama yang brillian di zamannya. Ia merupakan ahli ilmu kalam dan syair. Karya-karyanya tiada seorangpun yang mampu menandinginya. Antara lain Kitaab Asy-Syaafi dalam masalah imamah. Ia sepadan dengan nama bukunya. (Raudhatul Jannaat juz IV haL 295). Dalam kitab Al-Kunni Wal Al-qoob, AlQummi telah memujinya juga.Qosim Ibn 'Alyhttp://www.blogger.com/profile/12676595207151791229noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-721620256225820532.post-48971683550014055032011-12-12T22:54:00.001-08:002011-12-12T22:54:55.540-08:00KAPANKAH FATIMAH R.A MENUNTUT TANAH FADAK ?Kapan Fatimah menuntut tanah fadak? Mengapa Fatimah tidak menuntut tanah fadak ke Ali, khalifah yang "sah"? Pertanyaan ini ternyata sering terlewatkan dari pikiran kita.<br />
<br />
Banyak cerita yang sering kita dengar, ternyata tidak benar. Kita mesti berpikir lagi tentang ukuran kebenaran sebuah cerita. Ternyata, ukuran bagi kebenaran sebuah cerita bukanlah dari siapa cerita itu kita dengar. Bisa jadi yang menceritakan adalah seorang ustadz yang kondang, atau buku yang dikemas sedemikian rupa agar nampak ilmiyah. Namun belum tentu cerita itu benar. Salah satunya adalah cerita pemukulan Fatimah, yang konon mengakibatkan rusuknya patah dan janinnya gugur. Kita sebut saja peristiwa ini sebagai “peristiwa tulang rusuk”.<br />
<br />
Apakah kita masih perlu membahas peristiwa tulang rusuk? Bukankah peristiwa itu sudah terjadi di masa lalu, dan pembahasan kita hari ini tidak akan merubah peristiwa itu? Mestinya ada pertanyaan lain yang lebih mendasar, dan lebih penting untuk dipertanyakan, yaitu: apakah peristiwa tulang rusuk benar-benar terjadi? Apakah kisah itu masih relevan untuk kita bahas hari ini? Nyatanya kisah itu masih menjadi bahasan bagi syi’ah, khususnya ketika memprospek pengikut baru. Dengan tujuan untuk membunuh karakter para sahabat.<br />
<br />
Namun jika kita sedikit menggunakan logika, dan meneliti referensi-referensi yang ada, dapat kita temukan dengan mudah kejanggalan-kejanggalan pada peristiwa tulang rusuk. Sebenarnya tidak susah untuk menemukan kejanggalan-kejanggalan ini. Pada beberapa tulisan yang lalu kita membahas peristiwa tulang rusuk ini dari sisi riwayat, yang ternyata tidak ada riwayat yang jelas mengenai detil peristiwa itu, yaitu peristiwa pembakaran rumah, pemukulan terhadap Fatimah dan gugurnya janin. Kita sampai pada kesimpulan bahwa peristiwa tulang rusuk tercantum dalam banyak riwayat yang saling kontradiktif. Namun kali ini kita akan membahas dari sisi lain, dan akan kita hubungkan dengan peristiwa fadak.<br />
<br />
Saat Fatimah meminta haknya atas tanah fadak, dia memohonnya dari Abubakar. Pertanyaannya, apa hubungan Abubakar dengan tanah fadak? Ini yang sampai saat ini tidak jelas. Apakah Abubakar memiliki kekuasaan atas tanah fadak? Apakah Abubakar menduduki tanah fadak dan menggunakan tanah itu untuk keperluan pribadinya? Atau ada alasan lain? Mengapa Fatimah meminta fadak pada Abubakar? Riwayat-riwayat yang ada –sepanjang pengetahuan saya- tidak menjelaskan alasan Fatimah. Di sisi lain, pembaca perlu ingat bahwa Abubakar telah diangkat menjadi khalifah oleh sahabat Nabi, termasuk Ali sendiri ikut membaiat Abubakar.<br />
<br />
Ini bisa dipahami sebagai suatu bentuk pengakuan bahwa Abubakar adalah pimpinan kaum muslimin, yang berkompeten mengurus hal ihwal kaum muslimin. Kita sendiri, jika ingin mengurus suatu urusan, menuju kantor yang berkompeten, untuk bertemu orang yang berkompeten dalam urusan kita. Kita tidak menghadap ke KUA untuk mengurus SIM. Teman-teman kita yang ingin menikah tidak akan pergi menuju kantor pajak. Pergi ke kantor pajak untuk menikah adalah perbuatan yang tidak dilakukan oleh manusia normal hari ini. Sementara Fatimah merupakan figur yang maksum –menurut syiah hari ini-, yang mencakup pengertian tidak pernah lupa, keliru, dan berbuat kesalahan. Fatimah menghadap Abubakar sebelum Ali berbaiat, karena dalam kisah disebutkan bahwa Ali –yang konon gagah berani- dipaksa dan diseret untuk berbaiat pada Abubakar. Fatimah menghadap Abubakar sebelum dirinya dipukul hingga tulang rusuknya patah, janinnya gugur dan tidak keluar rumah sampai wafatnya –menurut riwayat syiah-.<br />
<br />
Jika memang Fatimah benar-benar maksum, terbebas dari salah dan lupa, maka tidak akan salah langkah. Pertanyaannya, mengapa Fatimah tidak menghadap Ali sebagai pemegang tampuk imamah kaum muslimin? Malah menghadap ke Abubakar yang dalam pandangan syiah adalah imam yang merampok jabatan Ali? Atau ada kemungkinan lain, yaitu Fatimah menghadap Abubakar karena tahu bahwa Ali telah berbaiat pada Abubakar, hingga Fatimah mengikuti suaminya dan mengakui Abubakar sebagai khalifah, yang juga telah dibaiat oleh imam Ali yang -konon- imam yang diberi mandat oleh Allah.<br />
<br />
Jika memanga Ali telah berbaiat, maka untuk apa rumah Ali diserang, Fatimah dipukuli hingga tulang rusuknya patah, dan janinnya gugur? Padahal penyerangan terhadap rumah Fatimah bertujuan memaksa Ali untuk berbaiat.<br />
<br />
Fatimah memiliki keberanian untuk menuntut haknya atas tanah fadak, atas keyakinan bahwa fadak adalah miliknya. Fatimah tidak takut persatuan kaum muslimin tidak akan goncang ketika dia menuntut tanah fadak. Namun Ali diam saja dan tidak melakukan apa-apa ketika amanat kenabian, ketika jabatan imamah dirampas oleh Abubakar. Sedangkan amanat dan wasiat Nabi sudah pasti lebih berharga dari sekedar tanah fadak. Lalu yang kita heran, mengapa Fatimah menuntut sebidang tanah, lalu tidak menggugat dan menuntut Abubakar karena merampas imamah? Apakah tanah fadak sudah sedemikian lebih berharga dibanding jabatan imamah yang diwasiatkan pada Ali<br />
<br />
Siapa yang benar? Ali atau Fatimah?<br />
<br />
Jika Fatimah pergi menghadap Abubakar setelah “peristiwa tulang rusuk” maka anggapan bahwa Fatimah wafat akibat tulang rusuknya patah adalah sebuah kebohongan, karena bagaimana Fatimah bisa keluar dari rumah, pergi sendirian –tanpa ditemani oleh Ali- menghadap Abubakar untuk menuntut tanah fadak, padahal tulang rusuknya patah, keguguran, dan sakit keras hingga tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumahnya sendirian, hingga Ali terpaksa menemani Fatimah di rumahnya. Sedangkan menurut syi’ah, Fatimah tidak keluar rumah setelah peristiwa tulang rusuk, karena sakit, hingga wafatnya. Ada hal lain yang perlu kita pikirkan kembali, yaitu tentang malaikat Jibril yang mengunjungi Fatimah setelah Nabi wafat.<br />
<br />
Dari Ibnu Riab dar Abu Auabidah dari Abu Abdullah mengatakan : Fatimah hidup setelah ayahnya selama 75 hari, dengan menyimpan rasa sedih yang sangat karena ditinggal ayahnya, dan Jibril menunjungi Fatimah, menghiburnya dari kesedihan, serta memberitahukan tempat ayahnya di akherat, juga memberitahu apa yang kelak akan terjadi paa keturunannya, lalu Ali menulis semua itu, itulah mushaf fatimah. Biharul anwar jilid 22 hal 545<br />
<br />
Sementara Kulaini meriwayatkan dari Imam As Shadiq, bahwa setelah Nabi wafat ada malaikat yang berbicara dengan Fatimah, dan menghibur kesedihannya, lalu Fatimah memberitahukan pada Ali tentang hal itu, lalu Ali berkata: jika engkau merasakan kedatangannya, dan mendengar suara, beritahukan padaku, lalu Fatimah memberitahu Ali tentang kedatangan malaikat, lalu Ali menulis seluruh apa yang didengar dari malaikat dan dijadikan sebuah mushaf, lalu berkata: di dalamnya tidak ada mengenai halal dan haram, tetapi terdapat pengetahuan tentang apa yang akan terjadi<br />
<br />
Al Kafi jilid 1 hal 240, Bashair Darajat hal 157, Biharul Anwar jilid 26 hal 44, jilid 43 hal 80, jilid 22 hal 45. Al Majlisi menyatakan riwayat ini shahih, dalam Mir’atul Uqul jilid 3 hal 59, jilid 5 hal 314<br />
<br />
Ini artinya Jibril datang untuk menghibur fatimah dan meringankan kesedihannya, di sini pertanyaan muncul, Apakah menghibur Fatimah lebih penting dari menjaga Fatimah, supaya janinnya tidak gugur dan tulang rusuknya tidak patah?<br />
<br />
Pertanyaan lain, jika memang Ali menulis dialog antara malaikat Jibril dengan Fatimah, apakah Ali menuliskan wahyu dari jibril tentang peristiwa tulang rusuk dan janinnya yang gugur, serta rumahnya yang dibakar para sahabat, ataukah malaikat Jibril memang tidak memperhatikan itu semua, dan sama sekali tidak membahas peristiwa tulang rusuk?<br />
<br />
Apakah Ali tidak menuliskan wahyu tentang dialog yang terjadi antara Fatimah dan Abubakar?<br />
<br />
Dalam kitab Al Hujum Ala Baiti Fatimah, Abduzzahra Mahdi hal 281-282<br />
<br />
Fatimah keluar membawa surat dari Abubakar, lalu bertemu Umar, Umar bertanya: surat apa yang engkau bawa? Jawab Fatimah: surat dari Abubakar untuk mengembalikan fadak padaku. Umar berkata : serahkan padaku, Fatimah enggan menyerahkannya, lalu ditendang oleh Umar, saat itu fatimah sedang mengandung janin laki-laki yang diberi nama muhsin, lalu janin muhsin pun gugur, Umar menampar fatmah,.. lalu Umar mengambil surat itu dan merobeknya, lalu Fatimah sakit dan tinggal di rumah akibat dipukul Umar, lalu meninggal dunia. Al Ikhtishash hal 185, Biharul Anwar jilid 29 hal 192<br />
<br />
Riwayat ini malah mengatakan lain, yaitu Abubakar telah memberikan surat penyerahan tanah fadak pada Fatimah. Lalu mengapa Abubakar selama ini dituduh menghalangi Fatimah untuk mengambil fadak? Memang ada riwayat di shahih Bukhari yang mengatakan demikian, namun mengapa syiah lebih percaya Shahih Bukhari daripada kitabnya sendiri?<br />
<br />
Yang jelas juga surat itu telah disobek oleh umar, setelah fatimah keluar dari tempat Abubakar, lalu Umar memukulnya hingga janinnya gugur, dan rusuknya patah. Berarti tidak ada cerita membakar dan mendobrak rumah? Lalu bagaimana? Mana yang benar?<br />
<br />
Dari Ali bin Ibrahim, dari ayahnya, dari Ibnu Abi Umair, dari Hisyam bin Salim, dari Abu Abdullah berkata: Fatimah hidup sepeninggal ayahnya selama 75 hari, tidak pernah tersenyum dan tertawa, mendatangi kubur para syuhada setiap minggu dua kali, senin dan kami, lalu berkata: di sini Rasulullah berdiri, di situ tempat kaum musyrikin. Al Kafi jilid 3 hal 229<br />
<br />
Riwayat ini dinyatakan shahih dalam Madarikul Ahkam fi Syarhi Ibadat Syara’I’ Al islam jilid 8 hal 472-473, Muhammad bin Ali Al Musawi. Raudhatul Muttaqin Fi Syarh Man La Yahdhuruhul Faqih, jilid 5 hal 341-342, Al Majlisi Al Awwal, Muhammad Taqiy bin Maqsud Ali Al Asfahani.<br />
<br />
Kasyful Litsam wal ibham an qawaidil ahkam jilid 6 hal 279-280, Al Fadhil Al Hindi Muhamamd bin Hasan bin Muhammad Al Asbahani.<br />
<br />
Al Hadaiq An Nadhirah fi Ahkam Itrah Thahirah jilid 4 hal 170-171<br />
<br />
Jawahirul kalam fi Syarhi Syara’I’ Al Islam jilid 20 hal 87-88. Muhammad bin Hasan An Najafi<br />
<br />
Muhadzabul Ahkam fi Bayanil Halal wal Haram jilid 5 hal 212-213, Abdul A’la Al Sabzawari., jilid 15 hal 58-59<br />
<br />
Madarikul Urwah, Al Isytahardi jilid 14 hal 71-72<br />
<br />
Imam Maksum menyatakan bahwa Fatimah berziarah ke kuburan secara teratur selama 75 hari, pada masa sisa hidupnya setelah Nabi wafat, Fatimah tidak tersenyum dan tertawa selama itu,<br />
<br />
Banyak pertanyaan – yang susah terjawab- muncul ketika kita menggunakan pikiran kita untuk menelaah.<br />
<br />
Bagaimana mungkin,Fatimah yang rusuknya patah, janinnya gugur, tinggal di rumah hingga wafatnya, berziarah kubur secara teratur?Qosim Ibn 'Alyhttp://www.blogger.com/profile/12676595207151791229noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-721620256225820532.post-5159007515253689272011-12-12T22:44:00.000-08:002011-12-12T22:44:30.297-08:00Bantuan Abu Bakar, Umar, dan Utsman Kepada Ali Ketika Menikah Dengan FathimahSahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam saling mencintai karena Allah dan dalam urusan Allah. Seorang di antara mereka senantiasa berpikir tentang kebutuhan saudaranya. Memenuhi hak dan menolong adalah sifat mereka. Akan tetapi Rafidhah tidak pernah merasa tenang melainkan dengan merusak dan mengeruhkan suasana persaudaraan yang indah di antara mereka.<br />
<br />
Rasa cinta dan bersih hati begitu lekat dengan para sahabat Radhiallahu ‘Anhu, sehingga mereka menjadi perumpamaan yang sangat elok dan abadi. Sebut saja misalnya ketika Abu Bakar, Umar dan Utsman mereka bersama-sama membantu Ali Radhiallahu ‘Anhu dalam kesuksesan pernikahannya dengan Fathimah Radhiallahu ‘Anha. Kita memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa kitab-kitab Syi’ah telah mendokumentasikan fakta sejarah yang menakjubkan ini.<br />
<br />
Al-Majlisi, juru bicara Syi’ah dalam soal cela mencela ini ternyata telah menguatkan hal tersebut. Dia meriwayatkan bahwa Abu Bakar bekata kepada Umar dan Sa’ad: “Ayo, mari kita pergi ke Ali ibn Abi Thalib untuk mendorongnya dan memaksanya agar meminta hal tersebut dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam (yakni menikahi Fathimah), jika dia enggan karena fakirnya kita membantunya untuk itu”. Sa’ad menjawab: “Hebat sekali yang engaku pikirkan”. Akhirnya mereka pergi ke rumah amirul mukminin ‘Alaihi Sallam…..tatkala mereka sampai, dia bertanya: “Apa gerangan yang membuat kalian datang kemari pada saat seperti ini”. Abu Bakar menejelaskan: “Wahai Abu Hasan, tidak ada perkara kebaikan melainkan engkau telah mendahuluinya.….lalu apakah kiranya yang menghalangimu untuk meminta dari Rasullulah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam putrinya yang bernama Fathimah?” Ketika Ali mendengar ucapan itu dari Abu Bakar air matanya berderai dan membasahi pipinya. Dia berkata: “Engkau telah merobek lukaku, engkau telah mengingatkan dan mengobarkan angan-angan dan mimpiku yang telah lama aku sembunyikan. Siapa orang yang tidak ingin mempersuntingnya? Tetapi langkahku tertahan karena kefakiranku, aku merasa malu dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam jika aku mengucapkannya sementara keadaanku seperti ini?”[1]<br />
<br />
Maka Abu Bakar dan Umar mengupayakan pernikahannya, dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyetujui perkawinan ini. Di sini Utsman tidak mau ketinggalan, ia ingin ikut berperan dalam pernikahan ini karena mereka semua adalah bersaudara yang saling mencintai dan mengasihi. Ali menceritakan peristiwanya sendiri: “Ketika aku menghadap Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk meminang Fathimah beliau berkata, “Juallah baju besimu dan bawalah kemari uangnya, supaya aku bisa menyiapkan untukmu dan untuk putriku Fathimah apa yang membuat kalian bahagia.” Ali berkata: “Aku ambil baju besiku, aku bawa ke pasar dan aku menjualnya dengan harga 400 dirham hajariyah yang hitam kepada Utsman ibn Affan. Setelah uangnya aku pegang dan baju besiku dipegang olehnya dia berkata, “Hai Abul Hasan! Bukankah sekarang aku lebih berhak dengan baju besi ini dari pada dirimu dan engkau lebih berhak dengan uang itu dari pada diriku?” Aku berkata: Ya. Dia berkata, “Sesungguhnya baju besi ini hadiah dariku untukmu.” Lalu aku ambil baju dan uangnya, langsung menuju Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sesampainya di sana aku letakkan baju dan uangnya di hadapan beliau, lalu aku ceritakan kebaikan Utsman, maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mendo’akannya dengan kebaikan”.[2] Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menerima uang dirham itu dengan kedua tangannya dan diberikannya kepada Abu Bakar Radhiallahu ‘Anhu dengan mengatakan: “Belikan untuk Fathimah apa yang membuatnya baik, dari pakaian dan perabotan rumah.” Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyertakan Ammar ibn Yasir dan beberapa sahabatnya untuk menemani Abu Bakar. Di pasar mereka menawar hal-hal yang bagus dan mereka tidak membelinya melainkan setelah menyodorkannya kepada Abu Bakar dan Abu Bakar menganggapnya bagus….setelah pembelian selesai, Abu Bakar membawa sebagian barang dan sisanya dibawa oleh para sahabat lain yang bersamanya”.[3]<br />
<br />
Bahkan tidak berhenti sampai di sini. Abu Bakar, Umar dan Utsman Radhiallahu ‘Anhu menjadi saksi dalam pernikahan yang diberkahi ini. Anas Radhiallahu ‘Anhu berkata: “Saya berada di sisi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kemudian beliau didatangi wahyu, setelah beliau selesai menerima wahyu beliau berkata kepadaku, “Ya Anas! Apakah engkau mengerti apa yang dibawa kepadaku oleh Jibril ‘Alaihi Sallam dari Pemilik Arsy?” Saya berkata: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Saya diperintahkan untuk menikahkan Fathimah dengan Ali. Pergilah dan panggillah Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Thalhah, az-Zubair dan sebanyak bilangan mereka dari kaum Anshar.”<br />
<br />
Anas berkata: “Maka saya berangkat mengundang mereka untuk Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Tatkala mereka duduk di majlis Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata –setelah bertahmid kepada Allah- : “Kemudian sesungguhnya aku mempersaksikan kepada kalian bahwa aku telah mengawinkan Fathimah dengan Ali dengan mahar 400 dirham, satu mitsqal perak”.[4]<br />
<br />
Apakah kiranya yang akan diucapkan oleh mereka?<br />
<br />
Sepertinya kita tidak mendengar suara kalian sama sekali!<br />
<br />
Kemudian inilah kalian telah mengakui bahwa pernikahan Fathimah dengan Ali adalah dengan berdasarkan dari perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jika Allah telah memilih Ali untuk Fathimah, yang dia itu putri Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, lalu bagaimana dengan Nabi sendiri yang diutus oleh Allah, bukankah Allah yang telah memilihkan untuknya istri-istrinya?<br />
<br />
Bagaiamana kalian mengakui adanya perintah Allah dalam pernikahan Ali dengan Fathimah sementara kalian mengingkari pernikahan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan putri Abu Bakar, Aisyah Radhiallahu ‘Anha. Padahal hal itu adalah perintah dan pilihan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala!<br />
<br />
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah kondisi suatu kaum, sehingga mereka berusaha mengubah apa yang ada pada mereka.”<br />
==========================================================<br />
<br />
[1] Jala’ al-‘Uyun. Jilid I. Hal 169. Cet Kitab Furusyi Islamiyah. Teheran.<br />
<br />
[2] Al-Manaqib. Al-Khawarizmi. Hal 235-252. Cet Najef; Kasyf al-Ghummah. Jilid I. Hal 359; Bihar al-Anwar. Hal 39, 40. Cet Teheran.<br />
<br />
[3] Al-Amali. Jilid I. Hal 39; Al-Manaqib. Al-Mazindani. Jilid II. Hal 20. Cet India; Jala’ al-‘Uyun. Jilid I. Hal 176.<br />
<br />
[4] Kasyf al-Ghummah. Jild I. Hal 348. Cet. Tibriz; Bihar al-Anwar. Jilid I. Hal 47-48.Qosim Ibn 'Alyhttp://www.blogger.com/profile/12676595207151791229noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-721620256225820532.post-84236013329995001132011-10-22T20:41:00.000-07:002011-11-02T22:21:58.693-07:00ADA APA DENGAN SYIAH?...Tampaknya Tidak salah jika saya membuat semboyan:" Kalo Tidak Goblog , gak bakalan masuk syiah". Mungkin orang syiah menolak semboyan ini. Akan tetapi mereka telah membuktikan kebenaran semboyan tersebut. Mengapa?. Sebab orang syiah paling gengsi untuk mengikuti Abu Bakar. Mereka bilang:" kami tidak mau mengikuti ijtihad Abu bakar. Kami hanya mengikuti Rosululloh". Benarkah?... Mari kita buktikan!<br />
Rosululloh SAw menyuruh Umat islam untuk mengikuti Abu Bakar. <br />
<br />
Dari Hudzaifah al yamani, Rosululloh SAW bersabda:<br />
setelah aku meninggal ikutilah abu bakar dan umar...<br />
(jam'ul fawaid juz 2 hlm 201).<br />
<br />
Tentu saja Syiah menolak perintah Nabi di atas. Demi untuk membela penolakannya terhadap perintah Nabi, orang2 syiah menuduh Abu bakar gemar menyelishi baginda Nabi. Padahal telah jelas bahwa syiah lah yg menyelisihi beliau. Syiah tidak mau menjalankan perintah Nabi untuk mengikuti Abu bakar.<br />
<br />
Ok! mari kita buktikan, apakah Abu bakar selalu menyelisihi Nabi Saw?.<br />
<br />
Baginda Nabi SAW di utus untuk mengajarkan risalah tauhidiyah. Beliau menyeru seluruh manusia untuk mengikuti ajaran tersebut. Dan Abu Bakar Ra mengikuti seruan tersebut.(al bidayah juz 3 hlm 29).<br />
<br />
Baginda Nabi Saw meminta Abu Bakar untuk menemani Hijrah. Abu bakar pun menemani beliau. ( Al bidayah juz 3 hlm 180).<br />
<br />
Setelah perang Uhud usai Baginda Nabi menyuruh para sahabatnya untuk mengejar pasukan musyrik. Kisah ini di kenal dg yaumu roji'. Abu Bakar mengikuti perintah beliau. ( Al haitsamy juz 9 hlm 145. Al ishobah juz 3 hlm 132).<br />
<br />
Saat akan perang tabuk baginda Nabi Saw menyuruh umat islam agar mensedekahkan hartanya untuk biaya perang. Abu bakar bersedekah 4000 dirham. (Al bidayah juz 3 hlm 277. Ibn Asakir Juz 1 hlm 105. Kanzul Umal Juz 1 hlm 249. Al haitsamy Juz 7 hlm 30. Al baihaqi Juz 9 hlm 33). Mereka yg menjadi donatur perang tabuk di puji oleh Alloh. At taubah:88, artinya:<br />
"akan tetapi rosul dan orang2 yg beriman bersama dia, mereka berjihad menggunakan harta dan jiwa mereka".<br />
<br />
Masih banyak lagi contoh2 kepatuhan ABu bakar kepada Baginda Nabi. Cukuplah contoh di atas sebagai bukti. Bagi anda yg ingin mendapatkan penjelasan lebih, silahkan merujuk ke kitab2 tersebut.<br />
<br />
Setelah Rosululloh meninggal, orang2 ansor berkumpul di saqifah bani sa'idah GUNA MEMBAIAT SA'AD BIN UBADAH. Kemudian UMAR, Abu bakar, dan Abu ubaidah bin jaroh mendatangi mereka". Di sana Abu Bakar Menyampaikan hadis Nabi bahwa kepemimpinan ada di tangan quroisy. Apakah Abu bakar menyelisihi Nabi?<br />
(Kanzul umal juz 3 hlm 139. Al bidayah juz 5 hlm 245).<br />
<br />
Ketika Rosululloh SAW masih hidup beliau senantiasa mengadakan musyawaroh bersama para para sahabatnya. Kebiasaan ini di lanjutkan oleh ABu bakar. Sebelum ABu bakar mengerahkan pasukan islam untuk memerangi orang yg murtad, beliau mengumpulkan para pemikir islam dari kaum muhajir dan ansor untuk bermusyawarah. Penting di ingat, Abu bakar juga meneruskan misi Nabi yaitu mengutus pasukan usamah bin zaid. Abu bakar tidak menjadikan pengutusan ini sebagai agenda musyawarah sebab misi itu adalah misinya Nabi. Ini menjadi bukti bahwa Abu bakar sangat mematuhi Nabi. Seandainya tidak, niscaya dia tidak akan meneruskan pasukan usamah.<br />
<br />
Orang2 syiah bertanya:" Mengapa Abu bakar memerangi orang2 yg tak di perangi oleh Rosululloh?".<br />
Saya jawab:" Memang benar Rosululloh Saw tidak memerangi mereka. Bagaimana mungkin Rosululloh memerangi mereka, lha wong ketika Rosululloh SAW masih hidup mereka membayar zakat kok. Yang di perangi oleh Abu bakar adalah mereka yg memisahkan antara solat dan zakat. Di jaman Nabi tidak ada orang islam yg memisahkan antara solat dan zakat. Bagaimana Rosululloh SAW memerangi mereka?". Adapun sa'labah, yg sering di jadikan dalil oleh syiah. Memang benar dia tidak membayar zakat di zaman rosululloh SAW. Namun pada ahirnya dia membayar zakat. jadi wajar rosululloh SAW tidak memeranginya".<br />
<br />
Kondisi di jaman Abu Bakar tidak sama dg yg terjadi di jaman Nabi. Di jaman nabi yg menolak untuk membayar zakat hanya seorang, yaitu sa'labah. Sedangkan di jaman Abu bakar ad/ kabilah2 arab yg baru masuk islam. Jumlah mereka banyak, maka dari itu Abu bakar mengerahkan pasukan. Sebelum mengerahkan pasukan itu, abu bakar mengumpulkan para pemikir islam dari kaum muhajir dan ansor untuk bermusyawarah. Dalam musyawarah tersebut terjadi perbedaan pendapat. Umar ra tidak setuju kalo orang2 yg memisahkan antara zakat dan solat di perangi. Dia mengajukan argumen berupa hadis bahwa Nabi di utus untuk memerangi manusia sehingga mereka mengucapkan kalimat syahadat, sholat, puasa. Jika mereka melakukan semua itu maka harta dan jiwa mereka di lndungi oleh islam kecuali dg haknya".<br />
Kemudian ABu bakar berkata:" dalam harta terdapat hak untuk di zakati. Mereka tidak mau membayar zakat, maka boleh di perangi. Semua peserta musyawarah diam. tidak ada yg menyangkal pendapat Abu bakar. Lalu ABu bakar bertanya kepada Aly kw:<br />
" wahai abal hasan! bagaimana pendapatmu?".<br />
Aly kw menjawab:" jika engkau mengirim pasukan kepada mereka, maka engkau akan menang insya Alloh". Ahirnya mereka sepakat untuk memerangi orang2 yg menolak untuk membayar zakat.<br />
( Al haitsamy juz 9 hlm 50. Al bidayah juz 6 hlm 305. Al mukhtashor juz 1 hlm 124. Kanzul Umal uz 4 hlm 348. Al muntakhob juz 3 hlm 301).<br />
<br />
Para pemikr islam telah sepakat. Kita bertanya2, mengapa syiah menentang kesepakatan pemikir islam?. padahal Imam Aly sebagai Imam pertama syiah tidak menentang kesepakatan itu. Beliau mendukung pengiriman pasukan tersebut. Ada apa dg syiah?<br />
Aly kw sebagai saksi mata kejadian itu tidak menyalahkan kebijaksanaan Abu Bakar. Beliau malah ikut dalam pasukan Abu bakar. <br />
Seorang Imam Syiah berkomentar:<br />
قال الامام الباقر : إن الامام علي لم يدع إلى نفسه وأنه أقرّ القوم على ما صنعوا و كتم أمره<br />
<br />
(الكليني ، روضة الكافي ، ص ٢٤٦)<br />
Al IMAM ali tdk menuntut untuk dirinya dan beliau merestui kpd qoum (sohabat) atas apa yg mereka buat dan beliau diam (menyimpan) atas perkara trsbt<br />
<br />
Pertanyaan buat syiah...:<br />
Kenapa imam ali DIAM ketika beliau WAJIB berbicara (untuk menyampaikan yg haq) dan klian berbicara ketika wajib bagi klian DIAM (krn ittiba' dg imam ali yg diam atas perkara trsbt) ??????<br />
<br />
Apakah klian lbh BERANI mnyampaikan yg "haq" drpd IMAM ALI????<br />
<br />
Wal hasil Imam Aly tidak mempermasalahkan apa yg menjadi kebijaksanaan Abu bakar. sebaliknya beliau menyetujui dan memuji Abu bakar. Mari Kita lihat komentar Aly kw ketika beliau telah menjadi kholifah. Aly kw berkata:<br />
" Abu bakar adalah pemimpin islam. Kami membaiat nya karena dia berhak untuk menjadi kholifah. Maka dari itu aku berperang bersama pasukannya".<br />
(Tarikh Khulafa' hlm 146. Sayyiduna Muhammad Saw Uswah Hasanah hlm 500).<br />
<br />
Orang2 syiah menentang pendapat Imam Aly. Merka berkata: kami tidak mengikuti ijtihad Abu Bakar. Kami Hanya mengikuti Nabi".<br />
Benarkah?...Mari kita buktikan!!!<br />
<br />
Seorang pemegang rahasia Nabi, Hudzaifah al yamani Ra yg oleh syiah di aku2 sebagai syiah menyampaikan sebuah hadis dari Nabi.<br />
Dari Hudzaifah al yamani, Rosululloh SAW bersabda:<br />
setelah aku meninggal ikutilah abu bakar dan umar...<br />
(jam'ul fawaid juz 2 hlm 201).<br />
Apakah kalian mau mengikuti pesan Nabi SAW yg di sampaikan oleh Hudzaifah alyamani Ra wahai syiah Dajjal?Qosim Ibn 'Alyhttp://www.blogger.com/profile/12676595207151791229noreply@blogger.com12tag:blogger.com,1999:blog-721620256225820532.post-60292217731679672552011-10-18T20:24:00.000-07:002011-10-18T20:34:47.954-07:00MAFAHIM WADLIHAH FI RODDI QISHOH MIN SYIAH ROFIDLOH.(bagaimana mungkin Umy Fathimah di aniaya?)Dalam Syiah terdapat kisah tragis tentang penganiayaan yg di lakukan oleh Abu Bakar Ra dan Umar Ra terhadap Umy Fathimah Rha. Kisah ini telah di yakini oleh orang2 syiah kebenarannya. Konon, mereka selalu memperingati kejadian itu. Dalam acara tersebut mereka menangis membayangkan kondisi Umy Fatimah Rha saat di aniaya. Bersamaan dengan itu merekka juga melaknat Abu bakar Ra dan Umar Ra.<br />
<br />
Mungkin sebagian orang syiah akan mengingkari hal ini. Kemudian mereka akan menuduh ana sebagai tukang Kadzab dan tukang fitnah. Ana tidak heran, sebab memang begitulah cara syiah. Akan tetapi bagi ana cara syiah tersebut merupakan bukti bahwa apa yg mereka peringati ad/ sesuatu yg tidak masuk akal. Sehingga mereka gengsi untuk mengakuinya.<br />
Oleh karena itu ketika mazhab mereka di kritisi maka sepontanitas mereka akan berkata:<br />
" ITU FITNAH...!!!ITU BOHONG!!!...ITU TIDAK BENAR....!!!".<br />
<br />
Sebenarnya ana kasihan pada orang2 syiah. Mereka yg selalu mengaku kritis dan selalu mendeklarasikan diri sebagai mazhab yg rasionalis, ternyata mereka tidak mampu menggunakan akal mereka untuk mengkritisi mazhab mereka sendiri, termasuk kisah tragis yg menimpah Umy Fatimah Rha. Seandainya mereka benar2 kritis, Niscaya mereka akan mengomentari kisah itu, begini:<br />
:" ah...! mustahil itu terjadi".<br />
<br />
MENGAPA?<br />
Seluruh ahli sejarah dunia mengakui bahwa Aly kw adalah seorang pemberani. Mungkinkah seoarang pemberani diam saja melihat istrinya di aniaya?.<br />
Apakah beliau tidak pernah mendengar sabda Nabi SAW bahwasanya barang siapa mati karena membela keluarganya, maka dia mati syahid".<br />
Seorang pemberani yg memiliki pedang sakti seperti Aly kw tidak mungkin akan diam saja jika istrinya di aniaya.<br />
<br />
Alloh Swt berfirman, ALi Imron:110, artinya:<br />
" kalian adalah sebaik2 umat yang di lahirkan untuk manusia. Kalian menyuruh pada yg ma'ruf dan kalian mencegah dari yang mungkar".<br />
Penganiayaan termasuk perbuatan yg mungkar. Aly Kw adalah salah satu sahabat Nabi yg terbaik. Bagaimana mungkin orang terbaik akan membiarkan kemungkaran?.<br />
<br />
Baginda Nabi Saw bersabda:<br />
"sebaik baik kalian adalah ygterbaik terhadap istrinya".<br />
Mungkinkah orang terbaik diam saja ketika istrinya di zolomi?<br />
Hanya orang2 yg SINTING yang mempercayai kejadian itu.<br />
<br />
Sebagian syiah ada yg memberi alsan mengapa Aly kw diam. Katanya saat itu Aly kw dalam keadaan lemah. Beliau tidak memiliki kekuatan untuk melawan Abu Bakar Ra.<br />
Alasan ini di samping lucu juga sangat tidak masuk akal. <br />
<br />
MENGAPA?<br />
Aly kw adalah seorang pemberani. Seseorang yg mampu melawan musuhnya dg kekuatan yg imbang, dia blum bisa di sebut sebagai pemberani. Yang di sebut pemberani adalah dia yg berani melawan musuh meskipun kekuatannya lebih besar. Ini adalah setandar umum dalam menilai keberanian.<br />
Seandainya Aly kw diam dg alsan kondisi beliau lemah. Beliau tidak memiliki kekuatan untuk membela, maka konsekuwensi logisnya adalah syiah harus menyebut Aly kw sebagai pengecut. Atau minimal syiah harus melepas titel keberanian yg beliau sandang. Jika syiah masih menyebut beliau sebagai pemberani sementara beliau tidak berani membela istrinya yg di zolimi, berarti syiah meyakini adanya dua sifat yg saling bertentangan ada pada diri seseorang.Ini sangat tidak masuk akal. Cos, setandar umum mengatakan bahwa seorang pemberani tidak mungkin memiliki sifat pengecut. sebaliknya seorang pengecut mustahil memiliki sifat berani.<br />
<br />
Mungkin ada orang syiah yg menilai bahwa diamnya Aly kw hanya sekedar taqiyyah belaka. Jika kemungkinan ini terjadi maka jelas syiah sedang mencoba menghayal. <br />
<br />
MENGAPA?<br />
Aly kw memiliki senjata sakti bernama pedang dzul fikar. Konon malaikat jibril tidak mampu menghalau sabetan pedang tersebut. Seandainya pedang itu di sabetkan ke bumi, niscaya bumi akan bergoncang.<br />
Jadi ibarat Nuklir. Sebuah nuklir ketika di jatuhkan ke suatu tempat, niscaya tempat itu akan bergoncang dan ratusan ribu orang yg berada di sana pasti akan mati. Jika benar Umy Fathimah Rha di zolimi, niscaya Aly kw akan menggunakan pedang tersebut untuk membela beliau. Apakah pedang dzul fikar juga ikut bertaqiyyah?.<br />
<br />
Bangsa Arab terkenal dg kefanatikannya terhadap kobilah nya. Setiap pengamat sejarah pasti tidak akan meninggalkan kesimpulan ini. Fanatisme terhadap kobilahnya menjadi ciri orang arab sekaligus menjadi watak mereka. <br />
Aly kw termasuk bani Hasyim. Abu bakar termasuk bani taim. sedangkan Umar ad/ bani adi. Bani Hasyim ad/ kabilah terbesar di antara kabilah 2 suku quroisy. Merka memiliki pengaruh yg cukup besar di kalangan suku quroisy dan suku2 lain di jazirah arab.<br />
Aly kw pernah di tugas kan ke daerah yaman. Di sana beliau berhasil mengislamkan banyak orang. Seandainya Umy Fathimah di aniaya oleh Abu Bakar dan Umar, Niscaya bani Hasyim akan membela Aly kw. Demikian juga kabilah2 lain serta penduduk yaman yg di islamkan oleh Aly kw.<br />
Jadi alasan diamnya Aly kw saat itu ad/ sebab kondisi beliau lemah, sangat tidak masuk akal dan tampak sekali mengada-ada. <br />
Mengapa?...<br />
sebab sikap fanatisme bangsa arab telah menjadi watak merka.Mustahil, bani Hasyim dan kabilah2 lain tidak membela Aly kw. <br />
<br />
Seorang pengamat sejarah asal eropa bernama Neo amstrong masuk islam setelah dia menganalisa sejarah keberhasilan Baginda Nabi SAW menyatukan kaum Muhajir dan Ansor. Katanya:" Mengingat sifat fanatisme bangsa arab terhadap golongannya, hal itu mustahil berhasil kecuali di atas dasar iman yg kuat ".<br />
<br />
Ketika menganalisa tragedi sadis yg menimpa Umy Fathimah Rha, dia berkata:<br />
" seandainya kisah itu benar, berarti Nabi Muhammad telah gagal. Akan tetapi seluruh ahli sejarah dunia tidak akan setuju".<br />
<br />
Perhatikan kisah tragis tersebut;<br />
Fatimah berhasil meminta surat warisan dari Abubakar yang berisi pengembalian tanah Fadak pada Fatimah, ketika di jalan Fatimah bertemu Umar dan kemudian Umar bertanya: wahai putri Muhammad, surat apa yang ada di tanganmu? Fatimah menjawab: surat warisdan dari Abu bakar tentang pengembalian tanah Fadak, Umar berkata lagi : bawa sini surat itu, Fatimah menolak menyerahkan surat itu, lalu Umar menendang Fatimah<br />
(Amali Mufid hal 38, juga kitab Al Ikhtishash).<br />
<br />
di situ terdapat kalimat :<br />
"Fatimah berhasil meminta surat warisan dari Abubakar....".<br />
Ketika mengomentari kalimat tersebut, amstrong berkata:<br />
" SAYA BELUM PERNAH MENEMUKAN BUKTI SEJARAH YG MENUNJUKAN BAHWA SAAT ITU TELAH DI KENAL SURAT WARISAN". <br />
<br />
Maka semakin jelaslah rekayasa kisah tersebut. Jadi kisah tragis itu lebih tepat di sebut sebagai NOVEL TRAGIS MADE IN SYI'AH.Qosim Ibn 'Alyhttp://www.blogger.com/profile/12676595207151791229noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-721620256225820532.post-34656116183074846882011-10-15T17:23:00.000-07:002011-10-15T17:50:04.044-07:00MAFAHIM SHOGHIROH FI GHOZWAH 'USROHKejadian perang tabuk atau yg juga di sebut dg perang 'usroh, mengungkapkan adanya orang munafik di antara orang2 islam. Mereka secara zohir menampakan keimanannya akan tetapi batinnya kafir.<br />
Ketika Alloh memerintah umat islam untuk berjihad, orang2 munafik ada yg mengajukan alasan bahwa dia tidak mampu (at taubah;42). Ada juga yang minta izin untuk tidak ikut perang ( At taubah; 43). Mereka menghina orang2 islam yg memberi sumbangan untuk biaya perang ( At taubah;79). Ada juga yg malah melarang temannya untuk mengikuti perang ( At taubah; 81).<br />
Demikian lah sikap orang2 munafik saat itu yg tentunya berbeda dg sikap orang2 yg beriman. Ketika Rosululloh SAW memberi ultimatum agar umat islam memberikan sumbangan untuk biaya perang, maka para sahabat dari kaum muhajir dan ansor segera mengeluarkan harta mereka.<br />
Abu bakar Ra menyumbang 4000 dirham. Umar ra menyumbang 1 uqiyyah. Ustman Ra menyumbang 10000 dinar dan 300 onta. Beliau juga membiayai 1/3 pasukan perang. Abdurrohman bin 'auf menyumbang 200 uqiyyah, Amir Al ansori menyumbang 90 wasak kurma.<br />
Para wanita dari kaum muhajir dan ansor tidak mau kalah. Mereka mengumpulkan perhiasan2 mereka untuk di sumbangkan.<br />
<br />
Melihat kekompakan ini, orang2 munafik merasa sakit hati. Mereka melancarkan aksinya. Jika ada orang yg menyumbang banyak, mk mereka akan berkata:" ah1 kamu hanya pamer saja". Ketika ada yg menyumbang sedikit, mereka berkata:" apa yg kamu berikan tidak sebanding dg kebutuhan pasukan".<br />
(Al bidayah juz 3 hlm 277. Ibn Asakir Juz 1 hlm 105. Kanzul Umal Juz 1 hlm 249. Al haitsamy Juz 7 hlm 30. Al baihaqi Juz 9 hlm 33).<br />
<br />
Meski demikian, masih ada sebagian munafik yg mengikutio perang. Tujuannya ad/ untuk mengintai kondisi pasukan islam. Jika pasukan islam mengalami kesusahan, mereka akan merasa senang dan mengabarkannya ke madinah. <br />
At taubah: 50, artinya:<br />
" Jika kamu di timpa oleh suatu bencana, mereka( orang munafik) berkata:" sesungguhnya kami sebelumnya telah memperhatikan urusan kami untuk( tidak ikut perang)....".<br />
<br />
Kabar tersebut di jadikan senjata oleh orang2 munafik yg tidak ikut perang dan orang2 yahudi untuk menfitnah orang2 beriman yg di madinah. Tujuannya agar iman mereka lemah. Lho kok bisa?...Begini, Alloh dan RosulNya selalu berjanji berupa kemenangan dan pertolongan. Ketika pasukan islam mengalami keburukan, orang2 munafik itu akan berkata:" lihatlah Muhammad telah menipu kalian".<br />
Di samping itu, orang2 yahudi memiliki keyakinan bahwa seorang nabi tidak akan di kalahkan dalam peperangan. Jika pasukan islam mengalami keburukan, maka mereka akan berkata:" seandainya Muhammad seorang nabi, tentu hal ini tak akan terjadi".<br />
<br />
Ketika pasukan islam kembali dari tabuk , ada 14 orang yg merencanakan pembunuhan atas diri Nabi SAW. <br />
Mereka itu lah orang2 munafik. Mereka adalah pengikut Abdulloh bin Ubay bin Salul yang bekerja sama dengan yahudi. Namun Ironisnya orang2 syiah menuduh Abu bakar, Umar, Usman, Tholhah sebagi pelakunya. Lihat di sini.<br />
http://www.facebook.com/messages/?action=read&tid=PgOt8ps%2FJ1CnBKtnYe336A#!/note.php?note_id=10150302686586123<br />
Padahal seluruh dunia tau bahwa mereka termasuk golongan Muhajir. Di sebut Muhajir sebab mereka mengikuti baginda nabi hijroh. Artinya mereka ad/ pengikut Nabi SAW. Lho pengikut Nabi kok di sebut munafik?.<br />
<br />
Perhatikan riwayat yg menceritakan kejadian itu.<br />
وأخرج البيهقي في الدلائل عن عروة رضي الله عنه قال « رجع رسول الله صلى الله عليه وسلم قافلاً من تبوك إلى المدينة ، حتى إذا كان ببعض الطريق مَكَرَ برسول الله صلى الله عليه وسلم من أصحابه فتآمروا أن يطرحوه من عقبة في الطريق ، فلما بلغوا العقبة أرادوا أن يسلكوها معه ، فلما غشيهم رسول الله صلى الله عليه وسلم أخبر خبرهم فقال : من شاء منكم أن يأخذ بطن الوادي فإنه أوسع لكم ، وأخذ رسول الله صلى الله عليه وسلم العقبة ، وأخذ الناس ببطن الوادي إلا النفر الذين مكروا برسول الله صلى الله عليه وسلم لما سمعوا ذلك استعدوا وتلثموا وقد هموا بأمر عظيم ، وأمر رسول الله صلى الله عليه وسلم حذيفة بن اليمان رضي الله عنه وعمار بن ياسر رضي الله عنه فمشيا معه شيئاً ، فأمر عمار أن يأخذ بزمام الناقة ، وأمر حذيفة بسوقها. فبينما هم يسيرون إذ سمعوا وكزة القوم من ورائهم قد غشوه ، فغضب رسول الله صلى الله عليه وسلم وأمر حذيفة أن يردهم ، وأبصر حذيفة رضي الله عنه غضب رسول الله صلى الله عليه وسلم فرجع ومعه محجن ، فاستقبل وجوه رواحلهم فضربها ضرباً بالمحجن ، وأبصر القوم وهم متلثمون لا يشعرون إنما ذلك فعل المسافر ، فرعبهم الله حين أبصروا حذيفة رضي الله عنه وظنوا أن مكرهم قد ظهر عليه ، فأسرعوا حتى خالطوا الناس وأقبل حذيفة رضي الله عنه حتى أدرك رسول الله صلى الله عليه وسلم ، فلما أدركه قال : اضرب الراحلة يا حذيفة وامشِ أنت يا عمار ، فأسرعوا حتى استووا بأعلاها ، فخرجوا من العقبة ينتظرون الناس فقال النبي صلى الله عليه وسلم لحذيفة : هل عرفت يا حذيفة من هؤلاء الرهط أحداً؟ قال حذيفة : عرفت راحلة فلان وفلان ، وقال : كانت ظلمة الليل وغشيتهم وهم متلثمون . فقال النبي صلى الله عليه وسلم : هل علمتم ما كان شأنهم وما أرادوا؟ قالوا : لا والله يا رسول الله . . . ! قال : فإنهم مكروا ليسيروا معي حتى إذا طلعت في العقبة طرحوني منها . قالوا : أفلا تأمر بهم يا رسول الله فنضرب أعناقهم؟ قال : أكره أن يتحدث الناس ويقولوا : إن محمد وضع يده في أصحابه فسماهم لهما ، وقال : اكتماهم » .تفسير الدر المنثور لجلال الدين السيوطي باب74ج5ص117 وهو عبد الرحمن بن أبي بكر، جلال الدين. والسيوطي نسبة إلى أسيوط مدينة في صعيد مصر 849 – 911 هـ، 1445 – 1505م(المكتبة الشاملة)<br />
<br />
Dalam riwayat tidak di sebutkan nama2 mereka. lalu dari mana orang2 syiah tahu kalo pelakunya ad/ orang muhajir?. Ngarang kah?<br />
<br />
Al isro';36,artinya:<br />
"dan janganlah kamu mengikuti apa yg kamu tidak memiliki pengetahuan tentangnya".<br />
<br />
Mengikuti sesuatu yg kita tidak memiliki pemgetahuan tentangnya, berarti mengikuti perasangka.<br />
<br />
Yunus 36, artinya:" sesungguhnya perasangka itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran".<br />
<br />
Alloh SWT berfirman, At taubah:88, artinya:<br />
"akan tetapi rosul dan orang2 yg beriman bersama dia, mereka berjihad menggunakan harta dan jiwa mereka".<br />
<br />
At taubah;44, artinya:<br />
"orang2 yg berimn kepada Alloh dan hari kemudian, mereka tidak akan meminta izin kepadamu untuk tudak berjihad dg harta dan diri mereka".<br />
<br />
<br />
Abu bakar, Umar, Ustman, Tholhah serta kaum muhajir dan ansor yg lainnya ad/ donatur yg menyumbangkan harta mereka untuk biaya pernag tersebut.<br />
<br />
At taubah:71, artinya:<br />
"mereka itu akan di beri rahmat oleh Alloh".<br />
At taubah:117, artinya:<br />
"sesungguhnya Alloh telah menerima Tobat Nabi, orang2 Muhajir dan Ansor yang mengikuti Nabi dalam masa sulit ( perang tabuk)".<br />
<br />
ABU BAKAR , UMAR , UTSMAN , THALHAH DAN SA'AD BIN ABI WAQASH, mereka ad/ orang2 muhajir yg mengikuti perang tabuk. Mereka dalam pandangan Alloh ad/ orang2 yg beruntung (al hasyr 8-9 dan Al a'rof:157).<br />
Apakah kalian kira Alloh keliru telah menurunkan ayat2 di atas, wahai syiah Dajjal?...Qosim Ibn 'Alyhttp://www.blogger.com/profile/12676595207151791229noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-721620256225820532.post-6530976681809224222011-10-13T18:40:00.000-07:002011-10-13T18:40:57.390-07:00MAFAAHIM ALI IMRON; 28 ( RODDAH NAFISAH 'ALA TAQIYYAH 'INDA SYIAH)Dalam kaitannya dg pemahaman ayat ayat quran, pengetahuan akan sebab sebab yg melatar belakangi turunnya wahyu (asbab nuzul) memiliki peranan penting. Beberapa ayat tidak dapat di pahami maksud dan tujuannya tanpa mengetahui asbab nuzul.<br />
( Al itqon fi 'ulumil qur'an juz 1 hlm 29. Manahil al 'urfan fi 'ulumilqur'an juz 1 hlm 76).<br />
<br />
Ana pernah mengikuti dialog antar agama yg di adakan di purwo rejo pada tahun 2005 oleh JIL (Jaringan Islam Liberal), orientalis indonesia yg bekerja untuk zionis. Saat itu ana menjadi jubir (juru bicara) yg mewakili umat islam. <br />
Salah seorang pembicara JIL menukil al baqoroh:115, artinya: <br />
<i>"kepunyaan Alloh lah timur dan barat, maka kemana pun kamu menghadap, maka di situlah wajhulloh(zat Alloh)".</i><br />
Kemudian orang orientalis itu berkata:<br />
<i>Ayat di atas tidak mewajibkan orang solat menghadap kiblat. Akan tetapi Muhammad lah yg mewajibkannya. Jika Muhammad telah berani menentang Alloh, mengapa kita tak berani menentang Muhammad?</i><br />
<br />
Saat mendapat giliran bicara ana berkata:<br />
<i>Yang mewajibkan solat menghadap kiblat bukanlah baginda Nabi SAW. Melainkan Alloh. Baginda Nabi hanya mengikuti perintah Alloh. 6 bulan setelah beliau hijrah ke madinah, beliau sering menghadapkan wajah beliau ke langit. Beliau berharap agar arah kiblat yang tadinya menghadap baitul maqdis di rubah menjadi menghadap ke ka'bah. Maka turunlah Al baqoroh;144, artinta:" ... palingkanlah wajah mu ke arah baitul harom. Dan di mana pun kamu berada palingkanlah wajahmu ke arahnya".</i><br />
<br />
Adapun Al baqoroh 115, ayat ini membicarakan arah kiblat solat sunah dalam perjalanan.(HR. Muslim hadis ke 33, 34, dan 800. Tirmidzi hadis ke 2958. Nasa'i Juz 1 hlm 244). Atau kiblat solat fardu dalam perjalanan bagi orang yang tidak mengetahui arah kiblat. ( Tirmidzi hadis ke 345. Ibn Majjah hadis ke 1020. daruqutni Juz 1 hlm 272).<br />
Jadi Baginda Nabi telah mengikuti Perintah Alloh. Jika alasan nt tidak mau mengikuti beliau sebab menurut asumsi nt beliau menentang Alloh, apakah setelah ana buktikan bahwa beliau mengikuti perintah Alloh, apakah nt bersedia mengikuti beliau SAW?.<br />
<br />
Seperti itulah bahayanya jika seseorang memaksakan kebodohannya untuk menafsiri quran. Bisa bisa solat tidak wajib menghadap kiblat.<br />
<br />
Hal serupa juga terjadi dalam syiah. mereka memaksakan kebodohannya untuk menafsiri qur'an. Mereka menggunakan Ali imron 28 sebagai dalil taqiyyah. Kemudian mereka menjadikan taqiyyah sebagai senjata ampuh untuk menghadapi orang islam di luar madzhab syiah.<br />
Ketika di temukan suatu riwayat dari imam mereka yg bertentangan dg keinginan mereka, mk riwayat tersebut di anggap sebagai taqiyyah belaka. Implikasinya adalah pendapat imam mereka harus di sesuaikan dg keinginan mereka. Orang2 syiah ingin melaknat sahabat Nabi, hususnya Abu Bakar Ra dan Umar Ra. Akan tetapi Imam Aly kw sebagai Imam no wahid syiah malah berkata:<br />
"SEBAIK BAIK UMAT SETELAH NABINYA ADALAH ABU BAKAR DAN UMAR". Menurut adzahabi riwayat ini mutawatir dari Aly. Imam Suyuti menyetujui penilaian tersebut. tentu saja riwayat yg mutawatir dari Aly kw tersebut bertentangan dg keinginan syiah. Maka mereka berkomentar:" itu fitnah! itu tidak benar! itu tidak masuk akal! itu riwayat dlo'if ...itu riwayat maudu' dan tetek bengek alasan lainnya.<br />
<br />
Sebenarnya komentar seperti itu menunjukan kebodohan syiah akan ilmu usul hadis. Cos, menurut ulama usul , riwayat mutawatir mustahil keluar dari kebohongan.<br />
<br />
Atau klo tidak berkomentar seperti itu, orang2 syiah akan berkomentar:<br />
" ucapan Imam Aly itu hanya sekedar taqiyyah belaka. Itu tidak keluar dari hati urani beliau".<br />
<br />
Kita bertanya tanya: kalo itu bukan dari hati nurani beliau, lalu apa isi hati nurani beliau?. Apakah sebaliknya?. Jika Iya, lalu siapa yg pernah membelah dada beliau sehingga mampu mengetahui isi hati beliau yg sebenarnya. Jika tidak ada, lalu dari mana syiah tau klo ucapan beliau itu hanya sekedar taqyyah belaka?. Apakah dari menebak nebak?. Jika iya, maka tebakan syiah tidak ada gunanya. Cos, kita sedang membicarakan masalah agama. Kta tidaklah sedang main tebak tebakan.<br />
Al isro';36,artinya:<br />
"dan janganlah kamu mengikuti apa yg kamu tidak memiliki pengetahuan tentangnya".<br />
<br />
Mengikuti sesuatu yg kita tidak memiliki pemgetahuan tentangnya, berarti mengikuti perasangka. Yunus 36, artinya:" sesungguhnya perasangka itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran".<br />
<br />
Mengenai Ali Imron 28, untuk mengetahui maksud dan tujuannya , mari kita lihat asbab nuzulnya. Ada riwayat sohih dari Ibn Abbas Ra yg menjelaskan asbab nuzul Ali Imron 28 bahwa ayat itu turun berkenaan dg Hajaj bin Amr, Kahmas bin abil haqiq dan qoisn bin zaid. Mereka semua adalah orang yahudi yg sering mendekati orang2 ansor dg tujuan untuk membicarakan maslah agama secara rahasia. Tujuannya agar mereka mampu menfitnah atau mengacaukan pemahaman orang islam terhadap agama. Dengan demikian mereka akan meragukan nubuwah baginda Nabi. Kemudian Rifa'ah bin Mundzir, Abdulloh bin Jubair dan Sa'id bin khoisam berkata kepada orang2 ansor :" Jauhilah orang2 Yahudi itu". Akan tetapi merka menolak. Maka turunlah ali imron 28, artinya:<br />
" Janganlah orang mukmin menjadikan orang2 kafir sebagai wali(teman dekat) dg meninggalkan orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya terlepaslah ia dari pertolongan Alloh kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang di takuti oleh mereka".<br />
<br />
Sekarang jelaslah titik permasalahannya. Bahwasanya orang2 yahudi selalu melakukan PDKT terhadap orang2 islam untuk membicarakan masalah agama secara rahasia. Dg demikian merka bisa menyebarkan fitnah atau pengkaburan pemahaman agama di kalangan umat islam. Kisah ini telah begitu kondang di bicarakan di dalam sejarah.<br />
Melalui ali imron 28, Alloh melarang orang2 islam untuk menjadikan mereka sebagai teman dekat, kecuali jika hal itu di lakukan karena taqiyyah karena adanya hal2 yg di takutkan. Dapat di simpulkan bahwa di perbolehkan taqiyyah itu harus memenuhi dua sarat, yaitu di lakukan di hadapan orang kafir ketika dalam kondisi lemah. Maka dari itu sebgian ulama ahl sunah memperbolehkan taqiyyah asal di lakukan di hadapan orang kafir.<br />
Asiyah bertaqiyyah di hadapan orang kafir. Amar bin Yasir bertaqiyyah di hadapan orang kafir.<br />
Taqiyyah yg di lakukan di hadapan orang2 yg beriman hanya di lakukan oleh orang2 munafiq. Mereka bertaqiyyah (pura2) beriman, padahal hati mereka kafir, (al baqoroh 14). Mereka mengatakan apa yg tidak ada di dalam hatinya, Ali Imron:167, artinya:<br />
"Mereka mengatakan dg mulutnya apa yg tidak terkandung di dalam hatinya".<br />
<br />
Taqiyyah secara etimologis berarti penjagaan. Akan tetapi dalam syiah konsep ini berkembang menjadi suatu paham di mana seseorang di perbolehkan untuk menampakan perbuatan yg secara diameteral bertentangan dg hati nuraninya. Orang2 syiah menggunakan Taqiyyah sebagai senjata ampuh untuk menghadapi orang beriman yg berada di luar madzhab mereka, termasuk ahl sunah wal jamaah.<br />
(Dluha' al islam juz 3 hlm 246. Inilah islam hlm 123).<br />
<br />
Orang2 syiah mengajukan dalil an nahl 106 dan ali imron 28. Merka juga mengajukan dua contoh taqiyyah yg di lakukan oleh Asiyah dan amar bin Yasir Ra.<br />
Pertanyaannya:<br />
1). Apakah dua ayat itu menyuruh uat islam bertaqiyyah di hadapan orang islam?.<br />
2). Apakah Amar bin Yasir Ra dan Asiyah bertaqiyyah di hadapan orang beriman?.Qosim Ibn 'Alyhttp://www.blogger.com/profile/12676595207151791229noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-721620256225820532.post-50323342315534331462011-10-08T20:23:00.000-07:002011-10-13T01:39:52.529-07:00MAFAHIM NAFIS FI IBN IDRIS ( JAWABAN ATAS TUDUHAN SYIAH KEPADA IMAM SYAFI'I).saya tidak tau gelar apa yg harus saya berikn kepada seekor spesies syiah bernama Malik Al asytar atas karya screen shoot nya ini http://www.facebook.com/photo.php?fbid=239651856084162&set=a.239651552750859.59685.100001180473306&type=3&theater.... Dalam screen shoot tersebut dia nukilkan sebuah hadis, Menceritakanku Ahmad bin Abdillah bin Mi’dan dari Anas secara marfu’:<br />
يَكُوْنًُ فِيْ أُمَّتِيْ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ مُحَمَّدَ بْنَ إِدْرِيْسَ أَضَّّرَ عَلَى أُمَّتِيْ مِنْ إِبْلِيْسَ وَيَكُوْنُ فِيْ أُمَّتِيْ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ أَبَا حَنِيْفَةَ هُوَ سِرَاجُ أُمَّتِيْ<br />
Akan datang pada umatku seorang yang bernama Muhammad bin Idris (Imam Syafi’i), dia lebih berbahaya bagi umatku daripada Iblis. Dan akan datang pada umatku seorang bernama Abu Hanifah, dia adalah pelita umatku.<br />
(Lisanul Mizan (5/7-8) karya Ibnu Hajar dan Tadrib Rawi (1/277) karya As-Suyuthi).<br />
-------------------------------------<br />
Dua refrensi di atas tidaklah asing bagi para santri. Dan saya telah merujuk ke kitab tersebut. Ada 4 percetakan yg saya gunakan untuk mencocokan redaksi hadis di atas, yaitu: Darul kutub, Bairut, Darul ilmi, Darul fikr. Dari ke 4 percetakan itu tak ada satupun yg di dalamnya terdapat redaksi hadis seperti yg di nukil oleh si malik. Dapat di simpulkan bahwa si malik sebenarnya tidak merujuk langsung ke kitab tersebut. Melainkan ia belajar ( lebih tepatnya mencopas ), di webset atau di blogspot yg entah di tulis oleh siapa. <br />
Saya maklum. Cos, dia pernah mengaku pada ana bahwa dia ad/ bapak kambing. Jadi wajar saja kalo si malik mengunyahnya mentah mentah tanpa di cek terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan dia melakukan kesalahan yg sangat fatal yg semakin memperkuat gelarnya sebagai pembohong ( Dajjal-red).<br />
<br />
Saya pernah membaca buku Dajjal Pemimpin Yahudi halaman 112 di nukilkan sabda Nabi SAW begini:<br />
"SESUNGGUH NYA DI DEPAN DAJJAL ADA TAHUN TAHUN KEDUSTAAN...."<br />
(HR. Ahmad, Abu daud, Ibn Majjah, Al hakim).<br />
<br />
14 ABAD LALU BAGINDA NABI SAW TELAH MENGABARKAN BAHWA DI DEPAN DAJJAL ADA TAHUN2 KE DUSTAAN. DAN HARI INI KITA SAKSIKAN KEDUSTAAN SYIAH. SUNNGUH HEBAT NABI KITA. MK BENARLAH FIRMAN ALLOH DALAM AN NAJM......WAMA YANTIQU 'ANIL HAWA....... DIA ( MUHAMMAD) TIDAKLAH BERKATA DARI HAWA NAFSU.....<br />
<br />
Mari kita lihat siapa Imam Syafi'i. Berikut ini adalah nasab beliau:<br />
Dari Ayahnya : Muhammad bin Idris Bin Abbas Bin Ustman Bin Syafi' Bin Sa'ib Bin Ubaid Bin Abdul Yazid Bin Hasyim Bin Al Mutolib Bin Abdul Manaf Bin qushoy Al quroisyi.<br />
Dari Ibu nya: Muhammad Bin Fatimah Bint Abdillah Bin Al Hasan Al Matsana Bin Hasan Bin Aly Bin Abi Tholib.<br />
<br />
Jadi Baik dari ayah maupun dari Ibu, Imam syafi'i ad/ termasuk keturunan Bani Hasyim. Bani Hasyim merupakan kabilah terbaik bangsa arab. Baginda Nabi Saw bersabda:" AKU DI LAHIRKAN DARI BANGSA ARAB YG PALING UTAMA, Yaitu: Bani Hasyim Dan Bani zuhro". ( As subul juz 1 hlm 277).<br />
<br />
Imam syafi'i termasuk bani hasyim sedangkan bani hasyim ad/ salah satu kabilah quroisy. Baginda Nabi SAW bersabda:" JANGAN KALIAN HINA QUROISY".<br />
(sabilul huda wal irsyad juz 1 hlm 272).<br />
<br />
Jika anda ingin tahu bagaimana para ulama pakar hadis memuji Imam Syafii, silahkan anda merjuk ke kitab 2 berikut:<br />
1). Adabu syafi'i wa manaqibuhu hlm 11.<br />
2). Tobaqot subuki juz 1 hlm 100-107<br />
3). Tobaqot Syairozi hlm 71<br />
4). Hilyatul Auliya' juz 9 hlm 63<br />
5). Tarikh Baghdadi juz 2 hlm 56<br />
6). Tobaqot Hanabilah juz 1 hlm 280<br />
7). Ad Dibaj hlm 209<br />
8). Tartibul Madarik juz 1 hlm 382<br />
9). Husnul Muhadiroh juz 1 hlm 121<br />
10). Tadzkiroh al Hufaz juz 1 hlm 329.<br />
11). Tarikhul Islam hlm 11<br />
12). Ghoyatun Nihayah juz 2 hlm 140<br />
13). Shifatu Shofwah juz 2 hlm 140<br />
14). Al bidayah Wan nihayah juz 10 hlm 251<br />
15). Tobaqot Syafi'i<br />
16). Al wadhih an nafis fi manaqib ibn adris.<br />
<br />
Masih banyak kitab2 yg memuat pujian pujian terhadap Imam Syafi'i. Cukuplah kitab2 di atas sebagai bukti tentang kehebatan Imam Syafi'i di banding si dajjal Malik Al asytar.<br />
<br />
Adapun Ulama2 yg mengikuti mazhab beliau, jumlah mereka tidak karuan banyaknya. Seandainya di tuliskan, maka memerlukan berjilid jilid buku. namun di sini saya akan memberikan satu contoh Ulama terkemuka yg oleh sebab ke Alimannya, Kehebatannya, kezuhudannya, oleh aebab2 itu, orang2 syiah mengklaim bahwa beliau bermazdhab syiah. Padahal tidak demikian, beliau bermadzhab suni syafi'i. Beliau adalah Al Imam Al quthb Al Habib Abdulloh bin Alawi Bin Muhammad al Hadad Al Hadromi As syafii Al Asy'ari. ( Risalatul Mu'awanah hlm 8).<br />
<br />
Selanjutnya, mari kita simak ucapan2 beliau yg tertunag dalam syair2 beliau yg indah itu. Beliau berkata:<br />
" MEREKA BERKATA: APAKAH ENGKAU TELAH MENJADI ROFIDLOH?. AKU MENJAWAB: JANGAN BEGITU. rOFIDLOH BUKANLAH AGAMAKU DAN BUKAN PULA AQIDAH KU. aKAN TETAPI AKU MEYAKINI KEWILAHAN AHL BAIT TANPA RAGU".<br />
( Nurul Absor hlm 127. Diwan Imam Syafi'i qofiyah dal hlm 25).<br />
<br />
Imam Syafi'i berkata:<br />
" JIKA ORANG2 BODOH ITU MENGATAKAN KAMI SEBAGAI ROFIDLOH SEBAB KAMI MENGUTAMAKAN ALI DAN JIKA ORANG2 BODOH ITU MENGATAKAN KAMI SEBAGAI NASIBI SEBAB KAMI MENYEBUT KEUTAMAAN ABU BAKAR, MAKA AKU SENANTIASA MENJADI ROFIDLOH DAN NASIBI SEBAB CINTAKU KEPADA KEDUANYA". <br />
( Diwan Imam Syafi'i , qofiyah lam hlm 80. Hilyatul auliya' juz 9 hlm 152).<br />
<br />
Kecintaan Imam Syafi'i tidak hanya sekedar pengakuan sebagaimana orang2 syiah. Lebih dari tiu Imam syafi'i membuktikannya dg mengikuti pendapat Ahl bait.<br />
<br />
Aly kw berkata:<br />
" ALLOH MENCIPTAKAN ARSY UNTUK MENUNJUKAN QUDROHNYA DAN DIA TIDAK MEMBUTUHKAN TEMPAT"<br />
(al farqu bainalfiroq hlm 333).<br />
<br />
Aly zainal Abidin ra berkata:<br />
"ENGKAU ADALAH ALLOH ENGKAU TIDAK MEMBUTUHKAN TEMPAT".<br />
(itihafussadah al muttaqin juz 4 hlm 380).<br />
<br />
Ja'far sodiq ra berkata:'<br />
" barang siapa menganggap Alloh berada di atas sesuatu atau berasal dari sesuatu maka dia tlah musyrik". Artinya :" Alloh tidak membutuhkan apapun term,asuk tempat.<br />
(al ma'rufah birrisalah al qusyairiyah hlm 6)<br />
<br />
Syafi'i ra berkata;<br />
" ALLOH ADA DAN TAK ADA TEMPAT SAAT ITU. KEMUDIAN ALLOH MENCIPTAKAN TEMPAT SEDANGKAN DIA MASIH DALAM KEADAAN AZALIYAH SEBAGAIMANA DIA BELUM MENCIPTAKAN TEMPAT".<br />
(attihafussadah al muttaqin, juz 2 hlm 24)<br />
<br />
Apakah seseorang yg mencintai Ahl bait dan mengikuti pendapat mereka, nt sebut sebagai iblis wahai Recehan dajjal Malik Asytar?<br />
<br />
Sebagai penutup catatan ini, ana akan nukilkan satu bait dari beberapa bait syairnya Imam syafi'i yg begitu indah , yg menggetarkan hati ketika di baca, yg melelehkan air mata ketika di hayati , yang menggugah jiwa ketika di baca. Dan saya yakin, nilai syair tersebut lebih mahal di banding si recehan dajjal malik asytar.<br />
Imam syafi'i berkata:<br />
" LA'IN KANA DZANBY HUBBU AALI MUHAMMAD * FADZALIKA ZDANBUN LASTU 'ANHU 'ATUB".<br />
<br />
SEANDAINYA MENCINTAI KELUARGA MUHAMMAD AD/ MERUPAKAN DOSAKU, MAKA AKU BUKANLAH ORANG YG AKAN BEROBAT DARI DOSA ITU. ( Diwan Imam Syafi'i qofiyah ba' hlm 33. Manaqib Aali abi tolib juz 4 hlm 124-125).<br />
<br />
Apakah seseorang yg tidak mau meninggalkan rasa cintanya kepada ahl bait , kalian sebut sebagai iblis wahai syiah dajjal?<br />
Al qolam; 35-36, artinta:<br />
35. apakah patut kami memperlakukan orang islam itu seperti orang yg berbuat dosa ( kafir)?. 36). MENGAPA KALIAN 9 BERBUAT DEMIKIAN)? BAGAIMANA KALIAN MENGAMBIL KEPUTUSAN?.Qosim Ibn 'Alyhttp://www.blogger.com/profile/12676595207151791229noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-721620256225820532.post-85670210889345077112011-10-07T19:56:00.000-07:002011-10-08T18:50:55.992-07:00MAFAAHIM AN NAHL; 106Terang saja saya tak paham dg konsep taqiyyah ala syiah. Dan saya kira bukan hanya saya saja yang tak paham, bahkan orang syiah juga bingung. Mengapa mereka bingung? sebab mereka mengatakan kalo taqiyyah ad/ ajaran ahl bait, namun mereka selalu menjadikan kisah Amar bin yasir sebagai contoh. Ironisnya orang2 syiah bilang kalo Rosululloh SAW yg menyuruh Amar bin Yasir untuk bertaqiyyah. Benarkah?.....<br />
<br />
Sebelum kita membahas masalah ini ada baiknya kita simak apa yg terjadi pada Bilal bin Robbah Ra.Beliau adalah salah satu sahabat yg mendapat siksaan yg tak kalah sadisnya di banding Amar bin Yasir Ra. Beliau di jemur di tengah terik matahari, di himpit batu besar yg di letakan di atas dada beliau. Saat itu majigannya, umayyah bin kholaf berkata:<br />
" kau akan senantiasa di biarkan seperti ini sampai nati atau engkau kafir dg Muhammad dan menyembah lata dan uza".<br />
Kemudian bilal menjawab:<br />
"Ahad....Ahad....". Maksudnya, saya hanya menyembah Tuhan yg Esa. Tidak hanya itu, beliau malah dg tegas menggretak Umayyah bin kholaf. Beliau berkata:<br />
"DEMI ALLOH ! SEANDAINYA SAYA MENGETAHUI KALIMAT LAIN YG LEBIH MENYAKITKAN HATIMU DARI PADA KALMAT YANG AKU UCAPKAN ITU, NISCAYA AKAN SAYA UCAPKAN".<br />
( Muhammad Ghozali, Fiqhus Sirroh hlm 82).<br />
<br />
Mari kita lihat apa yg di lakukan oleh orang tua Amar, yaitu Yasir Ra, ketika beliau di siksa, sebagaimana yg di kisahkan sendiri oleh Amar Ra. Dia berkata:<br />
" Abu huzaifah kembali datang memperhatikan kami, barang kali kami mau menuruti permintaannya agar murtad. <br />
Dia (Abu Huzaifah-red)berkata:"Hari ini aku kasihan terhadap kalian dan aku tidak akan menyiksa kalian kecuali sedikit saja. Dan sekarang mungkin kalian ingin kembali kepada agama semula".<br />
Ayah ku ( Yasir Ra-red) berkata:" TIDAK! KAMI SUNGGUH TELAH BERIMAN KEPADA ALLOH YG TUNGGAL DAN KAMI TIDAK AKAN KEMBALI ENYEMBAH BERHALA".<br />
(biografi Amar bin Yasir karya Shobir Abduh Ibrohim hlm 12),<br />
<br />
Masih banyak lagi kisah2 lain yg mengisahkan penderitaan sahabat Nabi yg di sebabkan oleh siksaan2 orang2 musyrik makkah. Akan tetapi mereka tidak bertaqiyyah. Seandainya Rosululloh Saw menyuruh bertaqiyyah, niscaya mereka semua akan bertaqiyyah.<br />
<br />
Taqiyyah bukanlah ajaran Rosululoh. Melainkan hasil ijtihad Amar Ra agar bisa selamat dari siksaan orang2 musyrik. Penting di ketahui bahwa setelah melakukan taqiyyah Amar Ra menyesal. Beliau mendatangi Rosululloh Saw sambil menangis. Berikut pengakuan Amar Ra:<br />
"Setelah kedua orang tuaku meninggal , Abu Huzaifah mendatangiku dan melakukan siksaan bertubi tubi, dan berlipat ganda dari yang sebelumnya. Hingga pada hari yang berikutnya ia datang kepadaku dan mengancam akan membunuhku sebagaimana orang tuaku di bunuh. Keesokan harinya ia datang lagi dan berkata:<br />
" wahai Amar, dengarlah ! saya beri dua pilihan untuk mu, Mati atau mengkafiri Muhammad dan agamanya....".<br />
(Al haitsam juz 9 hlm 293. Tobaqot juz 4 hlm 177. Al ishobah juz 3 hlm 647. Al hilyah juz 1 hlm 140. Musnad Ahmad juz 1 hlm 62).<br />
<br />
Dari pengakuan Amar Ra di atas dapat di pahami bahwa penyiksaan yg di alami oleh Amar Ra dan kedua orang tunya tidak hanya sekali. Melainkan berkali kali. Akan tetapi mereka tidak bertaqiyyah. Seandainya Rosululloh Saw menyuruh umat islam bertaqiyyah, niscaya mereka melakukan taqiyyah sejak awal.<br />
<br />
Ancaman dari Abu huzaifah itu membuat Amar Ra berfikir keras. Bagaimana cara beliau mengatasi persoalan yg musykil itu?, PILIH MATI ATAU MURTAD DARI AGAMA?...<br />
<br />
Pada awalnya beliau ingin memilih mati dan menyusul kedua orang tuanya sebagai syuhada, akan tetapi beliau masih ingin berjuang dalam jangka panjang. untuk itu beliau harus menyelamatkan nyawanya. Maka lahirlah seubuah ide untuk bertaqiyyah, yaitu pura pura murtad. Di hadapan abu huzaifah beliau menghina Rosululloh Saw dan Memuji berhala. Ahirnya beliau selamat dari maut. Akan tetapi hati kecilnya berkata:<br />
" MENGAPA KAU BEGITU CENGENG DAN TAKUT MATI WAHAI AMMAR!". (ibid)<br />
<br />
Oleh sebab itu setelah Abu huzaifah pergi, Amar Ra datang menemui Rosululloh SAW sambil menangis. Melihat kedatangan Amar Ra, Rosululloh SAW bertanya:<br />
" apa yg telah terjadi padamu wahai Ammar?.<br />
Amar menjawab:" kabar buruk ya Rosululloh ! saya telah mncelamu di hadapan mereka dan memuji berhala mereka". (ibid).<br />
<br />
Perhatkanlah wahai SYIAH DAJJAL!!!! Ammar bin Yasir menengatakan taqiyyah yg beliau lakukan sebagai kabar buruk. Seandainya Rosululloh Saw menyuruh beliau bertaqiyyah, tentu saja Amar tidak akan mengatakan itu sebagai kabar buruk.<br />
<br />
Mendengar jawaban itu, baginda Nabi SAW bertanya:<br />
"kalo begitu bagaimana dg hatimu?".<br />
Ammar menjawab:" saya rasakan hati saya penuh dg keteguhan iman".<br />
Rosululloh SAW bersabda:" jika mereka kmbali, mk lakukanlah hal itu".<br />
(Ibn Katsir juz 2 hlm 558).<br />
Artinya, jika orang musyrik itu kmbali untuk menyiksamu, bertaqiyyah lah. Jadi jelas, Taqiyyah bukanlah ajaran Rosululloh . Melainkan hasil ijtihad Ammar Ra. <br />
<br />
Sebab kejadian itu, maka turunlah surat An nahl ;106, artinya:<br />
"barang siapa yg kafir kepada Alloh sesudah dia beriman kecuali orang yg di paksa kafir padahal hatinya tetap tetang dalam beriman, akan tetapi orang yg melapangkan dadanya untuk kekafiran maka murka Alloh menimpanya dan baginya azab yg besar".<br />
<br />
Ayat di atas jelas meneragkan hukum orang yg murtad, yaitu di murkai oleh Alloh dan di aherat kelak mereka mndapat azab. Akan tetapi jika ia di paksa untuk kafir yg seandainya ia tidak menuruti paksaan itu, maka ia akan di bunuh seperti yg terjdi pada Amar Ra, kemudian ia bertaqiyyah, pura2 kafir, maka dia tidak berdosa.<br />
<br />
Klo orang syiah mnjadikan an nahl 106 sebagai dalil taqiyyah kmudian mereka mnjadikan kisah Amar bin Yasir sebagai contoh, maka apakah kalian mengalami penyiksaan sebagaimana yg di alami oleh AMMAR Ra?...<br />
<br />
Mari kita simak riwayat berikut. Seorang syiah berasal dari basroh bernama Ibn Kawwa' bertanya kepada Aly Kw mengenai wasiat nabi. Aly kw menjawab:<br />
"ADAPUN MENGENAI APAKAH SAYA MENDAPAT WASIAT DARI NABI UNTUK MENJADI KHOLIFAH SETELAH BELIAU, MAKA ITU TIDAK BENAR. sEANDAINYA SAYA MENDAPAT WASIAT DARI NABI, NISCAYA SAYA AKANMEMERANGI ABU BAKAR DAN UMAR MESKIPUN SAYA TIDAK MEMILIKI APA APA SELAIN SELENDANGKU INI. <br />
(Tarikh Khulafa' hlm 146. Sayyiduna Muhammad Saw Uswah Hasanah hlm 500).<br />
<br />
Tadi kita telah sama2 simak kisah mengenai Ammar Ra. Ternyata taqiyyah merupakan hasil ijtihad beliau. Taqiyyah boleh di lakukan dg dua sarat, <br />
1). dalam keadaan lemah. <br />
2). di lakukan kepada prang kafir yg memaksa orang islam untuk murtad. <br />
<br />
Dialog antara Aly kw dan Ibn Kawwa' terjadi ketika beliau menjabat sebagai kholifah, sekarang saya bertanya:<br />
Apakah jawaban Aly kw atas pertanyaan ibn kawwa' ad/ sebentuk taqiyyah?... Jika kalian jawab tidak, berarti wasiat nabi kepada beliau tidak ada. Namun jika kalian jawab, beliau sedang bertaqiyyah, maka ada 4 pertanyaan yg harus kalian jawab.<br />
1). Apakah ketika Aly kw menjadi kholifah, kalian anggap keadaan beliau lemah sehingga beliau harus bertaqiyyah?<br />
2). Apakah kalian anggap orang syiah yg bertanya itu ad/ seorang kafir sehingga Aly kw harus bertaqiyyah?<br />
3). Apakah kalian anggap Aly kw sudah kehabisan ilmu sehingga beliau harus bertaqlid dg hasil ijtihad Ammar Ra(yakni taqiyyah)?<br />
4). Apakah kalian mengalami siksaan sebagaimana yg di alami oleh amar Ra sehingga kalian menjadikan kisah beliau untuk meng-absahkan kemunafikan kalian wahai SYIAH DAJJAL?.Qosim Ibn 'Alyhttp://www.blogger.com/profile/12676595207151791229noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-721620256225820532.post-72005407191108064672011-10-06T17:17:00.000-07:002011-10-06T17:20:11.828-07:00My Umah Aisyah RhaPerhatikan apa yang Syiah Dajjal ini katakan:<br />
"Kamu tidak lain hanyalah seorang pelacur dari sembilan pelacur<br />
yang ditinggalkan oleh Rasulullah…" (Dinukil dari kitab Daf'ul KadzibilMubin Al-Muftara Minarrafidhati 'ala Ummahatil Mukminin, hal. 11, karya Dr.Abdul Qadir Muhammad 'Atha).<br />
Terdapat kisah orang yang menghina isteri Nabi ini dan dibunuh oleh Ahli Bait sendiri<br />
Utbah b Abd Allah al-Hamdani mengisahkan:<br />
Satu hari aku bersama Al-Hasan bin Zaid (keturunan Ali r.a) pemerintah Tabaristan. Beliau ketika itu hanya memakai kain suf (bulu kambing kasar) dan mengingatkan kepada rakyat agar melakukan kebaikan dan menjauhi kemungkaran. Beliau juga sering menghadiahkan hampir setiap tahun 20 ribu dirham ke Madinah untuk diBagihkan kepada anak-anak para sahabat yang masih lagi hidup ketika itu.<br />
<br />
(pada satu ketika) berhampiranya terdapat seorang lelaki yang memaki Umy Aisyah dengan kata-kata kesat. Beliau lantas mengarahkan dengan tegas mereka disampingya, seraya berkata:<br />
<br />
"Wahai pengawal, pancung lehernya!" Mereka(teragak-agak) menjawab: "bahkan beliau ini adalah penyokong setia kerajaan Alawiyah dan dari kalagan kita!" Al-Hasan berkeras "Semoga Allah lindungkan(kita dari gologan ini) dan lelaki ini telah mencela nabi shallahu 'alaihi wasallam, sedangkan Allah telah berfirman, an nur :26, artinya:<br />
"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)"<br />
"Maka sekiranya Aisyah seorang wanita yang jahat,jadi Nabi shallahu 'alaihi wasallam juga adalah lelaki yang jahat. Kesimpulannya lelaki ini telah kufur(kerana menghina) maka pancunglah dia!" lelaki tersebut pun dipancung lehernya dan aku(Utbah) hadir menyaksikan peristiwa tersebut.<br />
(Diriwayatkan oleh al-lalikai'ie-syarah I'tiqad Ahl al-sunnah wa al-jama'ah jld 2.hlm 232)Qosim Ibn 'Alyhttp://www.blogger.com/profile/12676595207151791229noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-721620256225820532.post-32694207327835121172011-10-04T20:13:00.000-07:002011-10-04T20:13:41.866-07:00MAFAAHIM AL BAQOROH 159Baginda Nabi Saw di utus kepada seluruh manusia,(Al a'rof:158. Saba':28. Al anbiya':107). Secara gelobal saat itu manuisa dapat di bagi mnjadi dua.<br />
1). Mereka yg telah memiliki pedoman kitab suci ( Wahyu Ilahi).<br />
2). Mereka yg tidak memiliki pedoman Kitab suci.Jika kita membaca quran kemudian kita menemukan kalimat ahl kitab, maka yg di kehendaki ad/ orang2 Yahudi dan Nasrani. ( Ali imron: 64, 98, 99). Sebagian ahl kitab ada yg beriman kepada baginda Nabi Saw. sebagai contoh Abdulloh bin salam dari Yahudi dan Raja Najasyi dari Nasroni. Merka yg beriman kepada baginda Nabi ad/ orang2 yg Objektif. Mereka mengakui adanya kabar gembira tentang Nabi Ahir zaman yg sifat2nya ada pada diri baginda Nabi SAW. Mereka menerima Beliau SAW dg legowo meskipun beliau bukan dari golongan mereka. Meraka inilah yg di bicarakan dalm Al a'rof; 157.<br />
<br />
Akan tetapi mayoritas ahl kitab menolak nubuah baginda Nabi. Mereka Tahu bhwa Nabi ahir zaman akan muncul, kemudian merak berharab nabi itu berasal dari golongan mereka. Ironisnya Nabi yg merka tunggu2 bukan dari golongan mereka . Dari sini lah timbul rasa Hasud ( Al baqoroh: 213).<br />
<br />
Seperti Iblis, ia tahu klo ia berada pada posisi yg salah. Namun Rasa hasud membuat buta mata hatinya. Orang2 Yahudi Tahu bhwa sifat 2 Nabi Muhammad SAW tertera di dalam taurot. demikian juga orang nasrani. Mereka tahu sifat2 beliau tertera di dalam injil. Namun karena Hasud mk mata hati mereka buta. Sehingga mereka menyembunyikan penjesan tentang sifat2 baginda Nabi itu.<br />
Al baqoroh: 146, artinya:<br />
<br />
" Orang2 ( Yahudi dan Nasrani) yg telah kami beri alkitab ( taurot dan injil) mereka menganal ny ( Muhammad) sebagaimana mereka mengenal anak2 mereka sendiri. Dan sesungguhnya sebagian mereka menyembunyikan kebenaran....".<br />
<br />
Suatu Hari Abu Bakar Ra dan Umar Ra mendatangi seorang Yahudi dan bertanya, " Apakah kamu menemukan sifat Nabi Muhammad di dalam taurot?. orang yahudi itu menggeleng. Melihat kejadian itu anak si yahudi berkata:" demi zat yg menurunkan taurot sesungguhnya dalam kitab kami terdapat sifat2 nya". Kemudian si anak tadi masuk islam.(Fathur Robbani Juz 20 hlm 202).<br />
<br />
Pengakuan tersebut di perkuat oleh pengakuan seorang intelak yahudi bernama Abdulloh bin salam. Dia berkata:<br />
" SIFAT MUHAMMAD TERTERA DI DALAM TAUROT". ( sunan tumudzi juz 5 hlm 248).<br />
<br />
Ketika berita tentang Baginda Nabi sampai pada Raja Najasy dia berkata:"AKU BERSAKSI BAHWA MUHAMMAD AD/ UTUSAN ALLOH. DIA AD/ ORANG YG DI KABARKAN OLEH ISA IBN MARIYAM".(sunan Abu dawud juz 3 hlm 212).<br />
<br />
Mereka itulah yg di bicarakan dlm al a'rof:157, artinya:"(yaitu) orang2 yg mengikuti Rosul Nabi yg Umy yg (namanya) mereka dapati di dalam Taurot dan injil...".<br />
Suatu Hari Abu bakar mendatangi seorang intelek yahudi bernama finhas dan berkata:"wahai finhas takutlah kepada Alloh, bukankah engkau mengetahui sifat2 Muhammad tertera di dalam taurot". Finhas menggeleng, tidak mengakuinya.<br />
(sabilulhuda wal irsyad juz3 hlm 583).<br />
<br />
Finhas merupakan salah satu contoh tokoh yahudi yg menyembunyikan penjelasan taurot. Dia ad /contoh yg di bicarakan dalam la baqoroh; 159, artinya:"SESUNGGUHNYA ORANG2 YG MENYEMBUNYIKAN APA YG TELAH KAMI TURUNKAN BERUPA PENJELASAN2 ( YG JELAS) DAN PETUNJUK SETELAH KAMI MENERANGKANNYA KEPADA MANUSIA DALAM ALKITAB, MEREKA ITU DI LAKNAT ALLOH DAN DI LAKNATI (PULA) SEMUA PELAKNAT".<br />
<br />
Akan tetapi syiah telah menyalahgunakan ayat tersebut. Mereka menggunakan ayat tersebut untuk melaknat Abu bakar dan usman. Alasan yg di ajukan ad/ karena Abu bakar Ra pernah membakar Hadis2 Nabi sedangkan Usman Ra pernah membakar alquran.<br />
<br />
Qosim Ibn 'Aly menjawab:<br />
Perhatikan al baqoroh 159. Di sana terdapak kalimat "...orang2 yg menyembunyikan apa yg telah kami turunkan.....". Kalimat Apa yg telah kami turunkan, dalam teks arab berbunyi:"...MA ANZALNA...". Apa yg Alloh turunkan?... Yg Alloh turunkan adlah kitab suci. Jadi yg di ancam oleh al baqoroh ad/ orang2 yg menyembunyikan penjelasan dalam kitab suci. Sedangkan yg di bakar oleh Abu bakar Ra ad/ Hadis Nabi Saw. Apakah kalian anggap hadis sama dg kitab suci wahai syiah dajjal?<br />
<br />
Adapun Usman Ra. Memang benar beliau pernah membakar quran. Meski demikian beliau tlah menetapkan 5 mushaf ( mushaf usmani), sebagai mushaf yg telah di sepakati. Jadi beliau tidak menyembunyikan penjelasan2 yg ada di dalam quran. Sedangkan yg di ancam Oleh albaqoroh 159 adalah orang2 yg menyembunyikan penjelasan yg ada di dalam kitab suci. Apakah kalian meragukan keutuhan alquran sekarang wahai syiah dajjal?...Qosim Ibn 'Alyhttp://www.blogger.com/profile/12676595207151791229noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-721620256225820532.post-42594165341658671712011-09-20T16:17:00.000-07:002011-09-21T01:25:39.411-07:00KEBOHONGAN SYIAH ATAS UCAPAN UMAR RA.Kali ini kita akan bongkar kebohongan yg telah menjadi keyakinan syiah tentang ucapan umar ra mengenai mutah. Telah maklum, syiah sangat meyakini bahwa yg mengharamkan mutah bukan lah Nabi SAW. Melainkan Umar Ra. Mereka mengajukan bukti berupa riwayat yg ada dalam kitab<br />
Fakhrur Razi dalam tafsir al-Kabir, ketika menafsirkan ayat 24 surat an-Nisa ; Imam Ahmad bin Hambal dalam musnadnya (lihat: jil:1 hal:52).), yaitu:<br />
Umar bin Khotob ketika mengatakan ,” “ Dua jenis mut’ah yang berlaku di masa rasulullah, yang kini ku larang dan pelakunya akan kuhukum, adalah mutah haji dan mut’ah wanita”.<br />
--------------------------------<br />
Ana persilahkan antum sekalian untuk merujuk ke kitab tersebut. Antum tak bakalan menemukan riwayat yg terjemahannya seperti di atas. Akan tetapi antum akan menemukan riwayat yg terjemahannya seperti berikut:<br />
"UMAR RA BERKHUTBAH DAN BERKATA:" SESUNGGUHNYA ROSULULLOH SAW PERNAH MENGIZINKAN MUTAH KEPADA KAMI SEBANYAK 3X , KEMUDIAN BELIAU SAW MENGHARAMKANNYA. DEMI ALLOH TIDAKLAH AKU MELIHAT ORANG YG MELAKUKAN MUTAH PADAHAL DIA MUHSON ( TELAH MENIKAH) KECUALI AKU AKAN MERAJMNYA MENGGUNAKAN BATU, KECUALI IA MAMPU MENDATANGKAN 4 SAKSI UNTUK MENYAKSIKAN BAHWA MENGHALALKANNYA SETELAH MENGHARAMKANNYA".<br />
( Bandingkan, Ibn Majjah hadis ke 1963. Al muqodas fil mukhtar juz 1 hlm 33o).<br />
<br />
Jadi maksud Umar Ra adalah menjelaskan kepada kaum muslimin yg saat itu banyak yg baru masuk islam, dan masih akrab dg kebiasaan jahiliyah, termasuk mutah. Mereka yg baru masuk islam tentu tidak mengetahui sabda Nabi SAW saat fathul makkah.<br />
<br />
Baginda Nabi SAW bersabda:<br />
<br />
" SESUNGGUH NYA AKU PERNAH MENGIZINKAN KALIAN UNTUK ISTIMTA' ( MUTAH). INGATLAH!!! SESUNGGUHNYA ALLOH BENAR2 TELAH MENGHARAMKANNYA SAMPAI HARI KIAMAT. BARANG SIAPA DI SISINYA MASIH MEMILIKI MASA DARI WANITA MUTAH , MAKA TINGGALKAN LAH. DAN JANGANLAH KALIAN MENGAMBIL SESUATU YG TELAH KALIAN BERIKAN KEPADA MEREKA.<br />
(HR. ibn majjah, muslim, abu dawud, nasa'i, ahmad dan ibn hibban).<br />
<br />
Kkarena itu Umar berkata:<br />
" Sesungguhnya Rosululoh saw pernah mengizinkan mutah kepada kami kemudian beliau mengharamkannya sampai hari kiamaat. Demi Alloh ! aku tidak melihat seseorang yg melakukan mutah kecuali aku akan merajaam nya"<br />
<br />
Apakah salah jika Umar ra sebagai seorang kholifah menjelaskan hukum kepada kaum muslimin, di mana hukum tersebut merupakan ketetapan dari baginda Nabi SAW, bahwa hukum MUTAH ADALAH HARAM.?????Qosim Ibn 'Alyhttp://www.blogger.com/profile/12676595207151791229noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-721620256225820532.post-26230361879094239602011-09-18T16:38:00.000-07:002011-09-18T16:50:12.860-07:00DID GOD CHANGE HIS MIND????.Setelah berkali2 membaca catatan yg penuh manfaat dari Habeb Muhammad Umar alaydrus tentang MADZHAB IMAM MUHAJIR DAN SALAF BA'ALAWY , lihat di sini:<br />
<br />
http://www.facebook.com/#!/notes/muhammad-umar-alaydrus/madzhab-imam-muhajir-dan-salaf-baalawy/160325234042147 <br />
<br />
ana menyimpulkan bahwa syiah keliru dalam memahami makna imamah yg di kehendaki oleh al imam ahmad al muhajir. Mereka hanya melihat kata imam tanpa meneliti apakah yg di kehendaki ad/ imamah yg ada dalam syiah ato bukan?. Kekeliruan serupa juga terjadi dalam menjadikan al baqoroh 124 sbagai dalil konsep imamiyah.Dalam catatan tersebut seorang syiah komentar begini.<br />
<br />
Ali Musa:<br />
<br />
nie salah satu ayat sandaran kami syiah ttg ke imamahan..<br />
<br />
QS Al-Baqarah [2] Ayat 124<br />
<br />
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku... akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zalim”.<br />
<br />
ttg nama2 imam ahlul bayt..<br />
<br />
dan berjumlah 12 org..<br />
<br />
ini yg kami jadikan sandaran..<br />
<br />
(affuan kami syiah g asal comot se enak hati kami..)<br />
<br />
Kemarin jam 2:16 · Suka<br />
<br />
--------------------------------------------------------------------------------<br />
<br />
Padahal makna imam dalam ayat tersebut ad/ nubuwah. Alloh mengangkat nabi Ibrohim as sebagai imam. Siapa nabi Ibrohim???. Semua orang tau kalo beliau adalah Nabi. Kemudian beliau meminta agar dzurriyyahnya juga di jadikan imam, beliau berkata: WA MIN DZURRIYYATY.....dan (juga) dari dzurriyyah ku.<br />
<br />
Dzurriyah sendiri berarti naslul insan ( keturunan manusia) mencangkup anak, cucu, buyut, canggah dst.<br />
<br />
( lihat kamus al mu'jam alwasit juz1 hlm 310. kamus al munawir hlm 444 dan 1415).<br />
<br />
Dengan pengertian itu kita dapati dzurriyyahnya nabi ibrohim as di angkat menjadi nabi. Nabi Ibrohim memiliki dua anak; Ismail as dan Ishak as. Keduanya ad/ Nabi. Ishak as memiliki anak bernama ya'kub. Beliau juga Nabi. Ya'kub memiliki anak bernama Yusuf as. Beliau juga Nabi. Dalam surat al ankabut:27 Alloh berfirman: WA JA'ALNA FI DZURRIYYATIHINNUBUWAH....dan kami jadikan kenabian dalam dzurriyah nya(Ibrohim).<br />
<br />
Dalam ayat lain Alloh menyebut mereka dg menggunakan kata aimah ( jama' kata imam), al anbiya': 73....WA JA'ALNAHUM AIMATAN...dan kami jadikan mereka sebagai para imam. Dg demikian jelas kalo kata imam dalam al baqoroh 124 bermakna nubuwah. Kemusykilannya, mengapa Alloh menggunakan kata imam untuk mengungkapkan makna nubuwah????.<br />
<br />
Sebab Nabi adalah pemimpin ( imam ) umatnya.<br />
<br />
Syiah memaksakan ayat tersebut untuk menjadi dalil konsep imamiyah. Padahal kita sama2 tahu kalo ayat tersebut membicarakan Nabi Ibrohim as. Dalam persepsi syiah, setelah Nabi Muhammad SAW di angkat menjadi Nabi mk secara otomatis hak imamah beralih pada dzurriyyah beliau SAW. Tadi kita tlah bahas arti kata dzurriyyah, yaitu naslulinsan ( keturunan manusia), mencangkup anak, cucu, buyut, canggah dst. Dg demikian Imam Hasan ra dan Imam Husen ra termasuk dlm kata gori dzurriyyah. Namun,SIAPA YG MAMPU MEMBUKTIKAN SECARA BIOLOGIS KALO ALY KW TERMASUK DLM KATA GORI DZURRIYYAH????????. beliau bukanlah anak maupun cucu Nabi SAW. Beliau adalah menantu. Sedangkan janji Alloh di berikan kpd dzurriyyah. <br />
DID GOD CHANGE HIS MIND?????????Qosim Ibn 'Alyhttp://www.blogger.com/profile/12676595207151791229noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-721620256225820532.post-71257250300232842672011-09-16T21:08:00.000-07:002011-09-20T16:18:58.719-07:00KEBOHONGAN SYIAH ATAS PEMBAIATAN ALI KW PADA ABU BAKAR RADalam lamunan syiah, Aly kw tidak membaiat Abu bakar ra kecuali setelah 6 bulan berlalu. Dari sini mereka membuat pertanyaan : mengapa aly kw tidak membaiat sebelumnya???????. selanjutnya mereka membuat kesimpulan bahwa pembaiatan aly kw itu di lakukan karena terpaksa.<br />
<br />
Tampaknya orang2 syiah udah mulai menganggap diri mereka lebih hebat dari Imam Aly kw. Cos, mereka telah mampu menebak isi hati beliau. Jadi bagi syiah kajian kritis yg ilmiyah tor logis dapat di lalui lewat tebak2an.<br />
<br />
Kalo ada orang yg melakukan kajian dan memberikan bukti berupa riwayat bahwa Aly kw membaiat Abu bakar di awal2 pemerintahannya, mk syiah langsung menyebutnya sebagai nasibi ato wahabi untuk menolak tulisan tersebut.<br />
<br />
Ok!!!.Kita ikuti standar syiah bahwa tulisan dari wahabi dan nasibi harus di tolak. Nasibi ad/ pembenci ahl bait. Wahabi adalah sekte yg di dirikan oleh Muhammad iibn abdul wahab pada abad 10 h.<br />
<br />
Telah sama2 kita ketahui syiah sangat membenci orang2 yg terlibat dalam pembantaian di karbala. Untuk membuktikan cinta mereka kpd ahl bait, syiah mlaknat orang2 itu. Dapat di simpulkan bhwa ciri2 pcinta ahl bait dlm standar syiah ad/ mlaknat orang2 itu.<br />
<br />
Alhamdulillah seluruh ulama ahl sunah mlaknat kejadian itu. di antaranya adalah Imam suyuti. ( Tarikh khulafa hlm 170). Beliau adalah ulama ahl sunah yg hidup pada abad 9 h. Jadi bliau hidup seblum wahabi lahir. Oleh karena itu beliau bukan nasibi dan bukan pula wahabi. Mk tulisannya boleh di trima menurut standar syiah.<br />
<br />
Dalam tarikh khulafa' beliau menukil sebuah riwayat yg oleh al hakim di nyatakan sohih bahwa beberapa hari setelah Baginda Nabi di makamkan, Abu bakar ra berkhutbah. Setelah selesai berkhutbah Aly kw berkata:" SESUNGGUHNYA AKU BERPENDAPAT BAHWA ABU BAKAR PALING BERHAK ATAS KEHILAFAHAN. (Tarikh khulafa' hlm 61).<br />
<br />
Riwayat ini menunjukan kalo Aly kw telah membaiat Abu bakar sejak awal.<br />
Adapun Riwayat yg biasa di nukil oleh syiah tentang dialog antara Abu bakar dan Aly kw, riwayat ini adalah kebohongan syiah. Dialog tersebut bukan antara Abu bakar ra dan aly kw, melainkan antara Abu bakar ra dan Kholid bin sa'id bin ash. Kejadiannya pun bukan setelah 6 bulan pembaiatan di saqifah, melainkan 1 bulan setelahnya. hal yg membuat dia terlambat membaiat Abu bakar adalah karena ia berada di yaman.Ketika ia ke madinah terjadilah dialog dg abu bakar dan ahirnya dia membaiat Abu bakar.<br />
( Attobari juz 4 hlm 28. Al kunuz juz 8 hlm 59. Thobaqot juz 4 hlm 97. Al bidayah juz 6 hlm 315)<br />
Mengapa kalian melakukan tadlis wahai syiah dajjal????????><br />
<br />
Telah sama2 kita ketahui syiah sangat membenci abu sufyan. Ketika Abu sufyan mendengar berita kalo yg jadi kholifah adalah abu bakar, ia menuju madinah dan menemui Aly kw untuk memprotes kekhilafahan Abu bakar ra. Aly kw menjawab:" AKU BERPENDAPAT BAHWA ABU BAKAR PANTAS MEMANGKU JABATAN ITU.".<br />
(AL kunuz juz 3 hlm 140. Al isti'ab juz 4 hlm 87. Al mustadrok juz 3 hlm 78.).<br />
<br />
MENGAPA KALIAN LEBIH MEMILIH PENDAPAT ABU SUFYAN KETIMBANG PENDAPAT ALY KW WAHAI SYIAH DAJJAL?????.<br />
<br />
Bukti bahwa Aly kw membaiat abu bakar ra bukan karena terpaksa adalah ke ikut sertaannya dalam musawaroh di masa kekhilafahan abu bakar.<br />
(al kunuz juz 3 hlm 134. al ishobah juz 3 hlm 55. al haitsam juz 5 hlm 319).<br />
<br />
Bukti lainnya adalah ke ikutsertaan Aly kw memerangi orang2 yg tidak membayar zakat.<br />
( tarikh khulafa' hlm 65).<br />
<br />
KALO SYIAH BILANG BAHWA APA YG DI LAKUKAN OLEH ALY KW ITU HANYA SEKEDAR TAQIYYAH BELAKA, MK ANA TANYA....APAKAH KALIAN TELAH MEMBELAH DADA BELIAU SEHINGGA KALIAN TAU ISI HATI BELIAU?????????. JIKA BELUM MK ALANGKAH MBAJUK DAN SANGAT TIDAK SOPAN APA YG KASLIAN LAKUKAN WAHAI SYIAH DAJJAL!!!! KALIAN BERANI MENEBAK2 ISI HATI BELIAU YG SUCI....Qosim Ibn 'Alyhttp://www.blogger.com/profile/12676595207151791229noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-721620256225820532.post-60425775292943992762011-09-16T20:17:00.000-07:002011-09-20T16:20:23.668-07:00KEBOHONGAN SYIAH ATAS ABU BAKAR RAOleh sebab tidak paham maslah tanaqidl ( kontradiksi ), maka dua hal yg sebenarnya tidak bertentangan di anggap bertentangan. Bagi anda yg ingin memahami bab ini lebih jauh, silahkan merujuk ke kitab2 balaghoh, ana sarankan agar anda mempelajari syarh 'uqudul juman fi 'ilmi ma'ani wal bayan. Pada bab tanaqudl di jelaskan bahwa kntradiksi yg menunjukan esalahan suatu alimat adalah kontradiksi yg saling merusak, yakni dua hal yg saling bertentangan yg apabila salah satunya di gunakan, maka yg lain harus di tinggalkan. ( Syarh 'Aqudul juman Fi Ilmil ma'ani wal bayan, hlm 11).<br />
<br />
Ana kasih contoh konsep trinitas. Kata orang kristen yesus adalah tuhan. Tuhan tidak bisa mati sedangkan manusia bisa mati. yesus mati rapi dia adalah tuhan. Lho...lho...katanya tuhan tidak bisa mati???...<br />
<br />
Orang2 kafir yg tak paham dg maslah tanaqidl mncoba mengkritik quran. Kata mereka di dalam quran terdapat pertentangan. Mereka mengajukan contoh ayat berikut:<br />
<br />
Ar rohman:39, artinya:" maka pada hari itu, manusia dan jin tidak di tanya tentang dosanya". Di sini Alloh tidak menanyai mereka. Namun di ayat lain Alloh menanyai mereka.<br />
al hijr: 92, artinya:" maka demi tuhan mu, kami pasti akan menanyai mereka".<br />
<br />
Kata orang2 kafir dua ayat di atas merupakan bukti adana kontradiksi dalam quran.<br />
<br />
Qosim Ibn 'Aly menjawab:<br />
Dua ayat di atas tidaklah saling bertentangan. Justru keduanya saling melengkapi dan saling menjelaskan. Cos, masa satu hari di hari kiamat setara dg 50.000 tahun. Al ma'arij: 4, artinya:" ....dalam sehari setara dg 50.000 tahun...".<br />
<br />
Selama itu, ada masa di mana manusia dan jin berada di suatu tempat yg di situ mereka di tanyai ( al hijr:92). Namun di waktu lain mereka tidak di tanyai ( ar rohman:39). Dengan demikian tidak ada yg bertentangan di dalam quran.<br />
<br />
Tampaknya Orang2 syiah juga tak paham masalah tanaqid. Namun rasa hasud mereka kpda islam telah sedemikian besar sehingga sesuatu yg tak bertentangan di anggap bertentangan. <br />
<br />
Yazdi Muthaharry:<br />
coba teliti ya...<br />
Benarkah Abubakar menjadi Imam shalat pada saat hari terakhir kehidupan Rasulullah saw spt yg diriwayatkan Bukhori?<br />
Hadits ttg keutamaan Abubakar menjadi Imam salat utk menggantikan Rosul ketika Rosul mau meninggal dunia sering dibesar-besarkan oleh sebagian sdr sunni, sebagai tanda bahwa Abubakar sebagai pengganti Rosul . Padahal hadits tersebut adalah hadits yg kontradiktif atau hadits mudtharib, bagian dari hadis dhoif karena selain bertentangan matan antara hadits sejenis, fakta dan waktunya juga tidak sesuai ...<br />
<br />
Dari Aisyah ,ia berkata :"Ketika sakit Rosul saw sudah berat, datanglah Bilal mengajak salat, lalu Rosulullah berkata :"Suruh Abubakar shalat utk manusia !" Lalu aku (aisyah )berkata :" Yaa Rosulullah, Abubakar itu org yg lemah.dia tdk sanggup menggantikan kedudukanmu. Nanti org tidak dapat mendengar suaranya, alangkah baiknya kalau disuruh saja Umar. "Rasulullah berkata :" Suruh Abubakar shalat!", lalu aku berkata kpd Hafsah " katakan kpd Rosul bahwa Abubakar laki2 yg lemah, klu dia menggantikan kedudukanmu nanti suaranya tdk bisa didengar org. " Rasulullah marah dan berkata:"Kamu ini seperti perempuan yg mengelilingi Yusuf, suruh Abubakar shalat di tengah2 manusia!". Ketika sudah masuk waktu shalat Rasulullah merasa ringan kemudian beliau berdiri bersandar kepada dua orang, kakinya bergelantung dan masuk ke masjid. Ketika Abubakar mendengar suara Rasulullah, dia (Abubakar) mundur ke belakang. Kemudian Rasulullah memberi isyarat kepada Abubakar utk meneruskannya. Rasulullah datang dan duduk di sebelah kiri Abubakar, waktu itu Abubakar shalat berdiri, Rasulullah shalat duduk, Abubakar bermakmum kpd Rasulullah dan org2 bermakmum kpd Abubakar ra.(HR BUKHORI 722 dan hadis sejenis Bukhori 713, 683, 664).<br />
Kontradiktif hadis ini adalah sebagai berikut:<br />
Kontradiksi disini apakah Imamnya satu, yaitu Abubakar atau dua orang, yaitu Abubakar dan Nabi Saw? Dlm riwayat yg lain lagi Rasulullah tidak ikut shalat, beliau hanya membuka tirai saja krn beliau sakit parah<br />
12 September jam 2:52 · Suka<br />
<br />
Qosim Ibn 'Aly menjawab:<br />
Ya selayang pandang hadis2 dalam BUKHORI 722 dan hadis sejenis Bukhori 713, 683, 664 tampak saling bertentangan. Akan tetapi hal ini jika hadis2 itu membicarakan satu kejadian. Manakala kita teloti kembali, mk kita dapati bahwa hadis2 itu menceritakan dua kejadian. pertama, mnceritakan bahwa Nabi SAW ikut solat, dan yg kedua mnceritakan bahwa beliau ta ikut solat.<br />
<br />
Perhatikan hadis ke 678. Dari Abi Musa, dia berkata:<br />
" Nabi SAW sakit dan sakit beliau parah. Kemudian beliau bersabda:" Suruh Abu bakar untuk solat dg orang2". (artinya, abu bakar di printah untuk mjadi Imam Solat).<br />
Bukhori juz 1 hlm 154 hadis ke 678, 3385).<br />
<br />
Dalam Fathulbari di jelaskan bahwa kejadian itu terjadi 9 hari sebelum Nabi SAW meninggal. Di Lain hari keadaan bliau SAW sempat membaik. <br />
Perhatikan Hadis ke 4447. Orang2 bertanya kepada Aly kw:" bagaimana keadaan Nabi Saw?". Aly kw menjawab:" Al hamdulillah beliau baik".<br />
( Bukhori Juz 3 hlm 92).<br />
<br />
Ketika keadaan beliau membaik itulah, beliau keluagr rumah dan masuk masjid. Kemudian Solat di dekat Abu Bakar Ra.<br />
<br />
Perhatikan Hadis ke 683. Di situ terdapat kalimat....Ketika sudah masuk waktu shalat Rasulullah merasa ringan kemudian beliau berdiri bersandar kepada dua orang, kakinya bergelantung dan masuk ke masjid. Ketika Abubakar mendengar suara Rasulullah, dia (Abubakar) mundur ke belakang. Kemudian Rasulullah memberi isyarat kepada Abubakar utk meneruskannya. Rasulullah datang dan duduk di sebelah kiri Abubakar, waktu itu Abubakar shalat berdiri, Rasulullah shalat duduk, Abubakar bermakmum kpd Rasulullah dan org2 bermakmum kpd Abubakar ra.<br />
<br />
Jadi sebelum meninggal, kondisi baliau sudah sempat membaik. Namun itu tak berlangsung lama. <br />
Perhatikan Hadis ke 1205. dari Anas Ra : ketika orang2 islam melaksanakan solat Fajar ( subuh) di hari senin dan Abu bakar Solat dg mereka, Rosululloh SAW mengagetkan mereka kerika beliau melihat dari jendela kamar Aisyah. Maka Rosululloh SAW tersenyum. ( Bukhori juz 1 hlm 258 hadis ke 1205 dan 680).<br />
<br />
Jadi dua riwayat yg oleh syiah di anggap bertentangan itu, ternyata menceritakan dua kejadian.<br />
1). Rosululloh SAW masuk masjid dan duduk di dekat Abu bakar Ra. (hadis ke 678)<br />
2). Rosululloh saw Tidak masuk masjid. Beliau hanya melihat dari balik jendela. (hadis ke 680).<br />
<br />
maka wajar2 saja jika redaksi hadisnya berbeda2. Lha wong itu menceritakan dua kejadian kok.Qosim Ibn 'Alyhttp://www.blogger.com/profile/12676595207151791229noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-721620256225820532.post-51128634104387949312011-09-15T18:26:00.000-07:002011-09-15T18:26:47.870-07:00KEBOHONGAN SYIAH 4Masih ingat jenggongan syiah bahwa mereka anti yahudi?... Iran mengancam israil dg nuklirnya yg sampai detik ini masih ngumpet?...Jika anda masih mempercayainya berarti anda tengah mempercayai kebohongan. Cos, sangat tidak mungkin Syiah melawan yahudi. kenapa???. Sebab Imam mahdi versi syiah akan menggunakan hukum yahudi.<br />
<br />
Abu Abdillah as berkata :"Apabila datang pembela keluarga Muhammad (al-Mahdi a.s), maka dia akan memberlakukan hukum Dawud dan Sulaiman tanpa bantuan saksi" (al-Kulayni, al-Kafi juz 1 halaman 397)<br />
<br />
Aneh ya, di forum2 facebook, orang2 Syiah sok anti yahudi, tp kok Imam mahdinya menerapkan Hukum Dawud, bukan Hukum Qur'an dan Sunnah yang dibawa oleh Rasulullah Saw.Jadi, orang Syiah anti Yahudi cuma kamuflase doank dunk.<br />
---------------------------------------------------<br />
Wahai Saudaraku, jangan kalian tertipu dengan propaganda Syiah yang sellau anti yahudi, padahal mereka snagat menantikan terjadina penggantian hukum dr hukum Qur'an menjadi hukum keluarga Dawud (YAhudi). Dan kita berkeyakinan bahwa Qur'an mengandung hukum paling sempurna dibanding hukum2 sebelumnya.<br />
<br />
Jangan kalian tertipu dengan hadits2 tentang Imam Mahdi yg mereka contek dr hadits SUNNI, karena dalam hadits2 dari kitab standar mereka jauh sekali Imam Mahdi versi Sunni dengan versi mereka.<br />
<br />
Jadi, waspadalah..waspadalah..jangan sampai kita tertipu oleh ulah mereka.<br />
<br />
Akhirnya, mari kita, keluarga kita, keturunan kita, dan seluruh kaum muslimin berdo'a semoga Allah menyelamatkan kita dunia akhirat.<br />
hanya kepada Allah kita menyembah dan hanya kepada Allah kita meminta dan berharap, krn tiada daya upaya selain kekuatan Allah belaka.<br />
<br />
WassalamQosim Ibn 'Alyhttp://www.blogger.com/profile/12676595207151791229noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-721620256225820532.post-28943853499656307062011-09-11T17:38:00.001-07:002011-09-11T17:38:15.712-07:00KEBOHONGAN SYIAH 3Masih ingat novel produk syiah tentang pasukan Usamah bin Zaid Ra kan?....Dalam Novel tersebut di katakan bahwa Abu bakar Ra dan Umar Ra menolak kepemimpinan Usamah bin Zaid Ra. Kemudian Rosululloh SAW melaknat mereka.<br />
Syiah menggunakan novel tersebut sebagai salah satu alasan untuk menyalahkan Abu bakar Ra dan Umar Ra. Akan tetapi kita tidak sedang mengalisa novel. Melainkan kita sedang menganalisa sejarah. Jadi apa yg ada dalam teks sejarah itulah yg kita cari dan itulah yg benar.<br />
<br />
Ternyata teks sejarahmenunjukan bahwa Abu bakar Ra tidak termasuk pasukan tersebut. 9 hari sebelum Rosululloh SAW meninggal, beliau menyuruh Abu bakar Ra untuk meng imami solat. Sedangkan pasukan Usamah di kirim 3 hari sebelum Rosululloh SAW wafat.Jadi ketika Rosululloh SAW mengutus oasukan Usamah Abu bakar Ra memiliki tugas lain, yaitu menjadi Imam solat. Beliau tidak termasuk dalam pasukan Usamah Ra.<br />
<br />
Umar Ra meskipun beliau termasuk dalam pasukan itu, namu beliau tidak menolak kepemimpinan Usamah. Justru beliaulah yg membela Usamah Ra keyika orang2 menolak kepemimpinan Usamah Ra.<br />
Umar Ra lah yg e=melapor penolakan tersebut kepada Rosululloh SAW. Setelah mendengar laporan dari Umar Rosululloh SAW berpidato. Dalam pidato tersebut beliau tidak melaknat siapaun. Beliau hanya memastikan bahwa Usamah Ra layak menjadi pemimpin pasukan. Di ahir pidato itu, beliau SAW bersabda:<br />
" sesungguh nya Usamah termasuk orang2 pilihan kalian". Setelah Rosululloh SAW berpidato, ahirnya orang2 yg tadnya menolak kepemimpinan Usamah mau menerima Usamah Ra dg legowo.<br />
(Ibn asakir juz 1 hlm 120. Kanzul umal juz 5 hlm 312).<br />
<br />
Walhasil Syiah telah berbohong. Secara diam2 syiah membuat novel kemudian menganggap novel tersebut sebagai sejarah. Lalu mereka mnjadikan novel yg mereka anggap sebagai sejarah itu sebagai dalil untuk menyalahkan Abu bakar ra dan Umar Ra.<br />
<br />
Masih ingat hadis Nabi tentang kondisi sebelum dajjal muncul kan.Dalam buku<br />
Dajjal Pemimpin Yahudi halaman 112 di nukilkan sabda Nabi SAW begini:<br />
"SESUNGGUH NYA DI DEPAN DAJJAL ADA TAHUN TAHUN KEDUSTAAN...."<br />
(HR. Ahmad, Abu daud, Ibn Majjah, Al hakim).<br />
<br />
14 ABAD LALU BAGINDA NABI SAW TELAH MENGABARKAN BAHWA DI DEPAN DAJJAL ADA TAHUN2 KE DUSTAAN. DAN HARI INI KITA SAKSIKAN KEDUSTAAN SYIAH<strong>. </strong>SUNNGUH HEBAT NABI KITA. MK BENARLAH FIRMAN ALLOH DALAM AN NAJM......<strong>WAMA YANTIQU 'ANIL HAWA....... DIA ( MUHAMMAD) TIDAKLAH BERKATA DARI HAWA NAFSU.....</strong><br />
<br />
JIKA DEMIKIAN UCAPAN SYIAH BERASAL DARI...................Qosim Ibn 'Alyhttp://www.blogger.com/profile/12676595207151791229noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-721620256225820532.post-51543463706359216212011-09-08T20:42:00.001-07:002011-09-08T20:44:05.090-07:00HUBUNGAN KELUARGA NABI DAN SAHABAT NABI<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1}"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3}">Pertalian hubungan pernikahan dan nasab antara Ahlul Bait dengan Sahabat Nabi SAW terutama dengan keluarga Abu Bakar, keluarga Al Khatthab dan keluarga Az Zubair banyak sekali disebutkan dalam sumber-sumber utama Syiah. Antara lain :<br />
a. Ummu Kultsum binti Ali bin Abi Thalib ra. Menikah dengan Umar bin Al Khathab ra. <br />
(Al Kulaini dalam Al Kafi Fi Al Furu’ (6/115), At Thusi dalam Tahdziibul Ahkam, Bab Adad An Nisa’ Juz 8 hal 148).<br />
Sesungguhnya Ali bin Abi Thalib ra. Menikahkan anak perempuannya dengan Umar bin Khatthab, hal ini bukan saja mengindikasikan bagaimana eratnya hubungan kasih sayang keduanya, tetapi juga menunjukkan bahwa Ali melihat Umar adalah sosok lelaki tepat yang berhak untuk menjadi suami dari cucu Rasulullah SAW.<br />
Tentunya beda dengan keyakinan Syiah tentang diri Umar.<br />
<br />
Renungkan firman Allah SWT di Surah An Nuur ayat 26 ini:<br />
<br />
“Perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, laki-laki yang keji untuk perempuan yang keji pula. Perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik pula. Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dari rizki yang mulia (surga)” (An Nuur: 26)<br />
<br />
b. Fatimah binti Ali bin Abi Thalib ra. Menikah dengan Al Mundzir bin Ubaidah bin Az Zubair ra.<br />
c. Sakinah binti Al Husain bin Ali bin Abi Thalib As Syahid ra. Menikah dengan Mush’ab bin Az Zubair ra.<br />
d. Ruqayyah binti Al Husain As Syahid ra. Menikah dengan Amru bin Az Zubair ra.<br />
e. Fatimah binti Al Husain As Syahid ra. Menikah dengan Abdullah bin Amru bin Ustman bin Affan ra.<br />
f. Ummul Hasan binti Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra. Cucu Rasulullah SAW menikah dengan Abdullah bin Az Zubair ra.<br />
g. Malikah binti Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra. Menikah dengan Ja’far bin Mush’ab bin Az Zubair ra.<br />
h. Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra. Menikah dengan Hafshah binti Abdur Rahman bin Abu Bakar ra.<br />
i. Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra. Menikah dengan Ummu Ishaq binti Thalhah bin Ubaidillah ra. Kemudian ketika Al Hasan meninggal dunia beliau berwasiat kepada saudaranya Al Husain As Syahid ra. Agar menikah dengan Ummu Ishaq setelahnya, hingga kemudian Al Husain As Syahid ra. Menikahinya dan lahirlah Fathimah.<br />
j. Muhammad Al Baqir menikah dengan Ummu Farwah binti Al Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar ra. Hingga lahirlah Al Imam Ja’far As Shadiq.<br />
(Pertalian hubungan pernikahan antara keluarga Ali bin Abi Thalib ra. Dengan sebagian keluarga pamannya dari keluarga Abu Bakar ra. Keluarga Umar bin Khatthab ra. Keluarga Ustman bin Affan ra. Dan keluarga Az Zubair bin Awwam ra. Banyak sekali, yang kemudian dikupas oleh Syaikh As Sayyid bin Ahmad bin Ibrahim dalam kitabnya ‘Al Asma’ wa Al Mushaharat Baina Ahlil Bait Wa As Shahabah’)<br />
<br />
Lihatlah wahai pengekor hawa nafsu dan pencaci, tidak cukupkah bukti tersebut diatas sebagai hujjah bahwa antara Ahlil Bait dan Shahabat terdapat hubungan yang erat dan harmonis sebagai bukti ketinggian Iman dan Akhlak di zaman Nubuwwah. Rupanya Syaikh2 Syiah terdahulu lebih jujur dan obyektif dalam meneliti sejarah dari pada Ulama2 Syiah kontemporer apalagi Cheerleader2 Syiah yang berada di negeri kita ini. Mereka hanya mengikuti tanpa mau baca dan belajar sejarah. <br />
Akhirnya, mengutip ayat 141 di surah Al Baqarah :<br />
“Itu adalah umat yang telah lalu; baginya apa yang diusahakannya dan bagimu apa yang kamu usahakan; dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan” (Al Baqarah : 141).</span></h6>Qosim Ibn 'Alyhttp://www.blogger.com/profile/12676595207151791229noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-721620256225820532.post-26527283979421552422011-09-08T19:43:00.000-07:002011-09-08T19:43:54.567-07:00SIAPAKAH AHL SURGA DALAM PANDANGAN ALLOH DAN ROSULNYA?<div class="mbl notesBlogText clearfix"><div>Telah maklum bahwa Alloh telah mengutus banyak sekali Nabi umtuk menyampaikan ajaran tauhid.<br />
Nabi Nuh as berkata, Q.S. Hud; 26, artinya:<br />
" Hendaknya kaloan tidak menyembah selain Alloh...".<br />
Nabi Hud as berkata, Q.S. Hud; 50, artinya:<br />
" Hai kaumku sembahlah Alloh. Tidak ada bagi kalian Tuhan selain Alloh".<br />
<br />
Masih banyak ayat yg senada dg 2 ayat di atas. Cukuplah 2 ayat tersebut sebagai bukti. Rosululloh SAW sebagai penutup para Nabi juga menyampaikan risalah tauhidiyah.<br />
Sebagai nabi yg di utus kepada seluruh manusia, bliau mengajak merka kepada ajaran Tauhid. Beliau mengajak ahl kitab ( yahudi dan nasrani), Q.S. Ali imron; 64, artinya:<br />
" Katakanlah ( wahai Muhammad) Hai ahl kitab ! kemarilah kpada satu kalimat yg sama di antara kami dan kalian bahwa tidak ada yg patut di sembah kecuali Alloh...".<br />
<br />
Ibn Abbas Ra bercerita:<br />
" Suatu hari Uqbah bin Abi mu'ith mengundang para pembesar Quroisy untuk makan bersama. Di antaranya adalah bainda Nabi SAw. Saat itu beliau SAW bekata kpd Uqbah:<br />
" Aku tidak akan memakan hidangan mu sehingga kau Bersyahadat bahwa riada Tuhan Selain Alloh dan Aku adalah utusan Alloh". Kemudian Uqbah ,elakukan permintaan Rosul SAW.<br />
Melihat kejadian itu, Ubay bin Khilaf mendatangi Uqbah dan berkata:" apakah kamu telah berpindah agama?".<br />
Uqbah menjawab:" Tidak! Akan tetapi ada seseorang masuk kerumahku dan aku malu jika ia keluar rumahku sebelum memakan hidangan ku".<br />
Ubay bin Kholaf berkata:" aku tidak rela sehingga kau meludahi wajahnya". Maka Uqbah pun melakukannya. Karena kejadian ini turunlah<br />
al furqon: 27-29, artinya:"Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang2 zolim menggigit kedua jarinya (menyesali perbuatannya) seraya berkata: wahai sekiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama Rosul (28). wahai celakanya aku ! sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan sebagai teman akrabku (29). sungguh dia telah menyesatkan ku dari peringatan (quran) ketika (quran) itu datang pada ku dan setan memang penghianat manusia".<br />
<br />
Rosululloh SAW mengajak Aly kw masuk islam. Beliau bersabda:<br />
" Bersaksilah bahwa riada Ruhan selain Alloh dan bahwa Aku ad/ Utusan Alloh".<br />
(al bidayah juz 3 hlm 24).<br />
Hal serupa juga di sodorkan kepada Abu bakae Ra Dan Abu bakar Ra melakkannya. (al bidayah juz 3 hlm 29).<br />
Umar Ra berkata:" dulu aku merupakan salah satu orang yg sangat memushi Nabi SAW> Hingga suatu hari aku mendatangi beliau. Kenudian aku duduk di hadapan beliau. Lalu beliau bersabda:<br />
" wahai ibnal khottob masuklah islam!.... Ya Alloh berilah ia petunjuk". Saat itu aku langsung mengucapka dua kalimat syahadat. ( al hilyah juz 1 hlm 46).<br />
<br />
Aly kw meriwayatkan sebuah hadis qudsi dari Rosululloh SAW bahwa Alloh SWT berfirman:<br />
" Sesungguhnya aku adalah Alloh Tiada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku".<br />
<br />
Usman Ra berkata:" saya mendengar Rosululloh SAW bersabda:" Sesungguhnya aku mengetahui sebuah kalimat, barang siapa mengucapkannya dg ihlas ia tidak akan masuk neraka jahannam. Umar Ra berkata:" bahwa kalimat itulah yg memuliakan Rosululloh SAW dan memberikan kehormatan kepada para sahabat Baliau. Kalimat itu adalah kalimat takwa yaitu kalimat yg telah di sampaikan kepada Abu Tolib-paman beliau- ketika ia akan meninggal dunia. Kalimat itu adalah LAA ILAHA ILLALLOH".<br />
<br />
Dari Abu bakar Ra, dari Rosululloh SAW beliau Saw bersabda:<br />
" Hendaknya kalian memperbanyak membaca Laa ilaha illalloh dan istighfar karena sesungguhnya iblis berkata:" aku membinasakan manusia melalui perbuatan dosa dan mereka membinasakan ku menggunakan LAA ILAHA ILLALLOH dan ISTIGHFAR. Ketika meliaht hal ini aku membinasakan mereka menggunakan hawa nafsu sedangkan mereka merasa bahwa mereka masih berada di dalam hidayah".<br />
<br />
Pehatikan kalimat:<br />
"...membinasakan mereka menggunakan hawa nafsu..."<br />
Maksudnya ad/ sesuatu yg batil di amggap sebagai sesuatu yg hak. Sehingga apa saja yg timbul di hatinya akan ia lakukan dan di anggap bahwa hal itu adalah amalan agama.<br />
Hanya orang yg mendapat petunjuklah yg mau mengucapka 2 kalimat syhadat. Mereka adalah ahli surga<br />
Dari sa,id bin zaid, dia berkata: aku mendengar Rosululloh SAW bersabda:<br />
" Abu bakar masuk surga, Umar masuk surga, Usman mausk surga, Aly masuk surga". ( Tarikh khulafa' hlm 46).<br />
Dalam surat an najm< Alloh berfiman yg artinya:<br />
" Dia (Muhammad) tidak berkata dari hawa nafsu...".<br />
Ternyata beliau Saw menyatakan bahwa 4 kholifah islam pertama , semuanya masuk surga. Seseorang yg ucapannya tidak dari hawa nafsu, pasti benar. Selain itu adalah dari hawa nafsu dan pasti salah.<br />
<br />
Al qosos: 50, artinya:<br />
" Dan siapakah yg lebih sesat dari pada orang yg mengikuti hawa nafsu mereka tanpa petunjuk dari Alloh ? "</div></div>Qosim Ibn 'Alyhttp://www.blogger.com/profile/12676595207151791229noreply@blogger.com0